Mohon tunggu...
banu mohammad noor
banu mohammad noor Mohon Tunggu... -

penikmat seni, pemerhati sosial, anti mainstream, No fanatism yes Logic !!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ragam Pendukung Capres di Dunia Maya

26 Juni 2014   08:54 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:50 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

kenapa disebut demikian?Karena fans-fans para politikus ini sebenarnya bermental politikus. Licik adalah istilah kasarnya :D. Fans kategori ini biasanya mendatangi diskusi di postingan “fans-garis-keras” lalu mengeluarkan jurus mautnya dengan berkata “ jangan fitnah” “Ini Hoax””jangan menjelek-jelekkan calon yang lain” dan kata-kata serupa lainnya. Sekilas orang akan melihatnya sebagai bentuk saling ingat mengingatkan yang sangat mulia. Namun, setelah ditelaah ulang, ternyata orang yang berkomentar jangan fitnah itu memposting berita fitnah calon saingannya di wall-nya sendiri. Berita hoax dan menjelek-jelekkan calon yang lain pun tidak jarang di lontarkan. Ketika diingatkan dengan nasihat yang sama dengan yang diberikan olehnya -di wall orang lain- orang-orang dari kelompok ini malah tertawa sinis. Kelompok ini yang paling unik menurut saya. Tidak hanya karena strateginya yang bermuka dua, tapi juga -sepanjang pengamatan saya--, kelompok ini didominasi oleh satu pendukung capres tertentu. Biasanya kalimat-kalimat mulia mereka untuk tidak memfitnah, jangan menjelek-jelekkkan calon yang lain dan sejenisnya ini, dikeluarkan pada postingan-postingan yang menyerang capres mereka dan mereka tidak punya amunisi untuk membantahnya. Acap kali fans kelompok ini bertindak sebagai orang yang pura-pura netral. Seolah-olah berkomentar seperti bukan pendukung capres tertentu. Tapi jika perhatikan dengan seksama, tweet dan postingannya menuju ke salah satu capres.

Dalam ilmu psikologi perang, tindakan mereka ini penting untuk membuat lawan menjadi lengah. Saat lawan “merasa berdosa” dengan postingannya, dia akan menyerang lewat berita tendensius kepada pihak lawan. Inilah calon politikus-politikus masa depan yang bertebaran di media sosial kita. Mungkin akan sedikit seru jika pada postingan fans kelompok ini kita komentari dengan capture “nasihat mulia” sang pemilik status di wall orang lain. Hitung-hitung untuk studi behaviour.

Itulah sekelumit anak manusia di media sosial yang akan sering kita jumpai, setidaknya sampai tanggal 9 juli ini. Anda termasuk yang mana?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun