Pemimpin atau Presiden Republik Indonesia sebagaimana menurut Prabu Joyoboyo dalam kitabnya Jongko Joyoboyo adalah mengikuti pola Noto Nagoro (no to na go ro = no to na ga ra)
1. No --> Soekarno
2. To --> Soeharto
3. Na --> Nahdatul Ulama? --> Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pernah menjabat Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama.
B.J. Habibie tidak termasuk dalam rumus ini.
4. Go --> Goro-goro. Megawati Soekarnoputri mulai tenar setelah ada kejadian goro-goro penyerbuan kantor PDI (Peristiwa Kuda Tuli).
atau Ga --> Megawati Soekarnoputri
5. Ro --> ????? Satrio ?????
atau Ra --> Ratu Adil????
Soesilo Bambang Yudhoyono tidak termasuk dalam rumus ini. Analisis saya, SBY lebih sebagai penerus Soeharto dan Orde Baru, karena SBY pun termasuk dalam gerbong Orba sebelum membesut Partai Demokrat.
Kecuali bila rumus tersebut tidak sampai selesai, tetapi kembali dari awal lagi, yakni No --> Yudhoyono, maka jadinya pas. Dengan kembalinya rumus dari awal, maka kans terbuka lebar bagi Prabowo Subianto atau kandidat yang lain yang memiliki nama berakhiran To untuk memimpin negeri ini. Namun bila rumusnya kembali ke awal lagi, maka tentu semakin lama kita sampai pada Ratu Adil.