Mohon tunggu...
Ibnu Dawam Aziz
Ibnu Dawam Aziz Mohon Tunggu... lainnya -

pensiunsn PNS hanya ingin selalu dapat berbuat yang dipandang ada manfaatnya , untuk diri,keluarga dan semua

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Presiden Jokowi Sang "Primadona" Dunia

19 November 2014   17:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:25 1598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gambar kreasi dari sumber yang jelas.

Diawali dari “Rencana Besar “ Presiden Jokowi untuk membangun Indonesia. dengan membuka kran bagi Investor Asing untuk masuk ke Indonesia. Indonesia yang sejak ratusan tahun yang lalu sudah dikenal sebagai PARADISE OF THE WORLD, sebagai Sorganya Dunia. Menjadi perebutan antara bangsa-bangsa Portugis, Inggeris dan Belanda bahkan akhirnya sang Polisi Dunia Amerika Serikat ikut ambil bagian bersama Australia si tetangga dekat.

Bila dihadapan para CEO dalam Forum APEC, Presiden Jokowi menawarkan : Pembangunan Tol laut, pembangunan 24 pelabuhan dan pelabuhan utama, pembangunan Jalan Kereta Api, Pembangunan transportasi massal di Medan, Makassar, Semarang, Bandung, Surabaya dan pembangunan 35.000 megavolt pembangkit listrik, dengan Fasilitas yang ditawarkan berupa Kemudahan lahan dan Kemudahan perijinan, itu artinya yang ditawarkan kepada para CEO, bukan sekedar pembangunan infrastruktur yang sebagian justru sudah dilakukan MoU lebih dulu dengan Cina. Akan tetapi yang ditawarkan kepada para CEO pasti adalah Investasi untuk Industri Manufaktur yang mengikutinya.

Bagi kalangan Investor, apa yang ditawarkan Presiden Jokowi adalah hal yang sangat menarik. Bahkan bila kemudian kehadiran Presiden Jokowi menghadiri pertemuan G.20 di Australia disambut dengan sebuah karikatur oleh Koran Australia, lepas dari pemahaman atau interpretasi tentang apakah itu sebuah sanjungan atau penghinaan, akan tetapi pesan yang terbaca secara utuh dari Karikatur tersebut adalah sambutan positif Pemimpin G.20 kepada Presiden Jokowi sebagai sang Primadonna, yang mengundang para Investor Dunia untuk masuk ke Indonesia dengan jaminan penuh adanya kemudahan yang akan diberikan oleh Pemerintahan Presiden Jokowi.

14163677871483490624
14163677871483490624
Sumber gambar dimomot.com

Kalimat “ WELCOME TO PARADISE” yang terpampang dalam karikatur itu bukan sambutan selamat datang kepada para Pemimpin G.20 di Brisbane Australia, yang dengan menempatkan Australia sebagai PARADISE, akan tetapi justru digambarkan sebagai undangan oleh Presiden Jokowi, kepada para pemimpin Ekonomi G.20 untuk hadir di Indonesia yang mereka anggap sebagai “PARADISE” Itulah mengapa Presiden Jokowi digambarkan sebagai juru masak yang memberi kemudahan kepada Dunia untuk bersenang-senang di Indonesia sebagai Paradise of The World. Yang dikalangan usaha akan ditafsirkan sebagai sorga investasi.

Janji pembangunan Tol Laut, yang bahkan oleh Presiden Jokowi digambarkan Kapal Indukpun akan bisa masuk keperairan Indonesia bahkan akan bisa sandar di pelabuhan-pelabuhan utama yang akan dibangun merupakan daya tarik yang luar biasa. Sebuah Rencana Pembangunan Indonesia yang sangat spektakuler dimata para investor bertaraf Internasional.

Bila Presiden Jokowi menggambarkan dengan jelas bahwa dibangunnya tol laut akan mampu menghilangkan jurang yang lebar terhadap harga barang-barang konsumsi antara pulau di Indonesia, seperti kutipan dari pidato di Forum APEC dibawah ini :

For example, the price of the cement, one sack cement, in Java island is $6 per sack cement. But in Papua island the price is $150 per sack cement. Imagine, 25 times. So we hope with our sea toll the price in our islands is the same.

Permasalahan akan muncul kemudian, yaitu sejauh mana Pemerintah akan mampu melindungi system perekonomian dalam Negeri, bila Tol laut dibangun dengan mengandalkan investor asing, karena bukan hanya harga semen di Jawa yang akan menjadi sama dengan harga di Papua, akan tetapi juga akan membawa persaingan harga antara semen yang diproduksi di Indonesia dengan yang diproduksi di Cina, India atau di tempat lain.

Kemudahan bagi Industri Manufaktur kepada Investor Asing, yang ditawarkan oleh Presiden Jokowi akan membawa investor asing dengan bebas masuk kepedalaman Indonesia, dengan adanya dukungan infrastruktur yang dibangun oleh investor asing yang kemudian berlanjut akan mengeruk kekayaan alam Indonesia tanpa sisa.

Adanya persyaratan bahwa Invesror Asing harus menggandeng investor Nasional tetap akan menempatkan investor Nasional ada pada second line, atau akan mengundang munculnya MAFIA fasilitas, dimana akan terjadi elit Politik dengan deal-deal politiknya memunculkan Pengusaha-pengusaha baru yang sebenarnya hanya tangan-tangan politik untuk memfasilitasi Investor Asing dalam bagi-bagi rejeki. Untuk memudahkan Investor asing saat mengeruk kayu merbau dan kayu besi di Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Melalui tol laut yang bisa langsung ke Cina.

Pasal 33 UUD ‘45 yang mensyaratkan bahwa “yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara“sebetulnya adalah sebuah perlindungan terhadap Warga Negara, akan tetapi dengan dilepaskannya tol Laut yang bukan hanya menguasai hajat hidup orang banyak tetapi juga ”JAMINAN KEDAULATAN NEGARA” kepada Investor asing adalah pertanda telah hilangnya kedaulatanNegeri ini.

Undangan Presiden Jokowi terhadap masuknya kapal induk, akan dapat diartikan Indonesia telah dengan rela menyerahkan Pertahanan dan Keamanan Indonesia kepada kekuatan yang mampu menjamin kelancaran Indonesia sebagai poros Ekonomi Internsional. Lalu kemudian, dimana Bangsa Indonesia ditempatkan ?

Salam prihatin buat masa depan Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun