Mohon tunggu...
yogi wirawan bapae
yogi wirawan bapae Mohon Tunggu... -

suka memperhatikan kehidupan dan membaca sifat sifat manusia dalam skala personal maupun komunal. Di komunitas pedalungan, seorang dewasa biasa dipanggil dengan nama anak pertamanya, jadi Bapae Ogi adalah nama saya sekarang, sedang nama kedua saya adalah Bapae Dido.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kenapa Promag Laris Manis di Indonesia

27 Juli 2011   09:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:20 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Maag itu penyakitnya orang susah yang tidak bisa pasrah. Orang susah belum tentu orang miskin, bisa juga orang kaya tapi lagi susah, memilliki beban pikiran sehingga stress. Ketika stress asam lambung diproduksi lebih banyak, ditambah lupa atau malas makan sehingga lambung kosong, maka jadilah sakit Maag. Maag adalah penyakitnya orang yang sering stress. Hidup di Indonesia memang tidak mudah. Buktinya banyak orang Indonesia terpaksa mencari makan keluar negeri menjadi "Babu" di Arab atau Hongkong. Tetapi  banyak juga yang masih bisa menjaga kehormatan dan memilih menjadi pengangguran di tanah air. Keduanya ada pada posisi dengan tekanan hidup yang tinggi dan stress, jadilah sakit Maag. ("Babu" lebih jujur, penghormatan kadang hanyalah tipuan yang melanggengkan kenyataan, tanpa perbaikan) Kalau menonton berita atau acara-acara talk show di TV, yang ada malah ketakutan, kemarahan, kekesalan, kekhawatiran dan perasaan buruk lain. "Bad news is the good news", begitu katanya.  Syukurlah ada MTV yang menyelamatkan para pemuda serta mampu membentuk generasi anak nongkrong Indonesia.  Untung ada siaran sepakbola  liga Eropa, piala Dunia, Copa America daripada sepakbola gajah-gajah penguasa PSSI yang bikin puyeng. Juga telenovela yang menjadi labuhan mimpi Ibu-ibu setelah stress memikirkan uang belanja vs harga-harga.  Walau semuanya tidak bikin lebih pintar, tapi setidaknya tidak bikin gila atau minimal sakit Maag. Berkendaraan juga sering bikin stress, macet dimana-mana, senggol kanan dan kiri, orang-orang slonong slebor,  panas dan debu, jalanan berlobang, suara klakson, Polisi (so what gitu loh ...... kok malah bikin stress ya mahluk satu ini), sirene, mobil patwal Pak Pejabat, moge-moge, kaki lima menjarah badan jalan, muka-muka yang  ditekuk, teriakan kenek dan makelar angkot. Semua seperti jadi musuh yang mengancam. Sedangkan yang dirumah selalu khawatir, keluarga yang dijalan bisa selamat. Doa menjadi penting sekali bagi penenang hati, tapi seringkali stress dalam berbagai kadarnya tetap ada. Anak sekolah pun bisa stress luar biasa. Mulai dari buku-buku yang harus dibeli, seragam dan perlengkapan lainnya sampai uang gedung, uang wisata, uang komputer, uang tambahan pelajaran dan uang sumbangan darma wanita (loh kok ........  tapi memang ada loh). Pelajaran bertumpuk tumpuk tidak jelas ujung simpulnya, hafalan tanpa mengerti apa yang dihafalkan, teman-teman yang jadi preman, tugas dan pekerjaan rumah dari guru-guru yang maha pemurah, ujian penuh dengan akal-akalan. Belum lagi pening memikirkan apa yang diajarkan beda dengan sikap dan realita guru-guru dan penyelenggara sekolah atau orang-orang di luar sana. Agama, Pancasila dan budi pekerti hanyalah basa-basi.  Ditambah lagi curi-curi nonton porno di hape atau warnet, atau malah sudah ikutan main porno-porno an. Kecil-kecil sudah pada stress, jadilah sakit maag di usia dini. Ibu rumah tangga pun bisa stress di rumah, nonton Telenovela seharian, khawatir dengan bahan-bahan yang mau dimasak, apakah ada borax-formalin-sakazaki dan kawan kawan, mencukupkan uang belanja ketika pemerintah berhasil meningkatkan harga-harga, melihat tetangga punya motor kreditan, memikirkan anak-anak yang mungkin macem-macem diluar sana, memikirkan suami yang mungkin juga ikutan macem-macem walau versi nya berbeda, memikirkan kemungkinan ikutan macem macem juga .........  haladalah. Bapak sebagai penyangga tiang keluarga bebannya tentu paling berat. Gaji yang tidak cukup untuk satu bulan harus direkayasa dengan pat gulipat sana sini. Walaupun korupsi tetap dengan niat baik demi anak istri, kalau  ada kelebihan,  bisa buat membantu anak-anak jalanan yang suka sore-sore berbikini sepanjang jalan. Bergaya wibawa menjaga citra juga membutuhkan pengaturan penjiwaan, yang bila isyaf bisa bikin menangis dalam doa dan stress, jadi ya mendingan lupa saja. Dengan budaya korupsi di berbagai lini, layaklah orang Indonesia yang kebanyakan adalah pelakunya terusik oleh nurani nya sendiri dan merasa bersalah, stress. Jadi kalau Promag laris manis di Indonesia, inilah alasan-alasannya. Indonesia masih butuh pertolongan Promag untuk mengatasi gejala-gejala sakit maag. Sedangkan untuk mengobati secara tuntas, harus melihat akar permasalahannya, yaitu stress. Bagaimana bisa membuat hidup di Indonesia lebih nyaman, jalanan yang lebih ramah, berita-berita baik dan acara-acara pintar, Ibu-ibu yang kreatif serta bebas korupsi di semua lini. Mudah-mudahan masih berani punya mimpi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun