SAKSI RASA SANG PENDOSA
Oleh: Banyu Bening
Malam belum cukup kelam untuk merayu agar lelap tak hanya lewat
Karena ingatanku tentangmu teramat kuat
Seperti helai-helai akasia di tepi Bengawan Solo yang selalu semi setelah meranggas
Abadi terikat siklus hadapi musim yang rakus
Taukah kau
Bahwa sekedar bayang dan melodimu sudah cukup mampu merubah mawar jadi melati
Dari batang berduri yang melukai, menjadi batang merunduk yang mengasihi
Mulanya rasa yang ada pada kita seperti mulanya saksi yang kita punya
Semua terasa tiba-tiba seperti empat juta tahun yang lalu, kala lempeng Australia menghujam ke jantung Pulau Jawa
Membentuk indahnya liukan tarian sang Bengawan Solo
Dahsyatnya disamai dentuman timah panas yang berhasil menembus bahumu
Di tepian inilah kita bersua dalam rasa yang kehilangan bahasa
Suara arus tepian inilah yang menelan tanya di balik nafas yang memburu
Dingin hawa tepian inilah yang membelai kulitmu waktu menggenggam tanganku
Magnit aroma semak tepian inilah yang menarikmu mengganti waktuku
Dua puluh lima tahu  lalu kita bertemu
Dua puluh lima tahun lalu aku mengenalmu
Dua puluh lima tahun lalu kau tebus dosaku
Dua puluh lima tahun lalu dunia hitam kau lepas dari tubuhku
Kini di tepian ini pula selalu kunanti lelakiku
Ini pelacurmu, menanti sepanjang waktu
Pelacurmu yang bersimbah darah membela sisa harga diri yang masih tersimpan
Pelacurmu yang belatinya kau ambil dan  kau genggam
Mungkin kau masih membeku di ujung jeruji bisu
Akan kutebus di dinginnya saksi kita yang bertahan
Memandang indahya bukit-bukit kapur yang membayang
Mengenang caramu menyampaikan rasa
Malam belum cukup kelam untuk dapat merayu agar lelap tak hanya lewat
Tidak.....
Tidak tanpa membawamu hingga ke mimpiku yang selalu terasa nyata
Mimpi yang mungkin kan segera terbayar di sini, saksi kita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H