Desa selalu menarik bagi saya untuk menjelajahi. Terlahir di desa menjadikan saya harus berinteraksi dengan sesama menikmati aneka keindahan sawah dan air yang jernih. Desa memiliki banyak sekali asset baik itu sumber daya alam dan sumber daya manusia. Dari desa lah para petani menanam padi yang menghasilkan beras dan dimasak oleh sebagian besar masyarakat Indonesia menjadi nasi.
Namun keadaan sekarang justru banyak pemuda yang justru tertarik menuju kota (urbanisasi). Pola piker ini yang harus dirubah. Agar pemuda bangga menjadi masyarakat desa. Bukankah semua sendi ekonomi itu berasal dari desa. Adanya bangsa Indonesia juga karena ada desa. Karena desa merupakan soko guru nusantara seperti yang pernah di tuturkan Bung Karno.
[caption id="attachment_212480" align="aligncenter" width="610" caption="Gelaran Sawah di Banyumas"][/caption]
Berada di desa dapat Belajar dari ilmu padi yaitu menjadikna kita semakin dewasa, semakin berisi maka akan rendah hati. Selain itu ada ungkapan jawa /Â nasehat jawa yang sering kita dengar khusunya di banyumas yaitu ana dina ana upa yaitu ada hari ada nasi. Selama ada hari rejeki seriap orang pasti ada asalkan mau berusaha untuk mencarinya.
Ungkapan jawa ini menanamkan rasa optimis bagi kita dalam menghadapi kenyataan hidup. Akan menjadi afirmasi dalam membangun semangat juang dalam bekerja. Dengan sugesti ana dina ana upa bagi masyarakat banyumas akan tumbuh jiwa dan semangat yang kuat dalam bersaha serta tak kenal putus asa.
Dari sisi spiritual ungkapan ini menyiratkan bahwa kita harus percaya dan yakin akan kekuasaan Tuhan YME. Selama Tuhan menciptakan hari pasti rejeki akan selalu ada bagi hambaNya. Jika kita bersyukur atas nikmatNya niscaya rejeki kita akan berlipat ganda itu yang ada dalam kitab suci.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H