Setelah gagal transaksi di ATM, pagi ini saya dan istri ke BRI Simpang Pemda, Jl Setia Budi di Medan. Belum masuk pintu bank, petugas mengatakan kartu ATM berchip kosong, dan kami dipersilahkan ke kantor cabang. Bah, kok bisa pula kosong?
Akhirnya kami mendarat di BRI Iskandar Muda. Masih pukul 09.00, antrean untuk CS (customer service) sudah 60-an. Segera kami ambil nomor antrean, sebab di belakang kami sudah puluhan menunggu. Pelayanan di meja CS sudah berjalan, dan ada dua pegawai BRI di sana.
Mungkin butuh cek data dan verifikasi lainnya, hingga pukul 11.00, baru nomor antrean 37 yang terlayani. Entah apa yang membuat begitu lambat pelayanan. Sebenarnya bisa diatasi dengan menambah jumlah CS yang melayani atau mempercepat proses validasi untuk penggantian kartu ATM.
Mayoritas yang antre di CS untuk mengganti ATM. Mereka datang dari berbagai BRI unit ke cabang Iskandar Muda ini, dengan alasan yang sama, ATM berchip tak ada di unit. Bisa dibayangkan limpahan nasabah ke Iskandar Muda. Masih pukul 10.30 tadi, yang mau urus ATM berchip sudah disuruh satpam pulang.
Pergantian ATM magnetik ke chip ini sudah menjadi program. Harusnya bank sudah mengantisipasi, dengan menyediakan ATM chip di unit-unitnya, tanpa harus menumpuk di cabang. Lalu kenapa proses penggantian bisa 5-10 menit? Apakah proses verifikasi dan validasi tak bisa diperpendek? Nasabah mau bilang apa? Pilihan hanya satu, harus panjang sabar, sebab tak bisa lagi bertransaksi di ATM.
Moga pelayanan bank ke depan makin baik!
BANK BRI
#BRI
#BUMN
#BankIndonesia Lihat Lebih Sedikit
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H