Gambar Kreasi .
Membangun Peradaban Baru untuk Indonesia yang Lebih Baik. (1)
Menyimak hura-hura Pemilu 2014 dan hasil Quick Count dari dua lembaga survey paling terkemuka yang sampai saat ini terpantau adalah :
Menuriut LSI yang di tayangkan TVOne dengan angka sementara ;
PDI P. 19,56 %
Partai Golkar 14,69 %
Gerindra 11,88 %
Demokrat 9,73 %
PKB 9,27 %
PAN 7,5 %
PPP 7,07 %
PKS 6,52 %
Nasdem 6,28 %
Hanura 5,25 %
PBB 1,36 %
PKPI 1 %
Sedangkan menurut Metro TV. Angkanya menjadi :
1. PDIP 18.9%
2. GOLKAR 14.65%
3. GERINDRA 12.26%
4. DEMOKRAT 9.88%
5. PKB 8.89%
6. PAN 7.34%
7. PKS 6.93%
8. NASDEM 6.91%
9. PPP 6.41%
10. HANURA 5.36%
11. PBB 1.54%
12. PKPI 0.94%12.
Angka tersebut ternyata membenarkan apa yang pernah penulis prediksikan pada bulan April 2013, bahwa sebenarnya Pemilih di Negeri ini sudah terpolarisasi menjadi tiga kekuatan dasar yang tidak akan berubah secara signifikant paling tidak sampai 2019 mendatang.
Prediksi yang pernah kami susun pada April 2013 adalah sebagai berikut.
1. PDIP 17 % dengan 15,525,763 suara
2. GOLKAR 15% dengan 13,699,202 suara
3. GERINDRA 12 % dengan 10,959,362 suara
4. DEMOKRAT 9 % dengan8,219,521 suara.
5. PKB 5 % dengan 4,566,401 suara
6. PAN 8 % dengan 7,306,241 suara
7. PKS 5% dengan 4,566,401 suara
8. NASDEM 6 % dengan 5,479,681 suara
9. PPP 6% dengan 5,479,400 suara
10. HANURA 9 % dengan 8,219,425 suara .
11. PBB 3% bila mencapai 3,600.000 suara.
12. PKPI 3 % ( untuk PBB dan PKPI jatah lolos Parliamentary Threshold )
Hasil analisa LP3 S As Sabih April 2013.
Secara umum empat besar tidak ada perubahan sama sekali.PerananPencapresan Jokowi hanya mengangkat PDIP dari angka 17 % menjadi 19 % .
Perubahan besar terjadi adanya pertukaran tempat antara Hanura dengan PKB. Hal ini adalah wajar karena pada dasarnya Hanura dengan PKB mempunyai basis pemilih yang sama dimana Wiranto mengandalkan Pesantren ( kalangan NU ) yang karena terobosan Muhaimin Iskandar melalui Pencapresan Mahfudz MD dan Oma Irama menjadikan Hanura berantakan. Terbukti bahwa peranan Hary Tanoe dikalangan masyarakat bawah belum diterima.
Sedangkan yang terjadi pada PKS memang sudah pernah ada perbaikan bahwa PKS akan mampu kembali melakukan konsolidasi kadernya pasca kasus LHI.
Inilah ulasan awal tentang Pemilu 2014 yang merupakan bagian pembukadaridua tulisan yangpernah kami susun dalam dua artikel, yang sedianya akan kami persembahkan sebagai masukan materi, yang pertama sebagai jawaban atas berbagai prediksi terpuruknya partai Islam dan berbasis pemilih Islam pada Pemilu 2014 oleh berbagai Lembaga Survey Berjudul UMMAT ISLAM INDONESIA MENJAWAB TANTANGAN2014, artikel ini pernah kami kirimkan ke Pengurus PBB baik melalui e mail keWa Kerum Sahar. L Hasan maupun cuplikannya melaui akun Prof. Yusril di Kompasiana.
Dan sebuah lagi berjudul GEMPITA NUSANTARAMembangun Peradaban Baru untuk Indonesia yang Lebih Baik. Yang sebenarnya kami persiapkan untuk memberi masukan materi pada SILATNAS RAJA DAN SULTAN NUSANTARA III - 2013. Di Malang tgl. tanggal, 21-22 d1n 23 Juni 2013 di Malang Jawa Timur.
Adalah karena terkendalanyaFounding ( dari TimTeng ) bagi Lembaga Pengkajian Paradigma Politik dan Strategi Pemberdayaan Masyarakat YHSGD karena alasan Politik. Program Kerja LP3S.YHSGD Menuju Indonesia yang lebih baik terbengkalai dan sebagian kecil dari hasil pengkajian kami buka secara umum , disini!
Perkenanklanlah kami angkat tulisan tentang“ GEMPITA NUSANTARA” Membangun Peradaban Baru untuk Indonesia yang Lebih Baik.setelah hari ini secara berturut-turut.
PRA KATA.
Persembahan untuk SILATNAS RAJA DAN SULTAN NUSANTARA III - 2013.
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العا لمين
Segala Puji bagi Allah seru sekalian alam,
Rahmat dan Salamhendaknya tetaplah atas Rasulullah Muhammad SAW. Keluarga, Sahabat dan Pengikutnya sampai hari kiyamat.
Sungguh dalam mempertanggung jawabkan amanah, bukanlah satu pekerjaan yang mudah, tapi dengan selalu memohon petunjukNya, didasari satu pemikiran yang senantiasa dilandasirasa ketaqwaan terhadap Allah SWT, Insya Allah apa yang kita lakukan tidak akan membawa kita kedalam satu kesesatan .
Menyongsong SILATNAS RAJA DAN SULTAN NUSANTARAIII – 2013tanggal, 21-22 d1n 23 Juni 2013 di Malang Jawa Timur, Lembaga Pengkajian Paradigma, Politik dan Strategi ( LP3S ) YHSGD, sebagai satu Lembaga Kajian yang bernaung dibawah Yayasan Haji Sabih Goenadjaya Dikoesoemah mempersembahkan satu pemikiran, didasari adanya satu kenyataan Keterpurukan Budaya Bangsa Indonesia yang telah kehilangan jatidiri dan ada dalam cengkeraman Budaya Asing.
Mempersembahkan satu konsep pemikiran, itulah yang dapat dilakukan oleh Lembaga Pengkajian Paradigma, Politik dan Strategi ( LP3S ) YHSGD, disamping upaya lain sebatas yang masih mampu dilakukandengan dukungan sepenuhnya dari Yayasan Haji Sabih Goenadjaya Dikoesoemah.
Dengan harapan sepenuhnya bahwa SILATNAS RAJA DAN SULTAN NUSANTARAIII – 2013 berkenan memberi tanggapan berupa uluran tangan untuk dukungan terselenggaranya Konvensi Nasional mencari Pemimpin Bangsa yang sesungguhnya menuju Indonesia yang lebih baik.
Bertumpu pada satu keyakinan, bahwa dengan Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan atas keinginan luhur untuk melaksanakan amanah Proklamasi dan cita-cita Kemerdekaan yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, apa biladilakukan dengan sungguh-sungguh disertai do’a, Allah akan menunjukkan jalannya.
Amin yaa Rabbul ‘alamin.
Malang,20 Juni 2013.
Lembaga Pengkajian Paradigma, Politik dan Strategi ( LP3S ) YHSGD,
GEMPITA NUSANTARA
Membangun Peradaban Baru untuk Indonesia yang Lebih Baik.
I.PENDAHULUAN .
A.Latar Belakang .
1.Sejarah Pancasila
Dilatar belakangi oleh satu kenyataan keterpurukan budaya yang melanda Negeri ini, Negeri yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 yang dilandasi semangat Persatuan Kebangsaan yang dicanangkan pada 28 Oktober 1928 sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Bangkit sebagai Bangsa Indonesia yang lepas dari kungkungan Penjajahan Kolonialisme, Imperialismedan Kapitalisme yang menyengsarakan Rakyat Indonesia.
Gelora Proklamasi yang membahana dapat berkumandang tidak lain dengan mengandalkan keikut sertaan dan dukungan Para Sultan , Tetua adat dan Raja-raja Nusantara yang dengan meninggalkan kepentingan pribadi, suku dan budaya untuk melebur dalam satu wadah Kesatuan dalam Kebangsaan, dalam semboyanBhinneka Tunggal Ika.
Dalam perjalanan Panjang sejarah Kemerdekaan yang tertatih-tatih selayaknya bayiyang sedang belajar berjalan, tapi atas Berkat Rahmat Allah SWT, dan didorongkan oleh keinginan luhur untuk Berbangsa dan Bernegara yang Baldatun Toyyibatun wa Rabbun Ghafur,Bangsa Indonesiayangmelalui kebijakan yang merupkan hasil mufakat para Founding Fathers, telah berhasil meletakkan FONDASI yang kokoh sebagai LANDASAN FUNDAMENTALIdeologi Bangsaberupa PANCASILAyang mencapai satu titik kesepakatan mufakatdan ditanda tangani bersama oleh Panitia Perumus yang sah pada tanggal 22 Juni 1945, berupa Piagam Jakarta.
Piagam inilah yang merupakan hasil karya akbar para Founding Fathers, berkat dukungan dan Restu Para Pemimpin Adat, Para Sultan dan Raja-raja Nusantara. Karena Pancasila memang digali dari kekayaan Budaya Adatyang terbentang dari Tanah Serambi Mekah sampai Papua. Yang kemudian menjiwai Peri Kehidupan Berbangsa dan Bernegara secara lengkap dan meyeluruh tertuangdalam pembukaan UUD 45.
Adanya upaya untuk melakukan transplantasi budaya dengan menghilangkan tata nilai Primordialistik yang menjadi jiwa Kemerdekaan Indonesia dan mengganti dengan paksa dengan tata nilai yang dikatakan universal individualistik, yaitu faham LIBERAL yang menanamkan faham kepentingan individu diatas tata nilai adat dan agama, yang ingin mengubur hidup-hidup tata nilai adat budaya dan agama karena dianggap sangat mengganggu kebebasan manusia sebagai individu, merupakan tantangan Bangsa Indonesia yang berdiri diatas semua tata nilai Adat, Budaya dan Agama yang dipertahankan sebagai Budaya Luhur Bangsa Indonesia oleh Raja-raja , Tetua adat dan para Sultan Nusantara.
Latar belakang inilah yang mendasari ajakan Lembaga Masyarakat Pencinta Nusantara untuk bersama-sama mempertahankan tata nilai Budaya Bangsa yang menjiwaisemangat Proklamasi 17 Agustus 1945 melalui Gerakan Masyarakat Pencinta Nusantara yang selanjutnya disebut GEMPITA NUSANTARA. Mempertahankan pengertian Pancasila yang lekat dengan budaya adat Nusantara.
) bersambung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H