Mohon tunggu...
Banyu Wijaya
Banyu Wijaya Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

#nusantaraindonesiatrulyuniversa

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jalan-jalan ke Candi Ijo dan Rumah Dome

22 April 2013   08:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:49 1145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada Hari Kartini, 21 April 2013 kemarin, kami sekeluarga bertamasya. Dari hari kemarin putri kami sudah merajuk ingin ke candi. Memang selain ke pantai, anak-anak saya suka ke candi agar mereka tahu betapa hebat bangsanya. Mungkin kebawa kesukaan saya, hehe....Candi-candi yang pernah dikunjungi anak-anak saya di antaranya Candi Prambanan, Candi Sambisari, Candi Kimpulan (Candi Pustakasala), dan tentu saja Candi Borobudur. Awalnya saya hendak membawa ke Candi Sojiwan, karena belum pernah ke sana. Namun dengan berbagai pertimbangan, akhirnya saya membawa mereka dan istri saya ke Candi Ijo. Rute perjalanan: Demak Ijo (08.18 WIB) - Mirota Godean - Tugu - Bunderan UGM - GOR UNY - Waroeng Steak Gejayan - Ambarrukmo Plaza - Fly Over Janti - Resto Cupu Watu - Candi Kalasan - Jl. Piyungan-Prambanan - Candi Banyunibo - Candi Ijo. Anda harus berhati-hati karena perjalanan dari Jl. Piyungan-Prambanan hingga Candi Ijo menanjak, bahkan selepas Candi Banyunibo hingga Candi Ijo jalanan beraspal sudah agak rusak dan berlubang serta cukup sepi. Tampak beberapa kandang kelompok ternak sapi dan industri batu. Kebun menghijau dengan tanaman sangat banyak menyediakan pakan bagi ternak sapi. Perbukitan dibelah untuk diambil batu-batunya. Setelah berjuang, akhirnya tibalah di Candi Ijo, candi Hindu yang berada pada tempat tertinggi di Kabupaten SlemanCandi Ijo terletak di Dukuh Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DI. Yogyakarta. Candi ini merupakan candi paling timur di Kabupaten Sleman yang berjuluk Sleman Wisata Seribu Candi. Kota Yogyakarta dan Bandara Adisucipto Yogyakarta tampak. Saya menuliskan nama dan alamat di daftar pengunjung. Saya menanyakan berapa HTM-nya, penjaga/petugas mengatakan silahkan mau memberi berapa sambil menyodorkan buku yang ada beberapa lembaran uang Rp.5.000,00. Saya pun menaruh uang Rp.5.000,00. Saya teringat hal yang sama ketika mengunjungi Candi Sojiwan. Hanya saja penjaga tidak menerima uang dari pengunjung, karena memang masih dalam tahap rekonstruksi meskipun sudah cukup banyak pengunjung. Suatu saat nanti Candi Sojiwan akan dibuka secara resmi. Demikian kata penjaga. Candi Ijo sudah berdiri dan sudah pantas untuk dibuka secara resmi. Pada bagian candi perawara saja yang maish tampak batu-batu candi belum tertata. Mungkin itu salah satu alasan belum ada tarif resmi, selain tentu saja ada alasan-alasan lain yang mereka lebih paham. Saya sebagai hobiis traveler candi berpikir bahwa uang segitu sebenarnya tak sepadan dengan kebesaran mahakarya Candi Ijo. Oleh karenanya, penulisan ini pun dalam rangka agar Candi Ijo kian dikenal ke seantero dunia, terutama bagi bangsa sendiri. Terima kasih ..... Plang Candi Ijo. (dok. bw)

13665869121069939236
13665869121069939236
Candi perwara, berada di sebelah barat (depan) candi utama. (dok. bw)
13665864651746054584
13665864651746054584
Nampang di gerbang candi utama. (dok. bw)
13665867762073472699
13665867762073472699
Nampang di candi utama. (dok. bw)
1366587236629589253
1366587236629589253
Kompleks Candi Ijo dipotret dari sebelah timur. (dok. bw) Berbekal informasi dari penjaga Candi Ijo, kami yang baru pertama kali lewat jalan ini, meneruskan jalan ke timur hingga sampai rumah dome. Jalanan naik-turun dan berkelak-kelok khas perbukitan, sungguh mengasyikkan. Anda harus tetap hati-hati dan waspada. Dari perbukitan yang menghubungkan Kabupaten Klaten dan Gunung Kidul di sebelah timur dan Kabupaten Bantul di sebelah selatan ini tampak sudah rumah dome berwarna putih dan berbentuk bundar di sebelah barat daya, kami pun bernafas lega. Sepanjang perjalanan jantung berdebar-debar, karena rute perjalanan menegangkan. Akhirnya, tibalah kami di rumah dome atau rumah Teletubbies di Dusun Ngelepen, Sumberharjo, Prambanan, Sleman, DI. Yogyakarta.
13665872771898773649
13665872771898773649
Selamat Datang di New Ngelepen. (dok. bw)
1366587415191166146
1366587415191166146
Mushola Dome. (dok. bw)
1366587541702324650
1366587541702324650
Aula dan Perpustakaan Rumah Dome. (dok. bw) Setelah sholat Dzuhur dan makan nasi pecel di sebelah selatan area permainan di kompleks Mushola Dome dan Aula Dome, kami pun pulang. Namun karena panasnya Matahari sehingga kami merencanakan berhenti di Jogja Expo Center. Namun ternyata JEC sedang ada acara audisi Coboy Junior sehingga ramai banget. Akhirnya, kami pun menuju Stadion Mandala Krida, Yogyakarta. Stadion kebanggaan warga Jogja dan markas PSIM ini sudah menua, tetapi belum juga direhab. Area ini terdapat stadion sepakbola, arena balapan road race, jogging, fitness, bola basket, dan lain-lain. Seta seringkali digunakan untuk latihan menyetir mobil. Bermula dari cukup seringnya melihat road race di Mandala Krida inilah saya jadi suka nonton balapan dan memodifikasi motor saya laiknya motor underboned dan 2 kali mengecat motor. Waktu itu sedang hebat-hebatnya rider Jogja Hendriansyah, rider Sleman berjuluk Sang Dewa Road Race dan kemudian hari muncullah Doni Tata Pradita, Cah Sleman yang naik motornya saja harus dibopong sang ayah. Karena panasnya Matahari, kami berteduh di bawah pohon. Anak-anak bermain. Sambil tiduran, saya mendengar 4 orang bapak dan 1 tukang parkir ngobrol ngalor ngidul seputar capres 2014 dan sepakbola. “Indonesia dinyek malaysia wae presiden saiki ra wani” (Indonesia dihina Malaysia saja, presiden yang sekarang tidak berani). Mereka mengharapkan Prabowo jadi presiden, karena pemberani dan memimpin pemberantasan preman. Menjelang pukul 15.00 WIB, saya dan anak-anak berlari-lari santai mengelilingi stadion. Ternyata capek juga..... Setelah hawa agak dingin, kami pun pulang setelah membayar parkir Rp.1.000,00. Rutenya: Rumah Dome - Jl. Piyungan-Prambanan - Jogotirto (Berbah, dahulu ada fenomena crop circle, saya bersepeda menuju ke sini dan melihat crop circle dari bukit Suru) - Masjid Wotgaleh - Blok O - JEC - Gembiraloka - SGM - Balai Kota Jogja - GOR Amongrogo - Stadion Mandala Krida - Melia Purosani - 0 km - perempatan Wirobrajan - sentra soto Kadipiro - Perempatan Pelem Gurih - Stasiun Patukan (16.05 WIB). Alhamdulillah .....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun