Mohon tunggu...
yogi wirawan bapae
yogi wirawan bapae Mohon Tunggu... -

suka memperhatikan kehidupan dan membaca sifat sifat manusia dalam skala personal maupun komunal. Di komunitas pedalungan, seorang dewasa biasa dipanggil dengan nama anak pertamanya, jadi Bapae Ogi adalah nama saya sekarang, sedang nama kedua saya adalah Bapae Dido.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Patung Obama di Menteng, Perlu Dirobohkan?

15 Desember 2009   11:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:56 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_38113" align="alignright" width="298" caption="Patung Barack Obama kecil di Taman Menteng, Jakarta (KOMPAS.com/Kristianto Purnomo)"][/caption] Setelah patung Obama kecil dengan kupu-kupu ditangannya berdiri di Menteng, beberapa kalangan berteriak untuk merobohkan patung itu. Banyak yang tidak suka dengan keberadaan patung bocah yang kemudian jadi presiden Amerika Serikat ini. Seakan tidak punya pahlawan nasional saja, sampai patung orang dari negara manca dipasang disini. Relevansinya juga apa pada sejarah bangsa Indonesia, tidak ada sama sekali. Patung itu sendiri konon dibuat oleh pematung Indonesia dengan dukungan pendanaan dari lembaga swadaya masyarakat yang menjebatani hubungan baik Indonesia Amerika Serikat dan sumbangan para pengusaha, tidak ada kontribusi dana dari pemda, hanya penyediaan lahan taman kota yang semula kosong, tidak menggatikan patung atau monumen apapun yang sebelumnya ada disitu. Harus diakui saat ini Obama menjadi pelaku sejarah dunia. Presiden non kulit putih pertama  Amerika Serikat dan sangat digemari oleh negara-negara lain, Eropa dan negara-negara Islam. Dalam perjalanan hidupnya Obama pernah tinggal di Jakarta, sekolah di Jakarta dan mendapatkan pengajaran dari guru-guru Indonesia. Obama mungkin tidak tahu bahwa patungnya berdiri di jakarta, tetapi guru-guru Obama yang masih hidup dan tinggal di Jakarta akan merasa jadi bagian sejarah Obama, dunia pun selalu di ingatkan pada fakta bahwa dia pernah menghirup udara Jakarta dengan segala kebaikannya yang berkontribusi pada masa kecilnya sehingg sekarang menjadi orang pertama di AS saat ini. Apakah dengan memberikan ruang bagi berdirinya patung obama, kita mengkhianati arti pahlawan bangsa ? Tentu saja benar kalau kita tidak memberikan ruang yang cukup juga bagi Pahlawan kita dimonumenkan. Saya cenderung setuju agar para pengkritik patung Obama, menggalang kemampuan untuk mendirikan patung-patung pahlawan nasional yang lain di berbagai tempat, sehingga membuat kota menjadi lebih indah, memiliki nilai sejarah dan laku dijual sebagai obyek wisata. Sedangkan patung Obama, biarkan dia menjadi bagian aset wisata dan monumen kenyataan sejarah di Menteng situ. Seringkali ketika saya mengunjungi suatu kota, ada beberapa monumen yang berbicara tentang sejarah kota itu. Misalnya kalau anda datang ke Malang Jawa Timur, di daerah arjosari sebelum terminal akan nampak patung Kendedes, arca perempuan duduk bersila dengan dada telanjang. Menurut UU pornografi patung ini jelas tidak layak ditampilkan di ruang publik, tapi itu adalah kenyataan sejarah bagaimana nenek moyang kita dulu berpakaian dan meletakkan tata susila, mana yang dianggap tabu dan yang tidak. Apakah patung itu harus diturunkan juga ? Kalau sekarang terdapat pergeseran nilai susila di masyarakat, harapan saya patung itu tetap tidak diturunkan, cukup dibalut kain pada bagian yang dianggap perlu. Patung atau monumen tidak hanya bicara sejarah, tapi juga estetika dan daya tarik wisata kota. Harus diakui bahwa keberadaan obama di menteng dan popularitasnya sebagai presiden AS saat ini cukup menarik sebagai jualan wisata. Silakan mempercantik kota dengan membuat patung-patung yang berarti dan inspiratif bagi semuanya, yang ada tidak perlu dirobohkan. Sirik hanya menandakan ketidak mampuan kita. seorang anak kecil memandang patung obama kecil ..... kupu-kupu mungil di tangannya dan mimpi besar dibenaknya, menjadi seorang presiden ..... patung itu berbagi mimpi dengan anak-anak yang memandanginya. cakrawala masa depan yang terbentang yang memungkinkan anak setengah hitam dari menteng jadi presiden di negara besar. anak itu pulang membawa mimpi untuk kelak jadi presiden di sini..... bahkan mungkin juga disana. Selamat mempelajari hikmah. flensburg fjord, 15 12 09

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun