Mohon tunggu...
Banyu Wijaya
Banyu Wijaya Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

#nusantaraindonesiatrulyuniversa

Selanjutnya

Tutup

Money

Fenomena Radio dan Televisi Berita

13 September 2012   08:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:32 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1347524634920353859

Stasiun televisi Trans 7 yang awalnya bernama TV 7 adalah kepunyaan Kompas Gramedia cukup menyedot asa pada eksistensi news television (news tv) yang slot itu sudah ada sebelumnya di Metro TV dan tvOne. Namun kemudian hari berganti nama menjadi Trans 7 pindah tangan ke Trans Corp. Trans 7 meneruskan kekuatan khas petualangan dan olah raga milik TV 7. Hingga detik ini saya masih menyukai acara Si Bolang, One Stop Football, dan tentu saja MotoGP. Bahkan melalui live streaming, Trans 7 & paling oke kualitas tayangannya. Kini Kompas Gramedia punya Kompas TV yang dapat saya tonton melalui channel RB TV. RB TV adalah Retjo Buntung Televisi milik Amikom (mohon maaf bila keliru) Yogyakarta. Dengan kebesaran Kompas Gramedia saya kira Kompas TV akan dapat eksis sebagaimana Sonora. Beberapa acaranya menarik, seperti Tarung, Stand Up Comedy (Comic Actipn), Discovery Channel, dan Ekpedisi Cincin Api. Untuk acara terakhir saya hanya menonton promo tayangnya. Namun demikian sudah membuat saya pantas berbangga akan kehebatan dan keindahan gunung-gunung api di Nusantara ini, walaupun juga menyimpan marabahaya akibat "amukan kemarahan"nya. Hal utama yang menarik saya pada tayangan televisi adalah suara pembawa acara ataupun pengisi suara. Saya merasakan antara haru dan iba ketika pertama kali mendengar pengisi suara "iklan" Ekspedisi Cincin Api di Kompas TV. Suaranya sangat mengena di jantung kesadaran saya akan "kengerian" bencana yang ditimbulkan oleh gunung-gunung api di Nusantara sehingga dikenal sebagai negeri ring of fire. Juga  sekaligus perasaan membuncah karena kebanggaan bahwa negeri ini memiliki sekian gunung berapi tersebar dari Sabang hingga Merauke yang membawa berkah bagi masyarakat setempat. Metro TV pun mempunyai pengisi suara yang hebat pada acara-acara unggulan, semisal Editorial Media Indonesia. Suaranya begitu khas dan mengena. Dahulu ada Tina Talisa, bunganya apa Kabar Indonesia Malam. Setelah pindah ke Indosiar saya belum pernah menontonnya. Kemudian Karni Ilyas, Presiden Indonesia Lawyers Club yang wajahnya tampak tiap malam Rabu. Bisa dibilang acara yang dimoderatori oleh BK ini paling heboh sedikit di atas acara unggulan Metro TV, yaitu Kick Andy dan Selamatkan Anak Negeri. Acara yang terakhir kini sudah off. Praktis, Metro hanya mengandalkan Kick Andy, Mario Teguh Golden Ways, dan Mata Najwa. Secara umum saya mengakui suara para pembawa acara (anchor, host, dll) dan pengisi  suara pada televisi dan radio berita enak didengar, selain paras mereka yang cantik dan ganteng. Fakta tersebut membuat sebagian pemirsa, termasuk saya, menyukai berita-berita di televisi di tengah bejibunnya sinetron dan infotainment. Walaupun sah-sah saja orang mempunyai selera yang berbeda-beda. Memang ada beberapa sinetron yang cukup menarik perhatian saya, misalnya mengenai sejarah, tetapi sangat sedikit jumlahnya. Sebabnya, kebanyakan mengkhayalnya. Benar, bila tayangan sinetron itu disebut sebagai novel sejarah, tetapi tidak tepat bila mengaku sebagai film/sinetron sejarah. Dahulu ada film sejarah yang relatif bagus, yakni Serangan Fajar dengan tokoh utamanya seorang pemuda bernama Temon. Nmaun kini sudah tidak pernah ada televisi yang menayangkan. (dok. http://rolfilmblog.blogspot.com/2012/05/11-karakter-pencuri-perhatian-dalam.html) Film mancanegara, terutama Mandarin dan Hollywood cukup menyedot perhatian saya, di antaranya film-film yang dibintangi Jet Li, seperti Fearless, Kungfu Master, dll juga film dengan aktornya Jacky Chen; serial Harry Potter, serial Jurassic Park, serial Termanitor dengan aktornya Arnold Schwarzenegger, serial Matrix dengan Keanu Reeves, Speed dengan aktornya Tom Cruise, Superman, Spiderman, Avatar, dan lain-lain. Bila pembawa acara dapat terlihat di layar kaca, sedangkan pengisi suara sebagaimana pembawa acara radio tidak terlihat sehingga kadang penasaran seperti apakah orangnya. Berkat teknologi informasi, kini tampang pembawa acara radio Sindo Radio misalnya dapat disaksikan di situs mereka melalui wahana video live streaming. Kalau mengenai Mario Teguh, pernah saya membaca bahwa MT digaji cukup tinggi oleh Metro TV. Namun ada hal yang tidak saya mengerti dan bikin penasaran yakni apakah narasumber politisi atau pengamat itu "dapat bayaran" ketika tampil di televisi atau radio atau justru "membayar" agar bisa tampil di televisi atau radio atau bagaimana? Sebabnya, dengan kehadiran mereka televisinya atau radionya sepertinya jadi "kebanjiran" iklan. Atau jangan-jangan iklannya sengaja dibuat banyak pada acara politik tersebut yang sebenarnya untuk slot iklan pada waktu yang lain? Namun memang sering kali acara politik pun berada pada prime time, yang memang dikenal sebagai slot waktu yang mahal harga iklannya. Silahkan bagi pembaca yang mengetahui jawabannya, berbagilah .....

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun