gambar kreasi dati sumber yang jelas.
Kartu Sakti Jokowi, BPJS dan nasib Peserta ASKES.
Ramai-ramai Kartu Sakti Jokowi, khususnya Kartu Indonesia Sehat yang ujung-ujungnya hanya berakhir pada sebuah pencitraan ganti kulit atas Program BPJS yang sudah berjalan khusus bagi peserta Penerima Bantun Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan dengan iuran yang dibayar oleh Pemerintah.
Lepas dari sejauh mana kesaktian Kartu Indonesia Sehat, kenyataan yang terjadi saat ini justru menambah susah dan derita bagi Pensiunan PNS yang sebelumnya mendapat Jaminan dari PT ASKES Persero, yang dalam waktu relative singkat merasakan adanya degradasi layanan yang berturut–rurut cukup significant.
Layanan dokter Keluarga di Klinik yang bekerja sama dengan ASKES, yang ditindak lanjuti dengan pelayanan Rumah Sakit sampai akhir 2013 walaupun masih terdapat beberapa hal yang perlu ditingkatkan, akan tetapi secara umum tidak ada masalah yang berarti.
Akan tetapi sejak 1 Januari 2014, ketika PT Askes Indonesia (Persero) berubah nama menjadi BPJS Kesehatan, sesuai dengan Undang-Undang no. 24 tahun 2011 tentang BPJS. Kesulitan mulai dirasakan oleh peserta ASKES saat harus menjalani layanan pada Rumah Sakit rujukan. Sejak dari antrean yang sangat panjang sampai dengan menghadapi muka kusam para Petugas Medis dan Paramedis yang merasa “terpaksa” melayani peserta BPJS sangat dirasakan sekali.
Lebih parah lagi perlakuan pelayanan sejak Oktober 2014 pertengahan selepas peluncuran Kartu Indonesia Sehat. Fasilitas layanan pada klinik dasar dan dokter keluarga menurun secara drastic. Untuk fasilitas obat yang disediakan bagi peserta BPJS termasuk yang masih memakai kartu ASKES, sangat mengecewakan.
Bila pada sebelum 1 Januari 2014 Peserta ASKES, masih bisa menikmati layanan dengan senyum dari Paramedis dan layanan Medis Rumah Sakit, maka sejak 1 Januari 2014 senyum itu telah hilang. Akan tetapi sejak Oktober 2014 peserta ASKES sudah tidak lagi menikmati obat setengah paten pada layanan klinik dan Dokter keluarga, karena obat-obat yang dulu disediakan bagi peserta ASKES telah ditarik dan diganti dengan obat-obat yang peserta ASKES tidak akan pernah tahu jenisnya.
Bila pada awal Januari 2014 dengan keluhan batuk dan radang tenggorokan diikuti demam tinggi Peserta Askes masih bisa menikmat obat kemasan seperti Loratadine, Amoxillin dan Asam mefenamat maka pasca peluncuran Kartu Sakti Jokowi, peserta Askes dengan keluhan yang sama hanya akan berhak menerima obat-obat kalengan yang menghilangkan adanya sugesti bahwa obat itu akan menyembuhkan setelah terbiasa dengan obat-obat yang kualitasnya dianggap jauh lebih baik.
Satu tantangan untuk Presiden Jokowi, untuk berani tidak menurunkan layanan bagi peserta ASKES seperti yang terjadi saat ini.
Salam Prihatin untuk peserta askes :