Mohon tunggu...
banyu pertiwi
banyu pertiwi Mohon Tunggu... -

seorang wanita Indonesia... memulai berkarya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Inilah Aku

12 Oktober 2010   06:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:30 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sering, sangat sering sekali ku ucapkan permohonan maaf kepada mu.. tapi hal ini selalu terulang.. aku pun malu untuk selalu melakukannya tanpa ada perbuatan yang lebih baik... namun, tetap kuhaturkan permohonan maaf ini kepadamu... dholimnya aku pada diriku menjadikan dirimu juga terdholimi olehku...

niatmu sungguh mulia.. kau baik sekali.. dan aku betul2 faham apa yang kau mau... tapi aku hanya belum sanggup.. dan sungguh aku tak pantas menjadi apa yang kau harapkan. aku bukan Rabi'ah al adawiyyah yang abid dan zhuhud, aku bukan pula sayidatina Khodijah yang thawadhu dan sabar, aku juga bukan Sayidatina Aisyah yang briliyan dan teguh.. aku hanyalah aku yang bodoh dan berdiam dalam kebodohan...

tak pantas ku menyentuh maqom wanita2 sholihah seperti wanita-wanita mulia itu.... hanyalah aku yang berkalang dosa dalam rasa benci, sesal, dan kecewa...

kau tetap ada disisiku selama ini adalah ni'matNya yang begitu besar untukku.. rasa syukur tanpa arti yang selalu kuucapkan, tak sanggup aku membalas budimu padaku...

aku selalu mencela dan menyanggahmu.. bukan aku tak faham.. tapi aku sudah tak ingin memahaminya. kukira dengan rasionalitas yang kujejalkan pada otakkan untuk menutup batinku kan bisa menyibukkan aku dalam urusan dunia dan melupakakan semua ini. namun sebaik-baiknya aku menghindar.. masih saja aku terjatuh... tapi semoga ini hanya sebentar dan aku kan segera bangun dan kembali berlari....

jika aku memberatkanmu... tinggalkanlah aku, aku tak ingin kau bersedih karenaku, aku tak ingin kau berfikir keras sebab diriku, aku tak ingin menjadi beban untukmu....

biarlah aku mengalir... meski hanya berakhir di pelimbahan... dan tak pernah mengecup indahnya hakikat dan ma'rifat dalam luasnya samudera IlmuNya... tetaplah kau bersinar.. memberi manfaat kepada saudara-saudaramu.. tanpa beban dariku yang dhoif ini.

terimakasih..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun