Mohon tunggu...
Ibnu Dawam Aziz
Ibnu Dawam Aziz Mohon Tunggu... lainnya -

pensiunsn PNS hanya ingin selalu dapat berbuat yang dipandang ada manfaatnya , untuk diri,keluarga dan semua

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Ahok , Benarkah Tak Kenal Etika?

31 Maret 2015   09:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:45 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1427767476198442200

Gambar dengan sumber yang jelas.

A Hok , benarkah tak kenal etika ?

Baik – buruk, salah – benar, semula memang sangat tergantung pada sudut pandang. Akan tetapi setelah manusia berbudaya dan mengeterapkan norma-norma kehidupan untuk bermasyarakat dan apa lagi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, norma menjadi sangat penting dan dijadikan ukuran sejauh mana peradaban manusia dapat menjadikan manusia sebagai manusia.

Sesuatu yang baik harus disampaikan dengan baik, sesuatu yang benar harus disampaikan dengan benar. Baik dan benar itu adalah satu yang tak terpisahkan. Ungkapan yang sering dilontarkan “lebih baik tak beretika tapi jujur dari pada sopan santun tapi garong”, hanyalah satu ungkapan bodoh manusia tak beradab. Itu barbarian!

Binatang itu jujur dan sama sekali tidak pernah bohong akan tetapi seorang manusia tidak akan bangga bila hanya bisa jujur tapi seperti binatang yang kehidupannya tidak perlu diatur dengan sebuah “NORMA”.

Sebuah kebaikan dan kebenaran harus disampaikan dengan penuh kebaikan dan dengan cara yang benar. Sebaik apapun sebuah keinginan dan sebenar apapun tujuan sebuah perbuatan, tapi bila disampaikan dengan cara yang buruk serta pada waktu, tempat dan sasaran yang salah maka kebaikan dan kebenaran itu akan berubah menjadi sebuah keburukan dan kesalahan yang jauh lebih besar dari semua keburukan,

Bila sebuah kebenaran dan kebaikan disampaikan oleh seorang bodoh dengan cara yang buruk dan salah, maka kebenaran dan kebaikan yang dibawa akan larut tergerus oleh keburukan dan kesalahan cara penyampaiannya. Sedangkan bila sebuah kebenaran dan kebaikan disampaikan oleh seorang PEMIMPIN YANG PANDAI dengan cara yang buruk dan salah, maka cara yang buruk dan salah itu yang akan menjadi panutan sebagai satu perubahan paradigma yang akan berdampak pada peradaban manusia yang ada dalam pengaruhnya.

Dari sisi politik, pada saat sebuah kebenaran dan kebaikan disampaikan secara buruk dan salah oleh seorang pemimpin, maka perlu dilihat agenda terselubung yang ada dibalik kontroversi yang dibawa. Karena KEJUJURAN, KEBAIKAN dan KEBENARAN yang disampaikan dengan cara yang BURUK dan SALAH dalam sebuah analisa berdasar psikologi politik, maka jawabnya KEJUJURAN, KEBAIKAN dan KEBENARAN yang diangkat kepermukaan secara controversial, sebenarnya adalah hanya SEBUAH TOPENG untuk menutupi maksud terselubung yang ada dalam pesan yang dibawa.

Seorang yang bijaksana akan sangat berhati-hati terhadap sebuah KEJUJURAN, KEBAIKAN dan KEBENARAN yang disampaikan secara buruk dan salah. Karena pada hakekatnya KEJUJURAN, KEBAIKAN dan KEBENARAN tidak pernah ada.

Salam prihatin untuk sebuah kejujuran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun