Mohon tunggu...
banu mohammad noor
banu mohammad noor Mohon Tunggu... -

penikmat seni, pemerhati sosial, anti mainstream, No fanatism yes Logic !!!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ironi-sia

5 Mei 2013   20:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:03 1295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alkisah, ada sebuah negeri yang sangat aneh,

Media negeri ini menghujat habis-habisan pemerkosaan tapi setiap hari mereka menayangkan pornografi. Padahal banyak pemerkosa mengaku terinspirasi tayangan porno.

Media juga berhari-hari menayangkan konflik paranormal dan pelanggannya, tapi mereka juga yang setia menghadirkan tayangan yang promosikan paranormal. Apalagi menjelang tahun baru.

Media onlinenya lebih aneh lagi. Kalau figur yang didukung “cuma tepuk tangan”  karena menonton wayang, maka itu jadi berita besar, kalau figur yang tidak didukung bikin sekolah sampai ratusan, jangankan berita, foto saja tak tampak.

Konsumen media negeri ini juga tidak mau kalah. Sudah tahu kalau pemilik media adalah para dedengkot-dedengkot politik, namun banyak dari mereka yang menelan mentah-mentah berita politik dalam negeri. Seolah-olah yang punya media tidak pernah punya agenda politik dalam liputan-liputannya.

Pemimpinnya tidak kalah aneh, berpidato dengan penuh wibawa, menyuruh menterinya fokus untuk bekerja, tapi doski malah merangkap jabatan sampai tiga rangkap

Stasiun televisinya juga, saat partai sang pemilik sedang hancur lebur, tidak kita jumpai tayangannya di televisi, saat partai lain kena badai, TV-TV seperti bikin pesta besar, kalau perlu ditambah bumbu biar gurih beritanya.

Lembaga anti korupsinya juga aneh. Cetar membahana ketika melibas kasus cemen kelas teri, letoy sempoyongan ketika bertemu kasusnya penguasa.

Hukumnya juga aneh. Lembaga anti korupsinya baru menangkap orang saat si presiden beri perintah buat tangkap. Berarti dari dulu tidak bisa tangkap karena tidak dikasih izin tangkap ya sama presiden ?! Berarti sama aja dong kayak mesin politik.

Yang memantau lembaga anti korupsi aneh. sudah jelas kalo lembaga anti korupsinya di intervensi presiden dan ketahuan karena surat yang bocor. tapi masih koar-koar kalau lembaga itu bersih dan kredibel

Mantan menterinya ngak kalah aneh, berbulan-bulan jadi tersangka masih asoy geboy saja keliaran. Lebih mirip cuti kerja daripada jadi tersangka

Pengamat politiknya aneh, lembaga anti korupsinya diintervensi oleh istana, tapi masih menyangkal kalau konspirasi di lembaga anti korupsi itu tidak ada. Takut dikira mendukung pendapat yang lain mungkin.

Partai politiknya aneh. Banyak tayangan sinetron aneh dan tidak mendidik, tapi berlomba-lomba menggaet artis buat jadi caleg. Mau dibikin seperti sinetron apa parlemennya?!

Konstituennya ngak kalah aneh.  Marah-marah ketika partai politik mendukung kenaikan BBM, tapi besoknya pilih partai yang sama lagi dikotak suara

Si konstituen juga marah-marah ketika ada gubernur/bupatinya terlibat korupsi, tapi manut-manut kembali ketika lembar 100 ribuan datang dipagi pencoblosan.

Ya, kawan, itulah negeri aneh itu,negeri yang terletak jauh diujung timur sana,

negeri sejuta ironi, Ironisia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun