Mohon tunggu...
Haji Dwi Sugiarto
Haji Dwi Sugiarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bergerak Berjuang Ber-Demokrasi

Tiyang Jawi nembe Sinau lan Nyinauni Jawi supados Njawani. Rawe-rawe rantas malang-malang putung.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Berdemokrasi

9 Juni 2020   17:18 Diperbarui: 9 Juni 2020   17:37 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ber-Demokrasi, Dwi sebagai manusia Indonesia yang beragama Islam saya tahu sejarah berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini.

Sebagai pelaku perjalanan pemilu di Indonesia sejak masa Reformasi 1998, dengan Presiden BJ Habibi bersama MPR memutuskan pemilu 1999, dengan sebanyak-banyaknya peserta.

Semua peraturan yang berkaitan dengan tata pemerintah hampir diperbaiki, sesuai kehendak pereformasi, diantaranya peserta pemilu atau partai politik tidak hanya tiga partai PPP, GOLKAR, dan PDI saja.

Termasuk tentang partai politik, peserta partai baru mendominasi ada 45 partai baru. Pendiri partai adalah orang-orang yang merasa punya pengaruh besar di Indonesia, merasa mempunyai modal harta yang berlimpah ruah, atau kelompok orang yang bernafsu besar ingin menguasai pemerintahan demi kelompoknya (ini yang menyedihkan) dan banyak latar belakang pendirian partai baru tersebut.

Demikian pula setelah puluhan tahun masa reformasi berjalan yang terjadi adalah rebutan pimpinan partai, jika kalah dalam konvensi pimpinan, buat partai baru lagi. Hal ini mengkhawatirkan jika tak ditinjau kembali peraturan tersebut tentang peserta pemilu, terus dan terus sampai kapan rakyat Indonesia dipertontonkan rebutan kekuasaan yang tak sedikit biayanya.

Sekedar perenungan biaya yang besar dalam pendirian partai, biaya sosialisasi sampai kampanye itu untuk membangun bangsa atau diberikan untuk modal rakyat miskin, pasti negara ini lebih baik. Karena para orang atas atau pimpinan bisa legowo dengan wadah yang telah ada. 

Panwascam Rakoor | dokpri
Panwascam Rakoor | dokpri
Yach merenungi setiap pemilu, selalu ada peraturan baru. Membuat peraturan perlu biaya tinggi, alangkah baiknya biaya itu untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. (mimpi ni yeee). Tetap harapan ini ku sampaikan pada Empunya Ketetapan yaitu Yang Maha Pengatur. 

Pemilu demi pemilu berjalan terus dengan pserta yang selalu berubah-ubah, menjadi kan semua harus belajar lagi terhadap peraturan baru. terus dan terus tiada henti untuk memperbaiki. Ya inilah Continual Improvement yang harus terjadi. Indonesia harus tambah baik, tambah makmur semuanya.

Demokrasi terus berjalan sejak negeri ini didirikan oleh para pejuang bangsa Indonesia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun