Mohon tunggu...
Haji Dwi Sugiarto
Haji Dwi Sugiarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bergerak Berjuang Ber-Demokrasi

Tiyang Jawi nembe Sinau lan Nyinauni Jawi supados Njawani. Rawe-rawe rantas malang-malang putung.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Wajarlah Siklus Hidup

19 Juni 2020   10:25 Diperbarui: 19 Juni 2020   10:28 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Katak Terbang/dokpri

Berudu

Kecebong

Anak Katak

Katak 

Bertelur lagi menetas jadi berudu seterusnya ...

Manusia dalam rahim 

Sperma dan telur dikandung bunda

Menyatu karena semangat ayah yang sadar akan karunia-Nya

Disatukan - Nya tanpa bisa memilih telur yang mana

Terima pasrah atas arahan - Nya 



Batas waktu tak jauh sembilan bulan sepuluh hari sempurna

Sperma telur dsatukan jadi darah

Darah tumbuh jadi daging

Daging berisi organ dalam juga tulang

Empat bulan ditiupkan napas ruh dari - Nya  



Tumbuh sempurna Sang Jabang Bayi

Sembilan bulan sepuluh hari penderitaan bahagia Sang Bunda

Ooo  eeeeyyyy tangisan kaget sang jabang bayi

Gembiranya orang tua juga saudara menerima suka cita bahagia

Cinta kasih yang terpadu telah berbuah manis Harapan Bahagia selalu 

Alhamdulillah kalimat yang pantas atas semua-Nya. 



Gandaria, 19 Juni 2020

Haji Dwi Sugiarto


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun