Mohon tunggu...
yogi wirawan bapae
yogi wirawan bapae Mohon Tunggu... -

suka memperhatikan kehidupan dan membaca sifat sifat manusia dalam skala personal maupun komunal. Di komunitas pedalungan, seorang dewasa biasa dipanggil dengan nama anak pertamanya, jadi Bapae Ogi adalah nama saya sekarang, sedang nama kedua saya adalah Bapae Dido.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Selamat Natal untuk Uti

28 Desember 2010   20:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:17 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12935685471535031767

[caption id="attachment_82279" align="alignleft" width="180" caption="dari : www.gettyimages.com"][/caption] Sudah mengucapkan selamat natal ke Uti, Nak ? Belum Pa, bingung. katanya ga boleh, haram, dosa. Ya kalau merasa begitu ya tidak apa-apa. Telepon saja Uti dan ajak ngobrol-ngobrol, pasti senang bahkan mungkin lupa kalau Mas Ogie ga mengucapkan selamat natal. Uti adalah panggilan kesayangan dari anak-anakku untuk eyang Putrinya, Ibu dari Ibunya anak-anak. Kebetulan kami berbeda agama, Uti katolik dan kami Muslim. Sebagai cucu pertama, Ogie mendapat curahan kasih sayang dari Kakek dan Neneknya, bahkan cinta Uti sepertinya tidak berkurang walaupun sudah bertambah beberapa cucu, tetap Ogie yang paling disayang. Ogie sendiri kadang serasa lebih mencintai Uti nya dibanding Papa dan Mama nya sendiri. Ogie pernah beberapa waktu diasuh oleh Neneknya ketika kami sibuk dengan pekerjaan. Sekalipun berbeda keyakinan, Utie selalu mengingatkan Ogie untuk Sholat, memanggil guru ngaji untuk belajar membaca Al Qur an dan membelikan baju koko lengkap dengan sarung setiap lebaran. Utie pasti juga mendoakan kebaikan-kebaikan untuknya ketika menyentil rosario dalam putaran di pagi buta dan menjelang tengah malam. Secara sadar atau tidak Ogie mengerti hal itu semua, kecintaan Uti nya dan perbedaan yang ada. Ucapan selamat natal menjadi satu dilema. Mungkin dari sekolah, atau dari Mushola tempat ngaji sore atau bisa juga dari obrolan dengan teman-temannya, Ogie mendapat pernyataan mengucapkan selamat natal itu haram. Apakah dengan mengucapkan selamat natal berarti mengakui keyakinan yang lain dan otomatis meyakini nya ? Mungkin tidak otomatis ya, cuma sekedar mengakui bahwa ada orang yang sedang merayakan natal. Sedangkan esensi ajarannya sendiri, terserah pada kita untuk meyakini atau tidak. Hanya bagi bocah 13 tahun tentu tidak mudah untuk memahami dan cukup dengan mengikuti apa yang dikatakan 'pak Guru'. Hanya saja terdapat tentangan dari dalam hati kecilnya, perasaan bersalah karena tidak membalas kebaikan dan cinta Uti secara cukup, walaupun itu cuma sekedar mengucapkan selamat Natal. Papa sudah nelepon Uti ? Mengucapkan selamat natal ? Sudah, juga ke  Pak poh. Tidak dosa Pa ? Biarlah Tuhan yang menentukan Mas, Papa juga tidak mau meyakini ajaran agama yang menjanjikan neraka bagi orang-orang sebaik Uti dan Pak Poh. Orang-orang yang Papa cintai. Maksud Papa ? Papa mengimani keyakinan yang memberikan kebaikan untuk semuanya. Buka mata dan mata hati Mas, nanti juga akan menemukan pemahaman tersendiri.  Eh kalaupun tidak mengucapkan selamat natal, tetap telepon Uti ya. Iya Pa. Kapan Papa pulang ? .........................

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun