Walau kau bukan sepedanya Soekarno, tapi kau ikut membuat sejarah bagiku Walau kau bukan sepedanya Lance Armstrong, tapi kau sudah memboncengku berkilo-kilo meter Walau kau tidak secepat jet daratnya Michael Schumacher, tapi kau sudah mempercepat asaku tuk jelajahi negeri Kalimat-kalimatku ini kupersembahkan demi penghormatanku tuk semua benda bernama sepeda
Sepeda parkir di pinggir tembok Selokan Mataram di bilangan Banyurejo, Minggir, dekat perbatasan Kabupaten Magelang (Desa Bligo, Kecamatan Ngluwar) dengan Kabupaten Sleman. Saya bawa sepeda ke Pantai Parangkusumo, Bantul (sebelah barat Pantai Parangtritis) tuk mengenang masa-masa awal keikutsertaanku di Perguruan Pencak Silat Beladiri Tangan Kosong (PPS Betako) Merpati Putih pada tahun 1997. Merpati Putih memiliki kepanjangan Mersudi Patitising Tindak Pusakane Titising Hening. Artinya Mencari sampai mendapat Kebenaran dengan Ketenangan. Sedangkan MP memiliki motto:Â motto: Sumbangsihku tak berharga, namun Keikhlasanku nyata. Namun seperti halnya di bangku SLTA di Purwokerto, hanya sekitar setahun saya mengikuti MP di Yogyakarta. Terhibur juga pada masa-masa di MP saya sempat menjajal "pertarungan" di kancah nasional dengan mengikuti Kejuaraan Mahasiswa PPS Betako Merpati Putih Tingkat Nasional di Universitas Udayana Denpasar, Bali. Selama 8 hari Jogja-Bali PP dengan mengunjungi Pasar Sukowati, Pantai Sanur, Pantai Kuta, dan Joger. Saya berterima kesih kepada keluarga besar MP karena hingga sekarang saya masih suka pencak silat. Saya pun masih kuat bersepeda salah satunya berkat MP yang latihan-latihan dan jurus-jurusnya, terutama pernafasan, kadang masih saya praktekkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H