Mohon tunggu...
Ibnu Dawam Aziz
Ibnu Dawam Aziz Mohon Tunggu... lainnya -

pensiunsn PNS hanya ingin selalu dapat berbuat yang dipandang ada manfaatnya , untuk diri,keluarga dan semua

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Presiden Jokowi dan Beras Plastik!

29 Mei 2015   16:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:28 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14328900721248744282

[caption id="attachment_368351" align="aligncenter" width="560" caption="Sumber gambar SINDONEWS.com."][/caption]

Berita dimulai dari Bekasi Jawa Barat .

Masyarakat menemukan, kemudian melaporkan, dari sample temuan masyarakat yang dibawa ke laboratorium Professional “SUCOFINDO “. Hasilnya menunjukkan bila beras itu memang tercampur dengan bahan plastic. Dan beras itu beredar di pasaran.

Yang perlu diketahui : Laboratorium “SUCOFINDO” adalah salah satu Laboratorium yang dimiliki Indonesia yang menyandang AKREDITASI BERTARAF DUNIA.BeranikahBP POM dan Polisi untuk melakukan uji Laboratorium dengan sample yang sama dan tidak direkayasa secara transparan dan ilmiah disaksikan Rakyat Indonesia. Pada saat itu kebohongan besar akan terungkap dipermukaan.

Bila kemudian Polisi menyatakan akan membawa sampel yang sama untuk diuji di Perguruan Tinggi terkemuka di Indonesia (IPB / UI bahkan UGM maupun ITB) sekalipun, adalah satu kebodohan terbesar yang dilakukan bila percaya bahwa sample yang dibawa ke berbagai Perguruan tinggi itu sama dengan yang diuji di Sucofindo, setelah lebih dulu Polisi dan BP POM menyatakan bahwa apa yang dilakukan Sucofindo adalah sebuah kesalahan atau kecerobohan. Mencari sebuah pembenaran dengan melibatkan independensi Perguruan Tinggi dengan menyodorkan sample yang tidak diketahui oleh masyarakat berasal dari mana adalah tindakan sia-sia, rakyat tidak bodoh.

Pernyataan Polisi dan BP POM yang disiarkan berbagai stasiunTelevisi dan ancaman Polisi untuk memidanakan siapaun yang menyebarkan berita temuan beras plastic ternyata mendapat respon yang sebaliknya. Berturut-turut berita tentang beras plastic meluncur diberbagai daerah tanpa bisa dicegah seperti dikutip dibawah ini :

............

DEPOK - Satu keluarga yang tinggal di Jalan Inpres 2 RT 03/02, Cipayung, Depok, menjadi korban akibat peredaran beras plastik. Naiman (55) bersama istri, dua anak, dan seorang cucunya mengalami mual dan muntah-muntah usai mengonsumsi beras plastik tersebut.

source: http://metro.sindonews.com/read/1005094/170/satu-keluarga-di-depok-jadi-korban-beras-plastik-1432544126

See more at: http://www.depoklik.com/metro/saat-dikunjungi-dinkes-ke-cipayung-korban-beras-plastik-sudah-sembuh/#sthash.6U4sLQEg.dpuf

Beras Sintetis Ditemukan di Cianjur

JAWA BARAT26 Mei, 2015 - 18:26

CIANJUR, (PRLM).- Penemuan beras sintetis ternyata tidak hanya terjadi di Kabupaten Bekasi. Beras yang mengandung unsur plastik itu nyatanya telah menyebar hingga ke Cianjur. Warga mengaku tenggorokannya gatal dan perutnya begah setelah mengkonsumsi beras tiruan tersebut.

Agus Suhendar, Ketua RT 04/18 Kelurahan Muka Kecamatan/Kabupaten Cianjur mengaku mendapat laporan adanya beras diduga palsu dari warganya. Laporan tersebut dia terima pada Sabtu (23/5/2015).

"Awalnya warga melapor ke saya cuma belum berani saya apa-apakan. Di situ kami, warga coba cek-cek," kata dia saat ditemui di kediamannya, Selasa (26/5/2015).

POJOKSATU.id, CIANJUR-Belum juga rampung penemuan beras sintetis (plastik,red) di Kampung Cageunang, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur. Kini penemuan yang sama juga dialami warga Kampung Gang Pahlawan RT 04/18 Kelurahan Muka Cianjur.

Penemuan yang juga mirip dialami tukang bubur ayam di Cageunang Nagrak Barnas (45). Kali ini dialami pula oleh Nia Anggraeni (30) warga Kampung Gang Pahlawan Kelurahan Muka Cianjur, yang juga telah membeli dan mengkonsumsi beras impor asal China itu.
Nia mengaku, telah membeli dan mengkonsumsi beras plastik tersebut. Bahkan sudah curiga ketika akan memasak beras pembelian suaminya itu. Kecurigaan ibu anak satu itu bermula ketika akan memasak beras tersebut menggunakan rice cooker.

Neneng (35) warga lainnya menuturkan, bahwa beras yang diduga dari plastik itu tidak dapat dimasak seperti beras pada umumnya. Ketika dimasak, hasilnya lengket seperti lem. “Rasanya juga aneh dan sedikit berbau plastik,” tutur Neneng.

Beras Plastik Beredar di Gunungkidul

Koran SINDOSabtu,  23 Mei 2015  −  12:54 WIB

GUNUNGKIDUL - Peredaran beras plastik alias sintetis diduga tidak hanya di Kota Bekasi, tetapi juga sudah meluas di sejumlah daerah di Tanah Air. Kemarin warga di Gunungkidul; Karawang, Jabar; dan Kota Jayapura, Papua melaporkan temuan beras yang diduga sintetis.

Ditemukan di Beras Raskin.

Sementara temuan beras plastik menghebohkan warga Kampung Jatimulya I RT/02 RW 01 Kelurahan Mekarjati, Kecamatan Karawang Barat, Jabar. Warga menemukan beras berciri-cirinya sama dengan informasi yang diterima dari media massa. Hal menghebohkan beras yang diduga sintetis itu ditemukan pada kemasan raskin berasal dari Bulog. Beras plastik diduga dioplos dengan beras asli.

Dari berbagai berita diatas, yang sangat mengejutkan adalah yang dilansir oleh Koran Sindo dimana beras plastic ditemukan juga pada beras Raskin yang berasal dari BULOG. Pantas sekali bila kemudian Pemerintah dengan segala cara berupaya untuk menutup temuan beras Plastik di Bekasi yang dinyatakan keberadaannya oleh Sucofindo.

Dari kenyatan adanya berbagai temuan masyarakat yang bukan ditindak lanjuti oleh Pemerintah melalui Kepolisian tapi justru ada upaya pembungkaman dalam era keterbukaan informasi ini dapat diduga :

1.Beras Sintetis dari Cina betul-betul sudah masuk ke Indonesia melalui jalur illegal yang direstui entah oleh siapa.

2.Pemerintah berusaha melindungi peredarannya sekaligus menjaga stabilitas keamanan dengan pernyataan-pernyataan Polisi dan BP POM.

3.Polisi dan BP POM, secara tidak tanggung-tanggung berupaya untuk menutupi kegagalan Pemerintah dalam mencegah masuknya beras plastic kepasaran Indonesia.

Prihatin dengan Pemerintah yang gagal ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun