Tak ada yang abadi, kabeh mau mesthi ana wayaeh lang mangsane. Semua pasti ada batasan waktunya. Sedang keabadian hanyalah kepunyaan Tuhan semata.
[caption id="attachment_228088" align="aligncenter" width="550" caption="(Pohon Beringin Tua Banyumas / dok. pribadi)"][/caption]
Banyumas – Pesta rakyat Banyumas di awal tahun 2013 telah usai yaitu Pemilihan kepala daerah atau Pilihan bupati dan Wakil bupati Banyumas yang berlangsung pada hari minggu pahing 17 Februari 2013. Dari hasil quick qount yang di keluarkan KPUD Banyumas dan LSM membuktikan bahwa Partai berlambang Banteng serta Kabah masih cukup kuat yaitu koalisi antara PDI Perjuangan dan PPP dengan kemenangan Husein Berbudhi.
Perjalanan pesta demkorasi di Banyumas tahun ini memang tak seramai pada pemilihan langung yang pertama yaitu tahun 2008 dengan tingkat antusias yang menurun. Namun hiruk pikuk pesta rakyat tetap di sambut dengan gembira saat suara rakyat berpihak kepada sosok yang sederhana dan murah senyum yaitu Bapak Ir. Husein yang pernah menjabat sebagai wakil bupati banyuma periode 2008-2013.
Berharap hampir sama dengan pilkada di kabupaten Cilacap, yang membuktikan bahwa masyarakat sekarang semakin cerdas. Tidak mudah di bohongi dengan janji-janji serta politik uang. Kekuatan rakyat Cilacap justru berpihak kepada calon bupati yang sesuai dengan hati nurani rakyat. Bukan semata-mata memilih yang banyak duitnya.
Kenyataan memang pilkada Banyumas tidaklah sama persis dengan pilkada di Cilacap, namun membuktikan bahwa rakyat sudah semakin cerdas tidak mudah di beli. Dan kekuatan rakyat akan sulit di bendung saat bersatu padu menyamakan kekuatan layaknya lidi yang bersatu pasti dapat menyapu bersih sampah-sampah masyarakat.
Mengenai kekalahan pada quick qount pilbub Bayumas 2013 memang sudah ada pertanda alam. Sudah sangat lama ingin menuliskan jauh hari sebelum pelaksanaan Pilkada Banyumas namun jari jemari tak mampu untuk menuliskannya, mungkin bisa jadi akan kurang etis dan terlihat mendahului kersa Tuhan Yang Maha Kuasa. Hehe…  :-)
Pertanda Alam Banyumas masa mendatang
Alam itu selalu benar, tak pernah berbohong kepada manusia, alam menjadi pertanda di setiap kejadian dan peristiwa. Pada kegiatan Jamasan Pusaka Kalibening Desa Dawuhan Banyumas memang banyak yang ingin membaca bagaimana perkembangan nasib kabupaten Banyumas. seperti di ketahui cikal bakal kabupaten Banyumas adalah dari sejarah kalibening, sehingga tidak heran jika makam-makam bupati pertama hingga ke 13 di makamkan di komplek makam Dawuhan. Serta banyak juga tokoh-tokoh nasional yang di kebumikan di makam dawuhan tidak terkecuali Leluhurnya Prabowo subianto.
Kejadian saat Jamasan Pusaka dan penghitungan pusaka Kalibening mengalami penambahan dan pengurangan. Hal tersebut berlangsung selama bertahun-tahun. Peristiwa berkurang dan penambahan pusaka merupakan hal ghaib yang diluar nalar manusia. Museum itu hanya di buka setahun sekali pada saat jamasan pusaka yaitu tanggal 12 mulud (robiul ‘awal).
Banyak pertanda dengan bertambahnya pusaka yang ada yaitu keris, kujang serta ada pedang kembar yang mungkin menjadi pertanda alam di banyumas. namun dengan bijak juru kunci dan tim museum kalibening tidak menjelaskan penafsiran secara gamblang. Biarlah pengunjung yang menafsirkan sesuai dengan hati dan nuraninya terkait dengan penambahan pusaka, ucap salah satu perangkat desa Dawuhan yang masih keturunan dari Mbah Kalibening.
Tumbangnya Pohon Beringin
Saat peristiwa Jamasan Pusaka Banyumas ada kejadian yang cukup menghebohkan, namun wartawan media saat itu memang sudah tidak berada di lokai Pendopo Museum Kalibening. Kejadian itu adalah tumbangya pohon mbulu yang berada di komplek Sumur Pasucen tepatnya di dekat sumur lanang. Pohon tersebut telah berumur ratusan tahun dengan batang yang cukup tinggi serta akar yang begitu kekar menembus tanah dan bebatuan.
Pohon mbulu tersebut merupakan spesies dari Pohon beringin yang menjadi lambang partai golkar. Kejadian tumbangnya pohon tersebut terjadi pada sore hari pasca prosesi jamasan pusaka. Sebelumnya ada yang sudah mendapatkan pertanda lewat mimpi. Beliau salah satu keturunan mbah kalibening mendapat petunjuk lewat mimpi, seolah-olah ada orang tua yang berada di dekat pohon mbulu tersebut. Ia meminta agar di foto bersama dengan pohon tersebut. Orang tua misterius itu di duga adalah penghuni pohon tua yang telah berumur ratusan tahun.
Masih teringat dengan mimpi pada malam jamasan pusaka, maka saat proesi jamasan pusaka kang Sukmo (34) mencoba untuk mengambil gambar pohon tersebut. Dan benar sekali saat pencucian pusaka telah usai pohon beringin tersebut tumbang.
Bagi saya pribadi tumbangnya pohon tersebut sebenarnya merupakan pertanda alam, karena akan mendekati pesta rakyat Pilkada Banyumas dengan pasti saya menafsirkan akan terjadi yang kurang menyenangkan di tubuh partai berlambang beringin. Ternyata kejadian itu benar ada pada pemilukada Banyumas Golkar memang mengalami kekalahan walau sudah di topang dengan banyaknya partai-partai lain untuk melawan PDIP dan PPP.
Rahasia ilmunya adalah hendaknya kita tetap waspada. Tuhan itu sangat sayang kepada kita semua, sehingga tidak jarang menghadirkan pertanda alam agar kita lebih hati-hati dan mawas diri. Sehebat-hebatnya manusia pasti tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kekuasaan Tuhan. Jangan mendewakan uang karena derajatnya uang lebih rendah dari manusia. Harusnya Manusia yang di kejar oleh harta bukanlah sebaliknya. Jadilah pribadi agar uang yang mengejar kita. Stop money politic. Met beraktifitas sobat kompasianer dan pembaca yang budiman. Salam hangat dari desa untuk anda tercinta.
Purwokerto – Banyumas, 20/02-2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H