[caption id="attachment_366949" align="aligncenter" width="560" caption="Sumber: www.geekfore.com"][/caption]
Getar ponselnya seketika menunda aksi cergas Henry “Hank” Palmer (Robert Downey Jr.) di sebuah persidangan. Air muka pengacara lihai asal Chicago itu mendadak padam kala mendengar kabar dari saudaranya lewat sambungan telepon. “Ibu meninggal,” kira-kira seperti itu frasa yang terdengar di telinga Hank. Sontak saja, Hank mengangkat tangannya tanda interupsi kepada hakim seraya meminta penundaan sidang lantaran dirinya harus pergi untuk menghadiri upacara pemakaman sang ibunda.
Tapi, penundaan sidang dan kabar kematian sang ibunda bukan satu-satunya persoalan yang harus dia hadapi. Hank harus menerima kenyataan bahwa istrinya berselingkuh dan mengajukan cerai atas dirinya. Belum lagi memikirkan nasib anak perempuannya yang masih berusia sekolah dasar bila perceraian itu benar terjadi. Meskipun sebenarnya, persoalan merawat anak bukan sebuah masalah yang berarti karena baginya harta bukan sesuatu yang pelik. Imbalan dari sejumlah kliennya yang tersangkut masalah hukum dan kemudian dinyatakan bebas sudah lebih dari cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhannya.
Namun begitu, persoalan lain jauh lebih rumit: hubungan antara dirinya dan sang ayah yang berprofesi sebagai hakim. Ya, ayahnya, Hakim Joseph “Joe” Palmer (Robert Duvall) adalah orang yang sangat disegani di Carlinville, Indiana. Hampir semua keputusannya dinilai adil bagi masyarakat. Ketegasannya dalam memutus persidangan membuat para pelaku pelanggaran hukum ngeri dan jera. Tapi ketegasan itu juga yang kemudian merusak hubungan antara Hank dan Joe. Akibat dari keretakan hubungan itu, Hank sudah bertahun-tahun tidak pernah kembali ke kampung halamannya di Carlinville, Indiana. Bahkan dia sempat berjanji tidak akan pernah kembali ke sana. Tapi kabar kematian sang ibunda jelas sebuah pengecualian.
Benar saja, setiba Hank di rumah tempat dia bertumbuh, aura ketegangan masih terasa di sana. Pertemuannya dengan Joe, ayahnya, hanya sebatas jabat tangan. Padahal sejumlah rekan, kerabat, dan tetangganya mendapat peluk hangat dari Joe. Jabat tangan yang terjadi antara Hank dan Joe jelas jauh dari kesan hubungan yang harmonis antara anak dengan ayahnya. Mengapa begitu? Hank sudah bertahun-tahun tidak bersua dengan sang ayah tapi pada satu kesempatan, keduanya seperti tidak memiliki alasan untuk melepas rindu. Tampak seperti ada luka masa lalu yang masih tersimpan.
Perjumpaan dengan Masa Lalu
Berusaha tak mengacuhkan perlakuan sang ayah terhadap dirinya, Hank lebih memilih melepaskan kesedihan atas kematian sang ibunda bersama kakaknya, Glen Palmer (Vincent D’Onofrio) dan adiknya yang menderita keterbelakangan mental, Dale Palmer (Jeremy Strong). Bersama keduanya, Hank berkunjung ke kedai minuman tempat mereka biasa bercengkerama. Seolah kembali ke masa lalu, Hank berbagi-dengar kisah dengan kakak dan adiknya. Bahkan di luar dugaan, Hank bertemu juga dengan mantan kekasihnya semasa sekolah, Samantha Powell (Vera Farmiga).
Perjumpaan dengan Samantha jelas membuat Hank terkejut. Betapa tidak? Hank yang sudah bertahun-tahun tidak pernah datang ke kampung halamannya masih mendapati Sam, panggilan Samantha, bekerja di kedai minuman. Sementara Hank sudah menjadi pengacara profesional di kota besar Amerika Serikat. Tapi semua itu tidak menjadi alasan bagi keduanya untuk menahan kisah. Keduanya pun bahkan larut dalam cerita semasa mereka berdua terpisah jarak. Bahkan Sam seolah masih menyimpan cinta untuk Hank yang kini telah berputri satu.
Tuduhan Pembunuhan
Di tengah penikmatan akan perjumpaannya dengan masa lalu, Hank dikejutkan kabar yang menyatakan ayahandanya terlibat pembunuhan berencana. Awalnya, Hank seakan menolak untuk peduli akan kabar tersebut. Itu dilakukan lantaran rasa sakit hati Hank kepada ayahnya yang sampai saat ibunya meninggal masih memperlakukan Hank seperti bukan anaknya. Pertengkaran masih terjadi, kamar tempat Hank biasa tidur semasa kecil telah berubah menjadi gudang dan sikap dingin masih ditunjukkan Joe kepada Hank. Semua itu membuat Hank enggan mempedulikan kabar akan tuduhan pembunuhan terhadap Joe.
Tapi perasaan sayang anak kapada ayahnya senantiasa ada meski kadang tak kentara. Hank memutuskan untuk mencari tahu sebab tuduhan itu dan mengajak Joe bicara. Namun, lagi-lagi, Joe, sang ayah, tidak menganggap Hank, anaknya, sebagai pengacara ulung yang bisa membantunya dari jeratan hukum. Joe malah menunjuk seorang pengacara amatir, C.P. Kennedy (Dax Shepard), untuk menjadi penasihat hukum Joe di persidangan. Padahal, lawan yang akan dihadapi adalah seorang jaksa tangguh, Dwight Dickham (Billy Bob Thornton) dengan Hakim Warren (Ken Howard) yang menjadi pengadilnya. Warren dikenal sebagai hakim yang kerap memberikan putusan yang tanpa kompromi terhadap terdakwa. Namun begitu, keputusan Joe sudah bulat. C.P lah yang menjadi penasihat hukumnya.
Meski keputusan ayahnya jelas mengecewakan Hank, tapi dia tetap hadir dalam sidang perdana sang ayah. Hasilnya, sudah bisa ditebak. Jaksa menilai Joe melakukan pembunuhan berencana terhadap seorang mantan narapidana dengan cara menabraknya dengan mobil. Penilaian itu didasarkan pada dua alat bukti yang memadai serta ketidaksanggupan penasihat hukum Joe, C.P., dalam menyampaikan argumen penyangkalan. Hakim pun memutuskan untuk melanjutkan pemeriksaan di pengadilan.
Melihat upaya minimal penasihat hukum ayahnya yang amatir, Hank geram. Dia akhirnya meminta paksa ayahnya untuk menambahkan dirinya masuk ke dalam tim penasihat hukum bersama C.P. Perdebatan terjadi di antara mereka. Sang ayah enggan memasukkan nama anaknya lantaran Hank adalah pengacara yang dikenal menggunakan segala macam cara untuk menang di pengadilan. Sementara Joe merupakan hakim yang jujur dan tidak mengenal kompromi terhadap kesalahan terdakwa. Joe tidak mau kasus hukum yang membelitnya malah mengubah penilaian orang akan kejujuran dirinya. Itulah alasan mengapa Joe memilih pengacara amatir yang belum pernah merasakan urusan di pengadilan yang sesungguhnya.
Kesal dengan sikap ayahnya, Hank akhirnya mengultimatum sang ayah dengan memberikan sepucuk surat kontrak bertulis tangan. Isinya: kesediaan Joe untuk memasukkan Hank sebagai tim penasihat hukumnya. Memang mulanya Joe agak sedikit abai dengan ultimatum Hank, tapi seorang ayah, betapa pun kesalnya, tetap menyimpan rasa sayang terhadap si anak. Joe menerima Hank sebagai tim penasihat hukum menemani C.P. Hingga di setiap persidangan, Hank, akhirnya, bisa menunjukkan kepiawaiannya sebagai pengacara ulung asal Chicago.
Misteri yang Terungkap
Lambat-laun, misteri yang terbungkus rapat tetap akan teruar. Pada sepertiga terakhir film, sejumlah misteri terungkap. Sang ayah, Joe, ternyata mengidap kanker stadium empat sejak lama. Penyakitnya itu kerap kali mengganggu aktivitasnya sebagai hakim. Salah satunya adalah lupa mengingat nama sang juru sita yang telah bekerja lama di pengadilan. Penyakit itu pun ternyata juga baru diketahui seluruh anaknya termasuk Hank. Menjelang hari putusan, penyakit itu semakin terasa memberatkan dan di sinilah sebuah pembelajaran keluarga bisa dipetik.
Tengah malam, Hank mendengar suara seseorang terjatuh di kamar mandi. Seketika itu pula Hank langsung menuju kamar mandi dan mendapati ayahnya tertatih di lantai tengah menuju WC. Melihat kondisi sang ayah, Hank langsung membantu ayahnya berdiri namun sang ayah menolak bantuan. Tapi Hank tetap berkeras membantu hingga sang ayah mengeluarkan kotoran di celana. Hank tetap membantu sang ayah meski sejak masuk kembali ke dalam rumah masa kecilnya, Hank tetap merasa kesal kepada ayahnya. Namun dari sinilah ketegangan di antara mereka mulai mencair.
Selain penyakit kanker, Hank pun akhirnya mengetahui ternyata perempuan muda, Carla Powell (Leighton Meester), yang ia cumbu kala berada di kedai minuman adalah anak Samantha. Awalnya, Hank menduga, perempuan yang baru menempuh kuliah jurusan hukum itu adalah anak kandungnya dari hubungan Sam dengan Hank beberapa tahun lalu. Ternyata di tengah perbincangan hangat antara keduanya, Sam mengatakan bahwa itu adalah anak dari hubungannya dengan Glen, kakak Hank.
Misteri yang tidak kalah mengejutkan adalah pengakuan Joe bahwa dirinya sengaja menabrak mantan narapidana yang tengah mengendarai sepeda hingga tewas. Pernyataan itu diungkapkan menjelang putusan oleh 12 juri. Hal itu jelas memusingkan Hank. Alasan Joe menabrak mantan narapidana itu lantaran Joe kesal dengan kata-kata korban yang mengatakan akan mengencingi kuburan istrinya yang baru saja meninggal. Ditambah lagi rasa sakit hati Joe yang telah memberikan hukuman ringan namun ternyata sang mantan narapidana tetap tidak kunjung tobat. Padahal Joe berharap dengan hukuman ringan yang diperoleh, sang mantan narapidana bisa tobat di usia mudanya.
Di sinilah alasan ketegasan Joe terhadap Hank mulai terkuak. Joe bersikap keras dan dingin terhadap Hank lantaran Joe melihat Hank sama seperti mantan narapidana itu. Hank pernah mendapat hukuman kurungan karena perilaku nakalnya. Tapi kenakalan itu tetap masih tertanam dalam tubuh Hank dalam bentuk menghalalkan segala cara untuk menang di persidangan. Belum lagi kenakalan lain yang salah satunya menyebabkan kakaknya, Glen, kecelakaan dan tidak lagi bisa bermain softball. Padahal Glen mendapat banyak prestasi dari olahraga tersebut. Kini, Glen hanya seorang wirausaha biasa dengan cedera kaki yang tak kunjung sembuh,
Kehormatan Seorang Hakim
Hakim tetaplah hakim. Dia selalu menyatakan kebenaran. Joe tetap mengungkapkan kebenaran di persidangan sehingga dia dihukum empat tahun penjara dengan putusan pembunuhan tidak berencana. Mendengar putusan itu, Hank dan kedua saudaranya merasa iba kepada ayahnya. Hank bahkan lebih sedih lagi karena profesinya sebagai pengacara unggul gagal membebaskan ayahnya dari lilitan hukum. Hank sekaligus juga dikalahkan Jaksa Dwight Dickham dalam perkara hukum.
Tapi hukuman kurungan atas ayahnya tidak berlangsung selama empat tahun. Pada tujuh bulan pertama, sang ayah mendapat pembebasan belas kasihan. Hank menjemput langsung pelepasan Joe dan mengajaknya memancing seperti saat dia masih kecil. Di tempat pemancingan itulah Joe akhirnya memuji pencapaian Hank yang telah menjadi pengacara profesional. Bahkan Joe menilai Hank sebagai pengacara terbaik. Tapi di sana pula Joe menghembuskan nafas terakhirnya. Di ujung cerita, Hank kembali masuk ke ruang sidang dan merapat menuju kursi hakim. Hank seolah menatap masa depan di kursi tersebut.
The Judge (2014)
Sutradara : David Dobkin
Skenario : Nick Schenk, Bill Dubuque)
Produser : David Gambino, Susan Downey
Durasi : 141 Menit
Genre : Drama
Bujet : $50 Juta
Pemeran : Joseph “Joe” Palmer (Robert Duvall), Pengacara tangguh asal Chicago, Henry “Hank” Palmer (Robert Downey Jr.), Samantha Powell (Vera Farmiga), Glen Palmer (Vincent D’Onofrio), Dale Palmer (Jeremy Strong), Dwight Dickham (Billy Bob Thornton), C.P. Kennedy (Dax Shepard), Carla Powell (Leighton Meester), Judge Warren (Ken Howard)
Sumber Foto:
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/6/61/The_Judge_2014_film_poster.jpg
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H