Jalan ceritanya jelas punya konflik utama soal perjuangan menemukan tas yang dikubur di awal cerita.
Karakter pemerannya juga menyimpan konflik seperti tersaji pada adegan flashback.
Dan konflik pada tema, secara kentara, muncul, setidaknya pada diri penyanyi keturunan Afro-America kita. Simak dialognya saat mencela habis Billy Lee menjelang cerita usai.
He talks so much he thinks he believes in something, but really just wants to fuck who he wants to fuck
Kita tahu kesadaran akan kesetaraan gender tengah mengemuka. Gerakan #MeToo merupakan simbol kesadaran itu yang menentang kekerasan seksual kepada perempuan.
Dan petikan dialog itu tidak bisa dilepaskan dari tema yang diusung oleh gerakan penyetaraan gender tersebut.
Namun upaya membongkar masa lalu para pemeran film itu harus berhadapan dengan risiko durasi tayang yang panjang, cenderung jadi membosankan.
Ya, film arahan Drew Goddard ini berdurasi hampir dua jam setengah.
Tetapi dengan gaya penceritaan yang penuh konflik itu, "membosankan" jadi ajektiva yang seakan hilang dari benak kita.
Apalagi kita dipaksa menunggu pertalian dari aneka cerita yang seolah berserakan dan terpisah. Dan gaya penceritaan yang konvergen ini berhasil jadi ramuan anti bosan.
Belum lagi kejutan berdarah yang tetiba muncul di tengah konflik yang terbangun apik. Betul, setiap konflik dibangun secara pelan hingga menemukan klimaksnya sendiri.