Mohon tunggu...
Asep Wijaya
Asep Wijaya Mohon Tunggu... Jurnalis - Pengajar bahasa

Penikmat buku, film, dan perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama FEATURED

Menguak Kisah Cinta Minke dan Annelies di "Bumi Manusia"

11 Juli 2018   12:26 Diperbarui: 5 Juli 2019   01:17 29957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan benar saja, Minke mendapatkan penerimaan yang tidak ramah dari tuan rumah. Alih-alih diajak nimbrung, ngobrol bareng bersama dua Robert, Minke diabaikan seorang diri di ruang tamu. Sebabnya cuma satu: karena Minke Pribumi dan tidak mau menyebut nama keluarganya yang berdarah raja-raja Jawa. 

Namun pengabaian itu tidak dilakukan oleh semua penghuni rumah. Adalah Annelies Mellema yang tetiba muncul mulai menyapa Minke. Berkulit putih, halus, berwajah Eropa, berambut dan bermata Pribumi, jelas Annelies merupakan sosok impian Minke. 

Karena kegemilangan penampilan Annelies, Minke pun kikuk. Bahkan Minke dibuat tertegun saat Annelies menunjukkan aksinya di lapangan terbuka. Ya di ladang pekerjaan itu, Annelies menunjukkan kepemimpinannya dan keterampilannya bekerja, termasuk memerah susu sapi. 

Dengan gaun panjang satin, si Indo Annelies tetap lincah bergerak. Aksinya menyapa para pekerja juga memesona Minke. Meskipun Annelies mengaku tidak tamat E.L.S, setingkat sekolah dasar, tetapi lakunya di hadapan Minke jauh dari kesan ber-IQ jongkok. 

Aneka kelebihan Annelies itulah yang kemudian menggerakkan keberanian Minke untuk menyatakan sukanya. Minke menyebut Annelies gadis tercantik yang pernah ia temui dan malah berani menciumnya dua kali. Ya dua kali ciuman mendarat di wajah Annelies pada pertemuan pertama. 

Dan tampaknya Annelies tidak keberatan dengan laku lancang Minke. Ia malah mengadukan kelakuan Pribumi itu kepada Nyai Ontosoroh. Dan kini, Minke kudu berurusan dengan Nyai, yang menurut anggapan banyak orang, bertingkat susila rendah, jorok, tanpa kebudayaan, dan hanya punya perhatian pada berahi. 

Rupanya anggapan itu keliru. Nyai Ontosorh alias Sanikem punya dandanan rapi, wajahnya jernih, senyumnya keibuan, riasnya sederhana, kelihatan manis dan muda, berkulit langsat, dan berbahasa Belanda dengan baik. Minke malah menilainya punya adab yang tinggi, termasuk sikapnya pada anaknya yang halus dan bijaksana, serta terbuka,  

Kesilapan penilaian itu ternyata membuat Minke merasa tergenggam hatinya oleh Nyai Ontosoroh. Perasaan itu datang seiring dengan rasa penasaran yang dalam untuk mengetahui darimana Nyai memperoleh sikap yang hebat itu. 

Kekaguman Minke kepada Nyai semakin menjadi-jadi kala Tuan Herman Mellema, suami Nyai, memasuki rumah dan mendapati Minke tengah menyantap makanan di kediamannya. Bentakan hartawan Belanda itu pun tak terelakkan. Tetapi di luar dugaan, Nyai membela Minke dan malah mengusir suaminya. 

Minke sama sekali belum pernah melihat pemandangan itu: Pribumi mengusir orang Eropa yang tengah menjadi penguasa di Hindia Belanda. Bahkan si Nyai berani menawarkan Minke untuk tinggal lebih lama di rumahnya agar Annelies bisa punya teman bincang dan main. 

Annelies memang tidak punya teman. Sejak ia keluar dari E.L.S dan sepanjang lima tahun, tidak pernah ada tamu yang datang ke rumahnya. Annelies mengambil peran sebagai asisten Nyai dalam mengurusi perusahaan yang besar milik keluarga mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun