Mohon tunggu...
Mufid Ansori
Mufid Ansori Mohon Tunggu... Auditor - pekerja swasta bidang tata kelola organisasi

Mufid Ansori, Pengurus Besar Mathlaul Anwar bidang Ekonomi, Mantan Presiden BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta, dan Senior Konsultan Business,Corporate Governance & Risk Management, Pemerhati Sepak Bola, Sosial dan Politik, Pecinta Sejarah Kesultanan Banten

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kasus Kekerasan Seksual, Ciri Struktur Sosial Bangsa yang Rusak

21 Mei 2016   01:38 Diperbarui: 25 Mei 2016   18:26 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Lalu para guru di sekolah para pelaku itu, apa yang telah mereka ajarkan...apakah tidak diajarkan mengenai berbudi pekerti luhur, saling menghormati, menghormati perempuan dan tidak melakukan kekerasan...atau malah guru guru mereka tidak memberikan contoh dan suri tauladan sehingga mereka ini tidak punya role model atau sosok yang bisa dicontoh langsung....dunia pendidikan macam apa yang menghasilkan manusia seperti mereka

Mungkin pa menteri pendidikan harus menata ulang dunia pendidikan kita... mereka ini pasti sekolah kan...ada gurunya kan, ada kepala sekolahnya...atau para gurunya ini juga tidak mampu menjadi suri tauladan bagi mereka dan hanya sibuk urus sertifikasi....

Lalu para tokoh masyarakat dan alim ulama di kampung mereka..apakah mereka tidak memberikan contoh dan ajaran mengenai prinsip=prinsip hidup, ataukah memang mereka ini kelompok yang sulit dijangkau... coba kita renungkan masyarakat apa yang menghasilkan monster monster kejam seperti mereka..pantaskah disebut masyarakat beradab... pantaskah kita disebut negara mayoritas islam..?

Apakah siraman rohani, acara religi di TV, apalagi saat puasa dan lantunan ayat suci tidak cukup menjadi penyebab mereka menjadi baik?? atau mereka kehilangan sosok alim dikampunganya yang dapat dijadikan contoh langsung oleh mereka

Teman-teman mereka juga apakah tidak memberikan masukan positif dan nilai-nilai kebaikan ..rasanya tidak mungkin berbuat keji kalau seorang manusia masih mendapat masukan positif dan nilai-nilai kebaikan dari peer groupnya (rekan sejawat). ataukah media sosial dan kesibukan duniawi telah membuat hubungan sosial pertemanan di kalangan remaja/pemuda menjadi berubah, sehinggga ruang untuk curhat dan bersosialisasi secara langsung sulit sekali ditemukan. Aakhirnya masing-masing menyimpan masalahnya dan mencari cara keluar dari kemelut dan nafsu murka dalam diirinya dengan versinya sendiri...tidak ada kontrol sosial dari peer groupnya singkatnya..tidak ada yang bilang" lo jangan ngelakuin itu..dosa lo..atau gila lo karena ini akan ..."

Lalu para pemimpin daerah, bupati, camat,lurah, RT/Rw tidak tahukah apa saja yang dilakukan warganya, apa yang dipikirkan...apakah memberikan contoh yang baik dan peduli..kalau memang peduli mungkin kemungkinan terjadi kekejian oleh warganya berkurang

Atau mungkin mereka tidak tahu irama indah dan pesan moral dari lagu lagu bang Haji Rhoam Irama, atau Ebit G Ade...  

Eric Fromm dalam bukunya pernah menulis bahwa pada struktur masyarakat modern yang konsumtif sangat membutuhkan sistem sosial di mana ia memiliki tempat tinggal hubungan dengan sesamanya relatif stabil serta didukung oleh nilai-nilai kebaikan dan gagasan yang diterima secara umum. Tapi yang terjadi adalah sebaliknya. Pada masyarakat industri yang terjadi adalah hilangnya tradisi, nilai-nilai sosial dan keterikatan sosial dengan sesama. Fromm menegaskan, yang menjadi penyebab agresi manusia tidakcuma kepadatan penduduk, namun juga rusaknya struktur sosial dan ikatan sosial murni. Dilain pihak, perilaku agresi muncul juga karena kondisi sosial, psikologis, ekonomi. 

JAdi jelas apa yang terjadi di Dadap yang merupakan masyarakat Industri, telah rusak, struktur sosial kita juga sudah rusak.. kalau bahasa mario teguh.. 

"struktur sosial masyarakat Indonesia saat ini tidak mampu menjadi penyebab tidak terjadinya tindakan kekerasan dan kekejaman"..yah itulah faktanya

Pemerintah dan DPR harunya menyikapi ini lebih serius dengan program aksi konkret.... Mengingatini adalah fenomena gunung es,  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun