Mohon tunggu...
Asep Wijaya
Asep Wijaya Mohon Tunggu... Jurnalis - Pengajar bahasa

Penikmat buku, film, dan perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

The Maze Runner (2014): Berlari di Tengah Kelimbungan

20 September 2014   15:37 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:08 2697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

The Maze Runner (2014)

Genre              : Science Fiction, Action, Thriller

Durasi             : 113 Menit

Sutradara      : Wes Ball

Skenario         : Noah Oppenheim, Grant Pierce Myers, T.S. Nowlin

Pemeran         : Dylan O’Brien (Thomas), Aml Ameen (Alby), Ki Hong Lee (Minho), Blake Copper (Chuck), Thomas Brodie-Sangster (Newt), Will Poulter (Gally), Kaya Scodelario (Teresa), Chris Sheffield (Ben)

Lift itu terdengar ringkih dan tak lasuh lagi saat bergerak naik. Seperti lama tak terbasuh pelumas, lajunya pun berulang kali tersendat hingga menyadarkan seorang lelaki dari semaputnya. Ya, Thomas (Dylan O’Brien), tiba-tiba saja tersadar dan menemukan dirinya berada dalam lift tua itu. Thomas memang tidak perlu berlama-lama di sana karena sesaat kemudian lift itu berhenti ketika mencapai pucuk tertingginya. Matanya kian terbelalak saat pintu lift terbuka dari atas dan dia mendapati sekelompok lelaki (sebagian besar berusia sebaya dengan Thomas) memelototinya dan mengajaknya naik ke permukaan.

Di sinilah kisah Thomas bermula. Alby (Aml Ameen) menanyakan identitas Thomas yang masih limbung dan tidak bisa mengenali dirinya sendiri bahkan lupa akan namanya. Namun Alby yang dianggap sebagai tetua tidak berkeras memaksa Thomas mengingat namanya. Alby malah menganggap kondisi itu sebagai sesuatu yang normal. Menurut Alby, setiap orang yang dikirim ke tempat bernama Glade ini seketika akan mengingat namanya dalam dua hari. Glade adalah sebuah lahan terbuka di tengah hutan yang dikelilingi tembok tinggi yang sebenarnya adalah labirin. Thomas yang saat itu tengah melihat sekeliling pun terkejut mendapati dirinya berada di tengah-tengah labirin raksasa. Keterkejutan itu semakin menjadi kala Alby menjelaskan bahwa ada sejumlah makhluk penunggu labirin yang dinamai Griever.

Kebingungan Thomas semakin bertambah kala Alby mengisahkan bahwa Glade ini telah berusia tiga tahun. Dia adalah orang pertama yang berada di sana. Sama seperti Thomas, Alby pun merasa limbung saat pertama kali menginjakkan kaki di lahan tengah hutan itu. Bahkan kondisi Alby lebih parah lagi, selama sebulan, tidak ada satu pun rekan yang menemaninya. Hingga setiap 30 hari, satu per satu lelaki dikirim dengan menggunakan lift rongsok ke permukaan. Saat Thomas datang, sejumlah lelaki itu telah berjumlah sekitar 60 orang dan membentuk koloni serta berupaya untuk bertahan hidup di sana. Tidak sedikit yang frustrasi kemudian memilih mati. Rasa frustrasi itu menyerang karena mereka yang berada dalam Glade tidak bisa keluar lantaran terkurung labirin berpenghuni predator pembunuh. Jalan satu-satunya adalah bertahan hidup.

Mulai Berlari

Tidak sampai dua hari Thomas tinggal di Glade, ingatannya mulai pulih meski hanya mengenal nama semata. Sesekali Thomas bermimpi dengan gambaran samar-samar tentang keberadaannya di sebuah tempat dengan teknologi komputer yang canggih serta sejumlah orang berpakaian mirip dokter dan ilmuwan. Tapi Thomas tidak begitu tahu lokasinya. Hingga suatu hari saat Thomas mencari pupuk di hutan, seorang rekannya, Ben (Chris Sheffield), menyerang dirinya. Thomas berupaya menyadarkan Ben namun dia tetap berusaha memukul bahkan membunuh Thomas. Sambil berteriak seolah-olah mengenal Thomas dan menjadikannya sebagai sumber masalah, Ben terus mengejar Thomas hingga sekelompok rekan lain melerai keduanya.

Sesuai peraturan Glade, siapapun yang membuat gaduh dan melanggar ketertiban akan terbuang dari koloni. Ditambah lagi, Ben didapati tersengat Griever pada siang hari saat dirinya masuk ke dalam labirin. Penyelesaiannya adalah membuang Ben dengan memasukkannya ke dalam labirin pada sore hari saat labirin itu tertutup. Saat tertutup, sejumlah makhluk bernama Griever itu berkeliaran di sekitar labirin untuk mencari mangsa. Keesokan harinya, saat labirin terbuka kembali, tidak satupun orang yang masuk labirin akan keluar dari sana dengan selamat. Begitulah yang terjadi pada Ben. Ben tewas.

Pasca penyerangan itu, Alby dan salah satu pelari, Minho (Ki Hong Lee), memberanikan diri masuk ke dalam labirin untuk mencari jalan keluar. Dalam koloni Glade itu, setiap orang mengerjakan tugasnya masing-masing. Salah satunya berprofesi sebagai runner atau pelari. Mereka ini yang bertugas mencari jalan keluar dalam labirin. Mereka masuk ke labirin pada pagi hari dan keluar menjelang sore hari sebelum labirin tertutup untuk kemudian menggambar denah labirin. Cara itu dilakukan selama tiga tahun namun tetap belum mendapatkan hasil yang menggembirakan. Menjelang sore tiba, Alby dan Minho belum juga tampak. Hal itu membuat gusar sejumlah penghuni Glade karena pemimpinnya, Alby serta pelari ulung, Minho belum keluar dari labirin. Hingga akhirnya pada detik-detik tertutupnya labirin, keduanya muncul.

Minho tampak kesulitan menyeret tubuh Alby yang tidak sadarkan diri pasca tersengat. Melihat pintu labirin yang kian merapat, Thomas kemudian berlari dan menghampiri Minho di dalam labirin. Labirin tertutup. Dengan sigap, Minho dan Thomas kemudian mencari tempat persembunyian untuk meletakkan tubuh Alby agar tak jadi santapan Griever. Di tengah upaya mereka menyembunyikan tubuh Alby, sesosok makhluk menyerupai laba-laba raksasa yang sebagian tubuhnya terbuat dari metal muncul. Ternyata itulah Griever. Makhluk itu mengejar Minho dan Thomas hingga memaksa keduanya mengitari labirin. Tak disangka, kelokan labirin berubah setiap waktu sehingga koridor yang awalnya bisa dilalui seketika menutup. Sementara di sisi lain, jalan buntu tetiba terbuka. Pada saat perubahan itu terjadi, Thomas dengan cerdas memancing Griever ke sebuah koridor yang akan menutup rapat hingga menjebak makhluk itu dan terjepit.

Mengejar Jalan Keluar

Upaya penyelamatan Thomas terhadap Minho dan tubuh Alby itu ternyata ditanggapi berbeda oleh rekannya Gally (Will Poulter). Thomas dinilai menabrak aturan saat memasuki labirin dengan statusnya yang bukan sebagai runner. Thomas dihukum kurungan semalam tanpa makanan. Namun seorang temannya yang lain, Chuck (Blake Copper), menganggap Thomas sebagai pahlawan. Penilaian itu dibuktikan dengan membawakan Thomas makanan. Chuck sangat ingin keluar dari Glade dan bertemu dengan orang tuanya. Kendati Chuck tidak mengingat sedikit pun sosok orang tuanya. Di tangannya tergenggam mainan kayu kecil yang akan dia berikan kepada orang tuanya sekeluar dari Glade. Mainan itu kemudian diberikan kepada Thomas yang diketahui akan mencari jalan keluar pada pagi hari. Namun Thomas tak mau menerimanya, dia ingin agar Chuck sendiri yang menyerahkan mainan itu kepada orang tuanya saat mereka keluar bersama.

Saat pagi tiba, sejumlah pelari termasuk Thomas, yang akhirnya dinobatkan sebagai pelari oleh Newt (Thomas Brodie-Sangster), kembali masuk ke dalam labirin untuk mencari jalan keluar. Di sana, Thomas mendapati benda dengan lampu berkelip yang melekat pada makhluk yang mati terjepit. Benda itu pun diambil dari tubuh Griever dan ternyata menjadi alat untuk membuka pintu nomor 7 dari sejumlah pintu tempat Griever keluar yang ada dalam labirin. Pada kesempatan kedua pencarian, Minho dan Thomas berlari hingga pintu tersebut dan mendapati pintu yang terbuka. Namun upayanya gagal lantaran pintu tertutup kembali hingga menutup semua celah dalam labirin. Dengan lincah, Thomas dan Minho terus berlari hingga akhirnya keluar dari labirin.

Serangan Griever

Di tengah upaya keluar dari Glade, sesosok perempuan, Teresa (Kaya Scodelario) muncul dari dalam lift tua. Keberadaan perempuan memang belum pernah terjadi dan pengiriman ini terjadi dalam waktu singkat karena jarak waktu kedatangan Thomas dan perempuan itu belum genap 30 hari. Ternyata pengiriman itu adalah yang terakhir. Hal itu diketahui dari tulisan yang menempel pada kertas dalam saku bajunya. Pada saku yang sama juga terdapat botol berisi cairan yang dapat mengobati penghuni yang tersengat Griever. Cairan itu akhirnya diujicobakan kepada Alby dan berhasil. Sementara si perempuan, lambat laun mulai mengenali namanya meskipun di antara Thomas dan Teresa merasa keduanya pernah bertemu di suatu tempat.

Saat Alby pulih, Thomas beserta penghuni Glade melihat keanehan pada diri Alby. Tetiba dia menyadari dirinya dan mengatakan Thomas adalah orang kesukaan “mereka”. Mereka itu adalah orang-orang yang menempatkan Alby dan teman-temannya terjebak dalam Glade. Dalam pengisahan itu, sejumlah Griever menyerang pemukiman. Sekelompok laba-laba raksasa itu bisa menyerang lantaran pintu labirin tak kunjung menutup pada sore hari. Jadilah sejumlah penghuni tewas dan memaksa Thomas beserta beberapa penghuni lainnya memutuskan untuk menelusuri labirin dan keluar dari Glade. Meski mendapat tentangan dari Gally, Thomas beserta rekan-rekannya yang lain termasuk Teresa, Newt, Minho dan Chuck tetap memutuskan untuk pergi. Sementara Alby diringkus Griever.

Lari dari Kelimbungan Labirin ke Kelimbungan yang Lain

Berkat upaya yang gigih, Thomas dan sejumlah rekannya berhasil melewati hadangan Griever dan kelak-kelok labirin hingga akhirnya masuk ke dalam sebuah lorong kendati sebagian teman lainnya tewas tersengat Griever dalam perjalanan menuju pintu nomor 7. Di ujung lorong, Thomas kemudian mendapat sebuah ruangan seperti apa yang tampak dalam mimpinya selama dalam Glade. Namun para penghuni berseragam putih-putih seperti pakaian ilmuwan tergeletak mati di lantai. Hingga akhirnya Thomas dan teman-temanya tahu sebab kematian mereka dari video yang diputar dan direkam sebelum terjadi pembantaian. Seperti akan berakhir manis, Gally yang sempat memutuskan untuk tetap berada dalam Glade tiba-tiba muncul dan menembak Thomas. Namun tembakan itu mengenai Chuck yang berusaha menyelamatkan Thomas. Chuck tewas tanpa sempat memberikan mainan kayunya kepada orang tuanya.

Seolah akan berakhir begitu saja, tetiba sekelompok orang bersenjata menarik Thomas dan rekan-rekannya keluar dari ruangan dan naik helikopter. Dari dalam helikopter, mereka melihat dunia yang tidak seperti dulu lagi. Semua permukaannya hancur dan terbakar seperti ada kejadian alam yang terjadi. Di saat itu pula, sekelompok orang berjubah putih mirip dokter kemudian mengadakan rapat yang dipimpin seorang wanita yang kerap muncul dalam mimpi Thomas. Ternyata mereka merencanakan “labirin” tahap kedua dengan maksud dan tujuan yang belum jelas.

Cerita The Maze Runner berangkat dari novel karya James Dashner dengan judul serupa. Sekuel lanjutannya pun telah dibuat dan dipersiapkan pula untuk ditayangkan dalam sebuah film. The Maze Runner benar-benar mengisahkan kebingungan seperti berjalan dalam labirin. Penonton dipaksa untuk menerka-nerka kelanjutan cerita serta maksud dan tujuan keberadaan labirin itu. Kelimbungan memang sengaja diciptakan agar segaris dengan judul The Maze Runner sekaligus dijadikan fokus utama cerita. Selamat menikmati kebingungan dan rasa penasaran yang nikmat.

Sumber Foto:

1. http://cdn.screenrant.com/wp-content/uploads/maze-runner-poster.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun