Mohon tunggu...
Ibnu Dawam Aziz
Ibnu Dawam Aziz Mohon Tunggu... lainnya -

pensiunsn PNS hanya ingin selalu dapat berbuat yang dipandang ada manfaatnya , untuk diri,keluarga dan semua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Salah Besar Jadi Jokowi Hatters, Tapi Juga Bodoh Jadi Jokowi Lover’s ……Tanpa Mikir?

16 Desember 2014   05:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:14 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1418655839630134668

gambar kreasi dari sumber yang jelas.

Salah besar jadi Jokowi Hatters, tapi juga bodoh jadi Jokowi Lover’s ……tanpa MIKIR ?

Siapa berani Kritik Rezim Jokowi di Kompasiana ?

Berani kritik Persiden Jokowi? maka pada saat itu juga akan mendapat serangan bertubi dari para pecinta Jokowi. Bahkan akan ditemukan komentar penuh kebencian kepada siapapun yang berani melakukan kritik terhadap Presiden Jokowi.

Sebaliknya akan muncul barisan pendukung Relawan Jokowi, yang lebih fanatic dari Relawan Jokowi sendiri, bila ada Relawan Jokowi yang mengangkat tulisan yang berisi sanjungan buta terhadap yang tercinta Presiden Jokowi, pada saat itu sudah rapi berjajar tiga baris pasukan yang bersiap untuk menerkam siapapun yang berani memberi komen yang berbeda dengan keinginan mereka.

Itulah KOMPASIANER sebagai Jokowi Lover’s.

Komentar paling bodoh segera akan muncul, bila ada penulis artikel jang berani mengkritisi Presiden Jokowi baik yang berisi kritikan tentang kebijakannya maupun kehidupan Keluarga Presiden sehari-hari. Bahkan hanya mengkritisi peri laku seorang menterinya sekalipun.. Maka secara langsung pasti dikaitkan dengan persaingan dalam PILPRES. Dianggap sebagai pendukung Prabowo yang sakit hati.

Betapa bodohnya !

Bagaimana dengan Jokowi Hatter’s ?

Pembenci Jokowi memang ada, tapi salah besar kalau yang dibenci harus Presiden Jokowi. Membenci Jokowi sama bodohnya dengan memuja Jokowi. Bedanya hanya karena membenci itu juga salah satu penyakit hati, maka pembenci Jokowi selain bodoh juga penderita penyakt hati, penyakit hati itu ikut setan, setan itu jahat maka pembenci Jokowi juga jahat.. Jadi kalau sekumpulan orang PEMUJA Jokowi adalah sekumpulan orang bodoh, maka sekumpulan orang pembenci Jokowi adalah; hanya sekumpulan orang jahat yang bodoh.

Sebenarnya seorang Presiden memang harus melakukan sesuatu yang bisa dilakukan. Akan tetapi memilih apa yang harus dilakukan, juga sangat tergantung dengan apa yang arus dipilih. Kalau yang tersedia hanya yang tidak disuka, maka seorang Presiden tidak akan bisa Walk aut atau abstain. Harus memilih salah satu, walau kedua pilihan yang disodorkan keduanya sangat menjijikkan. Karena seorang Presiden memang harus memilih. Itulah yang membedakan Presiden dengan bukan Presiden.

Ibarat harus makan disebuah pesta, dengan sajian daging setengah busuk dan ikan setengah matang, selain Presiden,siapapun dia, tak peduli dia Menteri atau Politisi tak peduli ia diplomat atau hanya seorang rakyat, mereka bisa menolak untuk tidak memilih salah satu untuk dimakan. Tapi seorang Presiden tidak bisa menolak untuk harus memilih salah satu, dengan resiko sakit perut bahkan sampai muntah-muntah, atau resiko mati keracunan.

Maka adalah kewajiban bagi kita semua untuk mengingatkan bila Presiden akan masuk kedalam sebuah pesta yang hanya menyajikan daging setengah busuk dan ikan setengah matang, Itu adalah sebuah KRITIK yang sehat. Bukan yang hanya mengamini dan bersorak sorai dibelakang Presiden tak peduli sang Presiden telah masuk sebuah jebakan, atau yang hanya bisa mencaci Presiden sepanjang hari hanya karena kadung benci.

Adalah sebuah kewajiban bagi yang mencintai Negeri ini, untuk mencegah Presiden masuk kedalam Pesta yang akan menyiksa Presiden, karena hanya menyajikan daging setengah busuk dan ikan setengah matang. Atau kalau perlu membubarkan Pesta sebelum Presiden masuk kedalamnya.

Pesta yang diselenggarakan oleh para pelanggar HAM, dan para pembenci sebuah kepercayaan Putra Pertiwi dengan slogan de Islamisasi, pasti hanya menyajikan daging setengah busuk dan ikan setengah matang. Karena juru masaknya hanya mempunyai persediaan daging sisa Korban kekerasan Malari, Tanjung Priok, Talangsari juga tragedi Mei 1998 dan ikan setengah matang yang dicuri dari Almari es Skandal BLBI, kotak Privatisasi. Sementara Kambing Hitam bernama Century, masih bebas berlari-lari dipadang hambalang tak terkaji.

Salam Prihatin bagi Lover’s dan Hatter’sPak Jokowi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun