Mohon tunggu...
jonathan eko nugroho
jonathan eko nugroho Mohon Tunggu... -

saya lahir di purworejo, pendidikan dasar saya selesaikan di kota yang sama dan untuk pendidikan menengah dan akhir saya tempuh di wates....kemudian saya menjalani masa-masa pencarian spiritual di magelang dan salatiga...saat ini saya sedang menjalani studi d3 refraksi-optisi di jakarta sekaligus bekerja di salah satu optik terbesar di negeri ini sesuai bidang keahlian saya...

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Long Road to Heaven: Hidup Itu...

30 Agustus 2010   05:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:36 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

"...biar tubuhmu berkelana,
lalui kegelisahan,
mencari keseimbangan,
mengisi ketiadaan..."
(ballerina, Efek Rumah Kaca)

Sejenak hening dan merenung membawa saya pada sebuah kenangan berharga yang telah berlalu. Kenangan tersebut membekas dan memberi pelajaran yang berarti tentang hidup. Kenangan tersebut adalah 2 perjalanan (peziarahan) kecil yang pernah saya lakukan. Perjalanan pertama yang saya lakukan adalah perjalanan dari Magelang menuju Ambarawa sejauh kurang lebih 42 km yang saya tempuh selama 17 jam berjalan kaki. Perjalanan kedua menempuh jarak yang lebih panjang lagi yakni kurang lebih 156 km dari Wates - Sendangsono - Borobudur - Jogja - Bantul - Wates yang saya tempuh selama 3 hari bersepeda. Kedua perjalanan tersebut saya tempuh berdua dengan teman baik saya, untuk perjalanan pertama saya ditemani Marcel (Fr. Marcellius Ari Christi, CP.) dan untuk perjalanan kedua saya ditemani oleh Langgeng (Alphonsus Langgeng Sukmono).

Perjalanan yang saya lakukan tersebut memberi pelajaran berharga mengenai tujuan hidup. Bukankah tiap orang punya tujuan hidup? Wajar. Saya menemukan bahwa manusia memiliki banyak tujuan hidup: jauh, dekat, mudah dicapai, sukar dicapai, penuh tantangan, penuh perjuangan. Fokus utama yang kadang selalu membuat perjalanan urung dilakukan adalah seberapa jauh jarak dan apa sarana yang digunakan untuk menempuh jarak tersebut. Saya rasa masalah utama bukan jarak maupun sarana yang digunakan tapi niat. Ya, niat mutlak diperlukan dalam memulai perjalanan. Niat yang paling utama adalah menjejakkan langkah pertama yang menjadi dasar bagi langkah-langkah selanjutnya.

Banyak medan yang saya temui selama perjalanan, mulai dari kota yang ramai dengan dengan kesibukannya hingga hutan yang sepi yang menyimpan banyak misteri, dari jalan lurus yang rata serta serta nyaman hingga jalan bergelombang yang terjal. Tiap medan yang dilalui memiliki kesan tersendiri bagi saya. Saat saya melewati sebuah kota saya merasa senang karena banyak keramaian yang saya temui tetapi saat saya melewati hutan saya akan menghibur diri saya sendiri untuk mengusir rasa takut. Saya akan cenderung berjalan lebih cepat saat saya melewati jalan yang lurus serta nyaman namun begitu sampai di jalan yang terjal bergelombang saya akan berhati-hati. Medan-medan ini mengingatkan pada saya bahwa perjalanan hidup pun memiliki banyak medan yang harus dilalui. Saat wilayah nyaman yang dilalui hanya ada keceriaan dan kegembiraan. Namun, begitu masuk pada wilayah berani kadang rasa putus asa melingkupi batin. Pada wilayah-wilayah berani inilah justru jiwa dan hati ditempa untuk menjadi lebih matang dan dewasa.

Saya sangat berterima kasih kepada 2 teman baik saya, Marcel dan Langgeng. Mereka membuat perjalanan saya jadi lebih mengasyikkan. Merekalah yang menjadi penyemangat saya saat saya mulai putus asa. Saat kami melewati jalan yang sepi dan kadang mencekam, kami akan menghibur diri dengan ngobrol ngalor-ngidul. Saya membayangkan seandainya saya melakukan perjalanan ini seorang diri, apa yang akan saya lakukan jika menemui kesulitan? Merekalah saudara terdekat saya. Kehadiran seorang (atau beberapa) teman baik dalam perjalanan hidup ini memberi banyak warna dalam hidup saya. Memang kadang pertemanan kadang mengalami fase yang mungkin tidak menyenangkan dan kadang sikap mereka menjengkelkan. Mereka juga memiliki kekurangan dan kelebihan. Seorang teman yang baik berarti tidak hanya mau menerima kelebihan tapi juga kekurangan temannya. Itulah yang masih saya perjuangkan saat ini, menerima kekurangan teman saya.

Sepanjang perjalanan ini, saya merasakan kebaikan Tuhan melalui orang-orang yang sebagian besar tidak saya kenal dalam perjalanan ini. Saya masih ingat bagaimana saya mendapat tumpangan untuk bermalam. Saat itu di daerah Bedono dan malam sudah begitu larut sementara saya dan Marcel sudah begitu lelah. Kami memutuskan untuk mencari tempat untuk beristirahat maka kami mencari tempat di mana kami bisa beristirahat. Kami menemukan tak jauh dari situ ada truk mogok, kami pun mendekati truk itu. Di situ kami menemukan supir dan kernet truk tersebut sedang duduk di pinggir truk mereka. Kami ngobrol sebentar dengan mereka dan menyampaikan maksud kami untuk nunut ngaso. Mereka mempersilakan dengan senang hati. Saya bersyukur karena mendapat tumpangan untuk bermalam. Salah satu kebaikan Tuhan yang saya rasakan itu membuat saya merenung bahwa Tuhan selalu menyertai saya dalam perjalanan hidup ini. Saya hanya perlu membuka mata hati untuk bisa merasakan kebaikan Tuhan yang masih banyak lagi dalam perjalanan hidup saya.

Hidup adalah sebuah perjalanan (peziarahan) panjang lebih dari 42 km berjalan kaki maupun 156 km bersepeda yang saya tempuh. Perjalanan panjang tersebut butuh niat yang kuat pula untuk menempuhnya karena banyak tantangan dan hambatan yang akan dijumpai. Tantangan dan hambatan dalam hidup justru membuat saya lebih matang dan dewasa. Peran seorang (atau beberapa) teman besar artinya bagi saya dalam menggenapi perjalanan hidup ini. Tuhan tak pernah meninggalkan saya dalam perjalanan yang saya lakukan, kebaikannya nyata melalui orang-orang yang saya temu dalam perjalanan hidup ini.

hidup itu perjalanan
jakarta, 30 oktober'09

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun