"Pak Dwi, saya prihatin dengan kondisi pemilu saat ini?", kata Pak Hoedoyo.
"Kenapa Pak?" tanyaku pada Pak Hoedoyo.
"Begini Pak, saya melihat di ranah kampanye sekarang ini. Baik itu sosialisasi caleg, kampanye tertutup maupun kampanye terbuka. Terlihat orang-orang itu saja yang hadir!", kata Hoedoyo (69 Tahun), sambil mendesah akan keprihatinannya.
Selain itu Hoedoyo bercerita tentang informasi dari media televisi yang mengatakan bahwa pemilih pemula itu ada sekitar lima puluh jutaan orang. Kata Pak Hoedoyo, "Pak Dwi, dengan lima puluh jutaan pemilih pemula yang notabene belum paham benar akan arti pemilu, sedangkan informasi yang mereka terima dari media lebih banyak negatifnya. Jangan-jangan mereka menjadi apatis dan tidak hadir ke TPS untuk memberikan hak suaranya? .... Ini kan potensi golput (golongan putih ) membesar prosentasenya?."
Saya termenung sesaat, iya-ya ... "Kalau Golput nya lebih besar berarti pemerintah yang terpilih bisa jadi tidak sah." katanya berikutnya.
Jawabku, "Itu tugas kita Pak, salah satunya sebagai warga negara untuk tetap sosialisasi pemilu dan mendorong masyarakat atau penduduk Warga Negara Indonesia untuk rela tulus hadir dan memberikan hak suaranya". Lanjutku,"Ssbenarnya semua unsur terkait sudah dan sedang gencar-gencarnya mengajak warga atau penduduk untuk sukseskan Pemilu 2014. Lewat media cetak, televisi, radio dan langsung blusukan ke wilayah. Yuuk Pak, kita tetap harus berusaha, berharap, bergerak dengan tindakan sesuai tupoksi masing-masing. Semoga pemilih pemula mau belajar dan hadir di TPS-TPS 9 April 2014 mendatang, dengan memberikan hak suara. Amin" ...
Adapun pada pileg2014 ini diikuti kedua belas partai nasional dan tiga partai lokal Aceh telah banyak melakukan kampanye terbatas maupun terbuka dengan segala cara yang telah ditetapkan oleh undang-undang, juga Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) dari KPU maupun Peraturan Badan Pengawas Pemilu (Perbawaslu) dari Bawaslu.
Ikhtiar yang dilakukan semua pihak diantara adalah kampanye pemilu damai yang telah diawali dari tingkat pusat. Sebagai bagian yang berusaha menyukseskan pemilu dan dapatnya pemimpin yang "the right man the right place", banyu murni memupuk semangat nasionalisme, dalam koridor nusantara yang lebih baik di masa datang, pada diri sendiri, keluarga dan lingkungan utamanya.