Terus terang, ada perasaan sedih sekaligus air mata ini hendak menitik, saat membaca Sayonara Bung Menteri Olahraga di www.detik.com. Namun sejatinya sebelum ditetapkan sebagai tersangka pun, seiring dengan membanjirnya informasi dugaan keterlibatannya pada kasus Hambalang, saya sudah bersedih.
Saya termasuk orang yang mendukung Andi Mallarangeng jadi Ketua Umum Partai Demokrat ketimbang Anas Urbaningrum. Selain posisinya sebagai Jubir Presiden dan orang dekat SBY, Andi dalam pandangan saya lebih santun.
Berikut saya petik kalimat dari Majalah Detik:
Andi kemudian menggelar perpisahan di lantai 10 Gedung Kemenpora, Jl. Gerbang Pemuda, Jakarta Pusat. Hadir dalam acara perpisahan itu para pejabat eselon I dan II Kemenpora. Kembali Andi berlinang air mata ketika mengucapkan salam perpisahan. Ia tak dapat menyembunyikan kesedihan di depan para anak buahnya. “Ini silaturahmi saya sebelum meninggalkan kantor Kemenpora,” kata Andi.
Selain mengundurkan diri dari kabinet, dalam kesempatan itu, Andi juga mengajukan pengunduran dari kepengurusan Partai Demokrat (PD).
Terus terang saya juga merasa simpati kepada AM, karena dia merupakan Warga Gadjah Mada (alumnus Universitas Gadjah Mada). Walaupun saya tidak hendak menuduh sebagaimana ada pihak2 yang mengatakan bahwa lulusan perguruan tinggi negeri berlaku korupsi. Bukan karena tersangka anak kuliahan, tetapi karena barangkali sistem yang sudah kian parah di republik ini sebagaimana dikatakan pakar politik UI di bagian lain Majalah Detik ini (wawancara).
Perjuangan masih panjang, Mas Andi... Semoga diberi kekuatan oleh-Nya.
Baca juga: Adu Kuat, AM, AU dan SBY
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H