Mohon tunggu...
Ibnu Dawam Aziz
Ibnu Dawam Aziz Mohon Tunggu... lainnya -

pensiunsn PNS hanya ingin selalu dapat berbuat yang dipandang ada manfaatnya , untuk diri,keluarga dan semua

Selanjutnya

Tutup

Politik

Yth. Bapak Marzuki Alie – Anggota Dewan Jalan-jalan ke Jerman? (Apakah Tidak Lebih Baik Ajak Anggota Dewan Bercermin Diri?)

1 Desember 2012   23:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:20 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mencermati acara Talk Show di TV One, yang mengangkat kunjungan kerja Anggota Dewan ke Jerman dengan Bapak Marzuki Alie sebagai nara sumber, menambah rasakeprihatinan bahwa ditengah runtuhnya kepercaayaan rakyat pada Lemabaga Perwakilan Rakyat yang nyaris kehilangan kehormatanini, Sang Ketua masih berbicara tentang alasan yang membenarkan kunjungan kerja ke Jerman, seakan begitu pentingnya. Apa sebenarnya yang dapat ditemui di Jerman ? Dijaman yang serba global dengan transparansi informasi yang sedemikian terbukanya, dimana teknologi informasi bahkan sudah dapat menjangkau informasi yang tidak bisa hanya sekedar dilihat dengan mata telanjang. Anggota Dewan kita masih merasa perlu melihat bagaimana Undang-undang yang menyangkut tentang teknologi di Jerman.

Undang-undang yang dapat mendorong kemajuan teknologi, apa maunya ?

Teknologi itu maju karena adanya penelitian.

Penelitian itu akan berjalan dengan baik bila dihargai.

Tidak perlu belajar ke Jerman, tapi cukup bagai mana agar Penelitian itu dihargai, agar peneliti itu dihargai bagai mana menyikapi dan menindak lanjuti hasil penelitan, bagai mana melindungi peneliti, proses penelitan dan hasil penelitian.

Kalau tujuannya adalah belajar untuk lebih mengenl Jerman,berjalan-jalan ke Jerman tanpa kemampuan yang memadai, tidak akan lebih mengenal perkembangan teknologi di Jerman dan pengaruhUndang-Undangterhadapteknologi di Jerman dibanding dengan mempelajari tentang Jerman secara sungguh-sungguh , melalui media Informasi Teknologi yang sekarang sudah tersedia baik melalui situs-situs resmiPemerintah Jerman maupun situs-situs lainnya.

Sedangkan peningkatan kompetensi seorang peneliti itu jauh dari tugas Lembaga Legisltif. Meningkatkan teknologiitu menjadi tanggungjawab akademisi. Bukan tugas Lembaga Legislatif. Undang-undang itu harus mengakomodir kepentingan kompetensi juga kepentingan budaya Indonesia. Undang-Undang tentang teknologi yang berlaku di Jerman bila itu ditemukan, tidak akan dapat diterapkan dengan begitu diIndonesia.

Sebenarnya YTH. BAPAK MARZUKI ALIE harus berterima kasih dengan hasil jepretan kamera yang diunggah di duni maya, apakah itu oleh oknum Kedubes maupun yang dilakukan oleh Mahasiswa yang membuka rahasia perilku konyol anggota Dewan yang berada diluar Negeri, bukan bahkan berlindung dibalik retorika dan menyalahkan pihak lain.

Retorika menyebalkan bagirakyat kecil.

Untuk membangun teknologi di Indonesiatidak dibutuhkan Undang-undang produk DPR seperti yang selama ini merupakan Produk Banci, yaitu produk Undang-undang yang dibuat hanya untuk memenuhi kebutuhan pembuat undang-undang (untuk mencapai target ) yang dibuat hanya untuk dilanggar. Apa lagi Undang-undang yang dibuat hanya untuk memenuhiambisi untuk membuat Undang-undang, agar dianggap bekerja dan supaya bisa dianggap lebih berbobot maka harus didahului dengan studibanding keluar Negeri, kesalah satu Negara yang dianggap paling berbobot dibidangnya.

Rakyat sudah tidak bodoh lagi, juga bosan mendengar alasan memuakkan serupa dan terus menerus.

Bapak MarzukiAlie YANG TERHORMAT, mestinya tanggapan miringdari rakyat, tentang pembangunan Gedung DPR yang dianggap miring, Perjalanan Studi Banding keLuar Negeri yang berkali-kali ditanggapi dengan berbagi kritikan serta adanya Cek Pelawat bagi Anggota Dewan ( Kasus Miranda S G. ) Lika-liku Banggar yang diungkap Wa Ode dan terakhir kong-kalikong anggota Dewandengan kementerian yang diungkap Men Ses Kab. Dipo Alam apa lagi berita tentang anggota DewanTukang Palak temuan Dahlan Iskan.

Sungguh tidak masuk akal , masih diulang lagi dengan Jalan-jalan ke Jerman tanpa tujuan pasti yang bisa diterima rakyat?

Lebih aneh lagi Bapak masih tidak malu mencaridalih yang membenarkan ?

Uang Rakyat tidak untuk dihambur-hamburkan Bapak ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun