Ada yang berbeda dalam Pilkada Siantar tahun ini, dari sebelumnya. Kali ini, ada etnis Tionghoa (Cina) yang lolos menjadi calon Walikota melalui jalur perseorangan. Sejarah baru telah terukir, meski kalah menang masih tergantung pertarungan pada Desember, akhir tahun.
   Karena sudah menjadi calon resmi, maka setuju atau tidak setuju, peluang etnis Tionghoa menjadi Walikota Siantar terbuka lebar, sama dengan tiga calon lainnya. Artinya, Siantar harus siap jika nantinya, Sujito yang selama ini bekerja di STTC Grup, memenangkan Pilkada dan dilantik menjadi Walikota.
   Wajar ada yang menganggap remeh peluang Sujito menjadi Walikota. Berbagai analisis, dari yang ilmiah setengah ilmiah hingga argumen ala kedai kopi, bisa muncul. Tulisan ini tidak membahas hal tersebut. Tetapi berbicara tentang peluang atau kemungkinan.
   Secara matematis (kawan saya bilang politik bukanlah Matematika), ada empat pasangan calon Walikota. Mereka adalah Sujito-Djumadi (perseorangan), Hulman Sitorus-Hefriansyah, Teddy Robinson Siahaan-Zainal Purba, dan Wesley Silalahi-Sailanto.
   Berarti peluang masing-masing pasangan calon memenangkan Pilkada adalah 25 persen. Setuju dengan pendapat bahwa politik bukanlah Matematika, maka masa kampanye ini merupakan ikhtiar memperbesar peluang, yang berarti akan mengurangi peluang pasangan lainnya. Saat ini hingga November adalah perjuangan memperkenalkan, memengaruhi dan meyakinkan publik Siantar untuk memilih pasangan calon Walikota yang tepat.
   Saya mengutip ajakan 'Turun Tangan Kawal Pilkada', agar bersama-sama mengawal Siantar, dengan cara-cara berikut:
   1. Riset Kandidat
   Mengumpulkan informasi mengenai calon pemimpin berdasarkan kriteria yang obyektif (latar belakang pendidikan, prestasi, karya, isu yang perlu diperhatikan dll).
   2. Survey Pemilih Muda
   Menyebarkan kuesioner kepada anak muda (20-40 tahun) yang berisi pertanyaan mengenai kriteria pemimpin ideal dan faktor yang membuat mereka memilih seorang pemimpin.
   3. Catat Janji Pemimpin
   Mendokumentasikan janji-janji pemimpin yang terekam di media sehingga setelah terpilih nanti bisa terus diawasi.
   4. Mengadili Calon
   Setiap calon pemimpin tentu harus siap memberikan gambaran seadil-adilnya sebelum dipilih oleh rakyatnya. Dengan berkolaborasi bersama komunitas di daerahmu, kita ingin menghadirkan sebuah diskusi politik bersama kandidat yang ringan dan menyenangkan bagi anak muda.
   5. Sosialisasi Aturan Pemilu
   Memastikan Daftar Pemilih Tetap (DPT) di lingkungan sekitarmu sudah sesuai aturan dan ikut menyebarkan informasi mengenai tata cara pencoblosan dan aturan-aturan khusus seperti penggunaan KTP sebagai tanda pemilih.