Mohon tunggu...
Bang Yop
Bang Yop Mohon Tunggu... -

Ingin Indonesia Jaya Raya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

5 Tahun Ke Depan Harus Lebih Baik

9 Juli 2009   05:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:58 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehari sebelum pilpres dilaksanakan, pagi harinya saya menonton acara Apa Kabar Indonesia Pagi di TVOne. Terlihat Ketua Mahkamah Konstitusi sedang dimintakan pendapat mengenai keputusan Mahkamah Konstitusi tentang penggunaan KTP dan KK dalam Pemilihan Presidan. Terlontar keluhan pribadi sebagai warga negara, beliau ternyata sampai saat itu belum menerima undangan mencontreng. Saya berpikir, paling tidak dalam hal ini nasib saya sama dengan ketua Mahkamah Konstitusi. Sempat ditanyakan kenapa KTP harus dilengkapi KK, bukankah sudah ada tanda pada jari yang dicelupkan ke dalam tinta pemilu. Beliau menjawab, waktu Pemilihan Legislatif yang lalu dengan mudah beliau menghapus tinta dijari dengan menggunakan bensin. Informasi ini tertarik untuk saya buktikan. Kemarin pagi saya sempatkan mampir ke ketua RT untuk menanyakan apakah ada undangan Pilpres untuk saya. Saat Pileg, formulir C4 saya terima seminggu sebelum hari pencontrengan. Seharusnya saya sudah terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT). Beruntung, undangan untuk saya masih dipegang pak Ketua RT. Setelah selesai mencontreng, sekitar 25 menit kemudian saya sampai di rumah. Saya tidak menggunakan bensin untuk menghapus tinta di jari tapi cukup sabun cair pencuci tangan. Hasilnya, dalam waktu sekitar 2 menit bekas tinta pemilu pada jari hampir hilang. Warna tinta pada jari masih agak terlihat pada bagian kuku. Besar kemungkinan tinta akan bersih dari jari tangan jika waktu untuk membersihkannya lebih lama lagi. Pada kedua photo di bawah terlihat perbandingan kondisi jari kelingking sebelum dan sesudah tinta dibersihkan.

Kualitas tinta yang buruk merupakan salah satu masalah yang dihadapi dalam Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presidan kali ini. Secara umum, bobroknya sistem pemilu merupakan cermin seluruh rakyat Indonesia. Mudah-mudahan dengan Presiden yang terpilih kembali dan DPR yang baru semangat untuk menuju Indonesia yang lebih baik dapat terus membara. Bagaimana pun juga Indonesia yang lebih baik tidak akan terwujud tanpa partisipasi secara aktif dari kita, bagian masyarakat yang selalu kenyang tidak pernah kelaparan. Jangan jadi bebek yang mengikut ke mana pun pemimpin melangkah. Jadilah elang yang mengawasi dengan tajam setiap langkah pemerintah dan DPR.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun