Mohon tunggu...
Ibnu Dawam Aziz
Ibnu Dawam Aziz Mohon Tunggu... lainnya -

pensiunsn PNS hanya ingin selalu dapat berbuat yang dipandang ada manfaatnya , untuk diri,keluarga dan semua

Selanjutnya

Tutup

Politik

Presiden SBY Apa Kaitannya dengan Ahmad Olong, Sengman, Nazaruddin dan Bunda Putri?

22 Oktober 2013   10:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:11 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13824136181166404428

Gambar kreasi. dari berbagai sumber

Dalam percaturan Politik Biaya Tinggi, peran MODALmendudukiposisi utama dan pertama. Kekuasaan akan sangat tergantung pada kekuatan modal dibaliknya. Kolaborasi antara Pemilik Modal Dengan Elit Politik telah melahirkan politik transaksional. Untuk melepaskan diri dari kungkungan modal , kekuasaan mencari terobosan lain melalu deal-deal pembiayaan remang-remang.

Maka munculah nama-namasedjak dari Muhammad Nazaruddin; Akhmad Olong; Bunda Putri, Sylvia Solekhah; Jusuf Gunawan Wangkar; Kurdi Mustofa, Haji Haris (apakah ini Haji Susu ?) Lidya ( istri Jusuf GW); Kasan ( kakak Jusuf); Solichin Hidayat; Soetarto Alimoeso; Faried; Khairudin, Edi Budiono, Wahyu, Arief Librato dan yang cukup Istimewa Senngma Cahya.

Ini memang bukan Dynasti Politik, tapi sebuah olygarchie mafiosi ?Bila dirangkai benang merah, maka akan tampak satu kegiatan terintegrasi dari berbagai bentuk operasional yang kelihatanya sangat tidak masuk akal untuk dikaitkan, tapi ternyata merupakan satu sinergi menuju satu titik yang sama.

Satu pembelajaran POLITIK yang menjawab pertanyaan mengapa PKS tetap dipertahankan dalam KOALISI. Elit Demokrat dalam lingkaran luar bersuara keras untuk mengeluarkan PKS dari Koalisi, kemudian LHI dan Hilmi Aminudin langsung menanyakan reshuffle sebagai reaksinya. Mengapa kepada Bunda Putri ? Karena PKS masuk kedalam KOALISI melalui Pendekatan BUNDA PUTRI. Posisi Menteri PKS dalam Kementerian Pertanian, juga melalui pendekatan sang Bunda. Mengapa dalam rekaman yang diperdengarkan di KPK, menampilkan LHI“ DIMARAHI “ Bunda Putri.

Menteri Pertanian itu sebenarnya tidak mempunyai kewenagan apa-apa, semua sudah diatur sedemikian rupa dengan memberi “ KESEMPATAN” kepada PKS untuk ikut main didalamnya. Keluarnya kebijakan Menteri Pertanian yang keluar dari skenario paling kurang ada dua hal :

1.Pembatasan Impor Hortikultura dan kebijakan TAMI FLU, membawa AS berang, dan meradang di WTO

2.Pembatasan sertivikasi halal atas daging Impor dari Australia hanya kepada 7 tempat Pemotongan Sapi di Australia. ( hanya yang dekat Suswono yang tahu ini ).

Apa yang terjadi ?

Ahmad Olong, seorang residivist yang dihukum 25 th karena Penyelundupan Imigran gelap (Illegal)ke Australia, bebas berkeliaran kembali hanya dalam waktu 2,5 tahun. Kemudian terjadilah kasus LHI, kasus suap tanpa ujung pangkal. Bila benang merah dihubungkan dengan kegagalan PKS mengusung Hidayat Nurwahid sebagai Wakli Presiden, diikuti dengan DEKLARASI PKS sebagai Partai Terbuka, akan tampak bahwa itu upaya PKS untuk meyakinkan “ Dunia Barat”bahwa PKS bukan bagian dari gerakan Ihwanul Muslimin. Akan tetapi jaringan pembiayaan PKS yang mengalir dari Timur Tengah tidak akan pernah dapat ditutup dengan rapi, walaupun disulap dengan satu transaksiPerdagangan sekalipun. Inilah mengapa harus ada Kasus LHI, pembiayaan dari Timujr Tengah harus disumbat.

Terpaksa PKS menggunakan senjata pamungkas menghadapi SBY. Permainan makelar IMPOR, untuk hasil Industri dan Pertanian merupakan satu bukti adanya jaringan yang mampu mengatur kebijakan Bidang Perekonomian yang PKS hanyamerupakan bagian kecil dari sesuatu yang lebih besar. Bila dibuka buku tamu Kementerian Pertanian dan daftar asosiasi Pengimpor Daging, akan ditemukan elit politik sejak dari PDIP sampai GOLKAR ada dibalik asosiasi.

Dari nama-nama yang disodorkan diatas, mempunyai kegiatan masing-masing dan seakan sama sekali tidak saling terkait. Akan tetapi bila dilihat dari pola strategi secara lebih utuh akan tampak pembagian tugas yang jelas.

1.Ahmad Olong merupakan satu deal untuk penghancuran PKS dan pemutus jaringan Pembiayaan dari Timur Tengah, memutus jaringan PKS dengan Ihwanul Muslimin.

2.Muhammad Nazaruddin merupakan satu strategi untuk memutus kekuatan Politik tandingan dalam internal Demokrat.

3.Bunda Putri Non Saputri – Suripto( PKS ) penghubung Koalisi PKS dalam Pemerintahan DEMOKRAT. Sekaligus penghubung Indonesia dengan Dunia Timur Tengah.

4.Bunda Sylvia Solekhah – Dapur Politik Demokrat.

Empat nama inilah yang bergerak dengan dukungan kekuatan Intelijen;

Ahmad Olong;sepintas ia adalah TEMAN DEKAT LHI, tapi sebenarnya adalah hasil kesepakatan dari sebuah operasi Intelijen.Hukuman Olong yang masih diatas 20 tahun cukup ditukar dengahn hukuman sebagai perantara suap yang akan dikurung kurang dari lima tahun.

Muhammad Nazaruddin ; yang tampak Nazzaruddin itu orang Anas, tapi sebenarnya ia bukan bekerja untuk Anas.

Non Saputri, tidak akan mempunyai prestasi yang “ luar biasa”bila hanya didukung oleh posisinya sebagai Istri ke tiga dari seorang Pejabat Eselon I ( dirjen ) Kementerian Pertanian. Bunda Putri bahkan mampu mengatur sang Menteri. Menempatkan Non Saputri hanya sebagai makelar proyek, berarti menempatkan beberapa Jenderal dan para Menteri SBYsebagai kambing congek. Tidak ada seorang Menteripun yang mau, didadanya disematkan satu prestasi oleh seseorang yang bukan dari kalangan VVIP yang membawa satu misi untuk menghargai hasil kerjanya . Dan Gita Wiryawan salah seorang Menteri SBY yang didadanya disematkan secara resmi satu tanda prestasi oleh Bunda Putri. Siapa yang diwakili Bunda Putri ?

Bunda Sylvia Solekhah;Perubahan anggran dari One Yearmenjadi Multi Year’s pada Kementerian Pemuda dan Olahraga, mampu memberi tekanan kepada Agus Martowardojo Menteri Keuangan saat itu untuk perubahan anggaran dari 125 M menjadi 12,5 T ? Di Negeri ini , siapa yang mampu mengatur Menteri Keuangan untuk mengubah anggaran 100 kali lipat ?

Nama-nama seperti Jusuf Gunawan Wangkar; Kurdi Mustofa, Haji Haris (apakah ini Haji Susu ?) Lidya ( istri Jusuf GW); Kasan ( kakak Jusuf); Solichin Hidayat; Soetarto Alimoeso; Faried; Khairudin, Edi Budiono, Wahyu, Arief Librato dan Sengma Cahya, merekalah makelar Proyek yang sesungguhnya, yang mengambil sesuatu untuk dirinya atas satu perlindungan sebuah system ( Mafiosi ) denganmenjadikan dirinya bagian dari system itu. Yang harus dimunculkan untuk menjawab satu realita system Politik Biaya Tinggi.

Bila SBY dan Politis DEMOKRATmenggiring pada satu kesimpulan bahwa Sylvia Sholekah BUKAN Bagian dari Rumah Tangga Cikeas dengan satu argumentasi bahwa : “ Keluarga CIKEAS “ hanya terdiridari Presiden SBY, Bu Ani SBY, Dua putra, dua menantu dan Cucu. Adalah satu argumentasi yang jauh dari KONOTASI RUMAH TANGGA, yang bahkan bukan hanya Kepala Rumah tangga tapi sampai tukang kebon, tukang cuci bahkan sampai anjing dan kucing peliharaanpun merupakan bagian tak terpisahkan dari pengertian satu Rumah Tangga.

Mungkinkah kali ini masih ada angka 1000 % tidak mengenal Bunda Putri ?

Sangat menyakitkan bila ternyata Negeri ini dipimpin oleh seorang Pembohong yang juga bukan seorangGentle man, yang tidak berani mempertanggung jawabkan ucapannya dan Rumah Tangganya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun