Mohon tunggu...
Asep Wijaya
Asep Wijaya Mohon Tunggu... Jurnalis - Pengajar bahasa

Penikmat buku, film, dan perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Bad Times at the El Royale", Perayaan Festival Konflik Tujuh Pengunjung Hotel

26 Oktober 2018   19:44 Diperbarui: 27 Oktober 2018   04:03 1216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

All roads lead here. Begitulah tagline film ini. Hotel/Motel El Royale yang berdiri tepat di perbatasan California-Nevada ini seperti magnet dengan daya tariknya yang kuat. 

Pemicunya sudah kita ketahui sejak adegan pertama.

Seorang pengunjung hotel dengan gelagat penuh kegelisahan terlihat menyembunyikan sebuah tas di bawah lantai kayu kamar huniannya.

Jawaban atas kegelisahan itu tampak setelah seorang tamu mengetuk pintu kamar dan disambut oleh penghuninya yang langsung meluncurkan peluru ke punggung si penghuni.

Darah menyembur dan layar kita pun tepercik olehnya. Penghuni kita mati dengan tas yang terkubur aman di bawah kamar. Latar waktu 1959.

10 tahun berselang. Empat pengunjung hotel datang.

Mereka itu Daniel Flynn, Pastor Katolik; Darlene Sweet, penyanyi; Laramie Seymour Sullivan penjual alat penyedot debu; dan Emily Summerspring, perempuan hippi.

Keempatnya disambut oleh pegawai hotel bernama Miles Miller yang baru muncul setelah Darlene Sweet menggebuk pintu sebuah kamar di sisi meja resepsionis.

Kita tahu ada yang aneh dari hotel ini setelah si penjual alat penyedot debu menjelaskan, hotel ini pernah disinggahi para bangsawan dan petinggi negeri Abang Sam (AS).

Hotel mulai sepi sejak, lambat laun, sejumlah izinnya dicabut termasuk izin penyelenggaraan judi. Tapi toh hotel ini tetap punya daya tarik setidaknya bagi empat orang ini.

Kita tahu kemudian para pengunjung ini membawa rahasianya ke El Royale. Sullivan ternyata seorang agen FBI bernama Dwight Broadbeck yang ditugasi untuk sebuah misi.

Dari dialah kita tahu, rahasia gelap El Royale yang tersimpan di koridor tempat tinggal si resepsionis kita, Miles Miller.

Lewat penemuannya itu kita punya modal untuk berkenalan dengan para penghuni misterius.

Pastor Flynn berkaitan dengan adegan pertama film. Tapi siapa sebenarnya sosok di balik si penyanyi dan perempuan hippi?

Secara perlahan, dengan ritme (pace) penceritaan yang lambat, kita diajak menyelami karakter para pemeran, dengan suguhan petunjuk kecil sebagai modal tebak-tebakan plot.

Dan tidak perlu waktu lama, rahasia El Royale dan resepsionisnya Miles Miller sudah terbongkar oleh semua pengunjung. Dari sini babak baru konflik dimulai.

Satu per satu sejarah hidup pemeran kita disingkap. Adegan kilas balik menceritakan sosok di balik Pastor Katolik, perempuan hippi, dan perempuan penyanyi keturunan Afro-Amerika.

Dari flashback itu kita mendapati perkembangan karakter masing-masing pemeran.

Dan semua pemeran kita diceritakan secara lengkap (setidaknya untuk kepentingan perkembangan karakter).

Termasuk pendatang baru Billy Lee si pemimpin sekte dan pengikut setianya, Rose Summerspring.

Tidak ketinggalan, histori seorang Miles Miller juga ikut ditampilkan, bahkan penyingkapan dirinya sungguh di luar dugaan.

Bad Times at the El Royale laiknya sebuah festival konflik tujuh pemerannya. Kita mendapati Conflict of Plot, Conflict of Character, dan Conflict of Theme.

Jalan ceritanya jelas punya konflik utama soal perjuangan menemukan tas yang dikubur di awal cerita.

Karakter pemerannya juga menyimpan konflik seperti tersaji pada adegan flashback.

Dan konflik pada tema, secara kentara, muncul, setidaknya pada diri penyanyi keturunan Afro-America kita. Simak dialognya saat mencela habis Billy Lee menjelang cerita usai.

He talks so much he thinks he believes in something, but really just wants to fuck who he wants to fuck

Kita tahu kesadaran akan kesetaraan gender tengah mengemuka. Gerakan #MeToo merupakan simbol kesadaran itu yang menentang kekerasan seksual kepada perempuan.

Dan petikan dialog itu tidak bisa dilepaskan dari tema yang diusung oleh gerakan penyetaraan gender tersebut.

Namun upaya membongkar masa lalu para pemeran film itu harus berhadapan dengan risiko durasi tayang yang panjang, cenderung jadi membosankan.

Ya, film arahan Drew Goddard ini berdurasi hampir dua jam setengah.

Tetapi dengan gaya penceritaan yang penuh konflik itu, "membosankan" jadi ajektiva yang seakan hilang dari benak kita.

Apalagi kita dipaksa menunggu pertalian dari aneka cerita yang seolah berserakan dan terpisah. Dan gaya penceritaan yang konvergen ini berhasil jadi ramuan anti bosan.

Belum lagi kejutan berdarah yang tetiba muncul di tengah konflik yang terbangun apik. Betul, setiap konflik dibangun secara pelan hingga menemukan klimaksnya sendiri.

Simak saja konflik yang tersaji di lobi hotel pada pengujung cerita.

Degap-degup hati kita tak kunjung berhenti padahal tidak ada scoring yang mengejutkan melainkan hanya musik latar Hushyang dimainkan Deep Purple.

Memang sakti ramuan pencipta konflik garapan Drew Goddard, yang dikenal sebagai penulis skenario The Cabin in the Woods (2012).

Kalau situasi film mau disebut sebagai Dead or Alive (DoA), sebab kita turut menanti siapa yang bakal jadi penyintas di film, Inilah DoA gaya baru.

Tidak perlu musik yang mencekam untuk menciptakan kejutan.

Cukup lewat bangunan dialog yang efektif, acting apik pemerannya, serta sinematografi dan penyuntingan gambar yang tepat, kita bakal turut merasakan ketegangan itu.

Dan Drew Goddard yang bertindak selaku pengarah film, penulis skenario, dan sekaligus produser, laik dapat tempik sorak untuk suasana mencekam yang diciptakannya.

-----

Bad Times at The El Royale (2018)

Sutradara: Drew Goddard; Penulis Skenario: Drew Goddard; Produser: Drew Goddard, Jeremy Latcham; Genre: Misteri, Thriller;Durasi: 141 Menit; Perusahaan Produksi: Twentieth Century Fox; Bujet Film: $ 32 Juta; Tanggal Edar: 26 Oktober 2018; Batas Usia Penonton: 17+

Pemeran: Daniel Flynn/ Donald "Doc" O'Kelly (Jeff Bridges), Darlene Sweet (Cynthia Erivo), Emily Summerspring (Dakota Johnson), Laramie Seymour Sullivan/ Dwight Broadbeck (Jon Hamm), Rose Summerspring (Cailee Spaeny), Miles Miller (Lewis Pullman), Billy Lee (Chris Hemsworth)

sumber data film: IMDB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun