PATI – Sekretaris Dewan Pakar Partai Golkar Firman Soebagyo, SE. MH yang juga merupakan Wakil Ketua Baleg DPR-RI memiliki cara tersendiri dalam melawan kembali bangkitnya paham komunisme yang kembali mengusik bangsa Indonesia akhir-akhir ini
Ketahanan nasional dari ancaman dalam negeri maupun negara asing, bukan lagi dalam bentuk perang terbuka, namun dilakukan melalui perang urat syarat (proxi war). Untuk itu, penyebarluasan 4 konsensus dasar bernegara, Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika harus mampu menyentuh ke seluruh lapisan masyarakat baik kota maupun pedesaan.
Kali ini Firman Soebagyo, SE. MH yang juga merupakan Ketum IKKP ( Ikatan Keluarga Kabupaten Pati) beserta Bupati Haryanto, dan Komandan Kodim 0718/Pati Letkol. Inf. Andri Amijaya Kusuma memilih desa Bulungan Tayu Kabupaten Pati untuk terus mengusung dan mensosialisasikan kembali akan pentingnya empat konsensus dasar bernegara, (3/6)
Firman Soebagyo saat ditemui di Rumah Kepala Desa Bulungan mengungkapkan, bahwa sosialiasi 4 konsensus dasar bernegara itu penting, untuk menumbuhkan nasionalisme dan bela negara yang mulai luntur sejak era reformasi kepada generasi muda khususnya dan warganegara pada umumnya, dalam menghadapi setiap rongrongan dan pengaruh asing
” Sesuai ketentuan Pasal 5 UU Nomor 17/2014 yang mengatur tentang kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD, dimana salah satu tugasnya untuk senantiasa mensosialisasikan empat konsensus dasar. Ini sebagai menjadi bagian penting karena konsekuensi reformasi dan globalisasi, maka sekarang ini dunia seakan tidak ada sekat dan batasnya,” katanya.
Firman Soebagyo menilai spirit nasionalisme kini ada pada masa genting. Banyak masyarakat, terutama pemuda yang sudah mulai apatis terhadap sejarah bangsanya sendiri. Dia juga mengingatkan banyak pihak-pihak yang sudah mulai terang-terangan ingin mengacaukan stabilitas Indonesia baik dari ekonomi, politik maupun keamanan negara dengan kembali mengangkat persoalan-persoalan masa lalu yang telah menjadi bagian sejarah bangsa.
“ Sangat disayangkan, Sejarah bangsa kita lebih banyak diminati bahkan diteliti oleh orang asing. Seperti Benedict Anderson yang menulis buku tentang indonesia atau Film The Act of Killing yang menceritakan tentang sejarah PKI, sementara kita warga asli Indonesia hanya menelan mentah-mentah karya mereka. Untuk itu pemahaman 4 konsesus dasar bernegara perlu lebih digalakan lagi,dimulai dari pendidikan Formal maupun Nonformal dengan memberikan motivasi betapa pentingya nasionalisme serta rasa cinta terhadap tanah air,sebagai buah dari perjuangan para pahlawan yang sudah berjuang hinggga gugur dimedan perang, “ Jelasnya
Selain itu, imbuh Firman bentuk-bentuk perang urat syaraf yang saat ini dihadapi bangsa Indonesia diantaranya adalah import pangan,narkoba, pemerkosaan anak dibawah umur yang kemudian tanpa disadari hal itu akan membuat warga diadu domba dengan bangsa sendiri
Acara yang diikuti 300 peserta dari seluruh lapisan masyarakat baik dari unsur mahasiswa, birokrat,nelayan,petani,buruh,penegak hukum,kepala desa dan seluruh Camat di Eks Kawedanan Tayu, Bupati Haryanto yang turut hadir untuk memberikan sambutannya mengatakan, pemahaman terhadap Pancasila, UUD`45,Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI pasca reformasi kepada generasi muda yang cenderung luntur, sekarang ini harus mulai diterapkan kembali. Dibagian akhir kegiatan tersebut, Dandim 0718/Pati, Letkol. Inf. Andri Amijaya Kusuma, S.Sos menyampaikan materi pokok pemahaman dan pembekalan 4 konsensus dasar bernegara untuk menuju persatuan dan kesatuan Indonesia emas 2045
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H