Mohon tunggu...
Banyu Wijaya
Banyu Wijaya Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

#nusantaraindonesiatrulyuniversa

Selanjutnya

Tutup

Money

Atasi Krisis Pangan dengan Polikultur

17 Februari 2013   09:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:10 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Perubahan iklim global memiliki berbagai skenario. Di Amerika Utara dan Eropa amat berpengaruh, sementara di Jepang hampir tidak disosialisasikan. Alasan utama terjadinya peningkatan suhu di Eropa dan Amerika Utara adalah di Samudera Atlantik terdapat arus panas besar yang mengalir dari selatan ke utara.

Hal ini menyebabkan terjadinya suhu udara tinggi. Jika skenario ini benar-benar berlangsung, maka pertanian tropis utamanya Indonesia sebagai negara agraris tentunya akan memegang peranan sangat penting dan sekaligus berat dalam skala dunia. Oleh karenanya, pertanian Indonesia harus mengembangkan sistem pertanian polikultur secara besar-besaran.

Mengapa demikian? karena dunia mengharapkan berbagai jenis pangan dari Indonesia dan dalam hal ini ekosistem Indonesia dapat dimanfaatkan secara maksimal. Perubahan iklim juga akan menyebabkan produksi pertanian menghadapi risiko lebih besar terhadap serangan hama dan kerusakan akibat iklim.

Jadi, ketahanan terhadap bahaya ini dapat diatasi dengan pengembangan polikultur secara besar-besaran. Dan di sisi lain perlunya pembatasan terhadap pertanian monokultur. Karena sebenarnya monokultur di negara berkembang termasuk Indonesia adalah warisan dari penjajahan negara Barat yang hanya berorientasi pada keuntungannya sendiri dengan memaksakan pertanian a la penjajahan. (sumber: seminar/berbagai sumber/2010)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun