Pengunjung Metacritic bisa memberikan nilai dan menyampaikan pendapat, ulasan hingga kritik.
Mekanisme penilaian diperoleh dari rerata keseluruhan nilai yang disampaikan para juru ulas profesional dan pengunjung situs internet.
Skor itu kemudian dikonversi menjadi tiga warna: hijau, kuning dan merah yang merepresentasikan rekomendasi kritikus atas karya sinematik atau musik.
Metacritic termasuk selektif dalam menayangkan total nilai. Sebelum diberikan rerata, nilai ditimbang terlebih dulu berdasarkan tingkat popularitas pemberi kritik, bobot kritik, dan banyaknya jumlah ulasan.
Situs pengulas karya sinematik dan musik ini punya daftar lebih dari 9 ribu film. Skala vote 1-10 kemudian dikonversi menjadi persentase 1-100. Sama seperti Rotten Tomatoes, penilaian dibagi menjadi dua: User Score dan Critics Review.
Tercatat sejumlah tulisan kritikus "ditangkap" Metacritic untuk jadi landasan penilaian.
Di antaranya pengulas film dari The Telegraph, New York Daily News, The New Yorker, Los Angeles Times, Entertainment Weekly, The New York Times, The Verge, Chicago Tribune, Washington Post, RogerEbert.com, The Guardian, Slant Magazine, Rolling Stone.
Jadi, buat apa menginvestasikan waktu hidup untuk sekadar menyaksikan film berkualitas rendah.
Dengan meluangkan waktu beberapa menit menengok situs daring pengulas film di atas, paling tidak kita bisa terhindar dari karya sinematik yang miskin pesan dan teladan.
sumber: imdb; metacritic; RogerEbert.com; rottentomatoes; wikipedia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H