Aku bersusah hati, bagai malam, tanpa rembulan yang bersinar
Gelapnya terasa hampa bagi jiwaku, semoga hatiku menjadi korban bagi Kekasih yang membuat pilu hatiku!
Aku sedih dan tersiksa karena cinta, demi kebahagiaan kekasihku
Tangisan ku adalah demi dia, meski orang menyangka berlebihan
Kukeluhkan jiwa dari jiwaku, namun sebenarnya aku tidak mengeluh: aku cuma mengadu
Hatiku bilang tersiksa, dan kutertawakan diriku sendiri
Hanya harapan dibalik bayang-bayang
Perlakukanlah aku dengan cinta o yang kucinta
Di manakah sebenarnya dirimu yang begitu kucinta? Di mana wahai Kekasih, di manakah?
Duhai kekasih, tiadakah kau memahami jiwa ini, Separuh hatiku telah tercuri olehmu.
Ketika benar kau dan aku bersatu, dimanakah letak kebersatuan itu?
Aku dilanda kebingungan yang sangat
Jiwaku telah melebur dalam dirimu, tapi sungguh, berkali-kali kuucap : Cahayaku kian memudar
Dan aku murung dalam deraian air mata !
Sesungguhnya aku tak ingin kehilanganmu. !!!
(Cinta dalam Kepedihan, Jakarta, Kamis, 31 Juli 2014, #wbo)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H