Pada Minggu, 29 Desember 2024, dunia penerbangan dikejutkan dengan kecelakaan pesawat Jeju Air nomor penerbangan 7C2216 yang terjadi di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan. Pesawat Boeing 737-800 yang membawa 181 orang---terdiri dari 175 penumpang dan 6 awak---terbakar setelah tergelincir keluar dari landasan pacu dan menabrak pagar bandara. Kecelakaan ini mengakibatkan setidaknya 120 korban jiwa, termasuk sebagian besar penumpang yang berasal dari Korea Selatan, dengan dua orang yang dinyatakan selamat---keduanya adalah awak pesawat yang terluka cukup serius.
Kronologi Kejadian yang Mengguncang
Pesawat yang berangkat dari Bandara Suvarnabhumi, Bangkok, Thailand, menuju Korea Selatan ini dilaporkan gagal mengerahkan roda pendaratan utama saat mendarat, menyebabkan pesawat tergelincir keluar dari landasan pacu. Tabrakan dengan pagar bandara dan kebakaran hebat membuat penyelamatan semakin sulit. Tim penyelamat yang datang setelah insiden berhasil memadamkan api dalam waktu sekitar 46 menit, namun jumlah korban jiwa semakin meningkat seiring dengan upaya evakuasi yang berlangsung.
Para penumpang yang selamat mengalami cedera serius, dan hanya dua awak pesawat yang berhasil bertahan hidup. Mereka masih berada dalam kondisi kritis dan sedang mendapatkan perawatan medis intensif. Kejadian ini menjadi salah satu kecelakaan penerbangan terbesar di Korea Selatan dalam beberapa tahun terakhir.
Pernyataan Jeju Air dan Otoritas Terkait
Jeju Air, sebagai maskapai yang bertanggung jawab atas penerbangan ini, menyampaikan rasa bela sungkawa yang mendalam dan berjanji untuk melakukan segala upaya dalam menangani insiden ini. Maskapai tersebut bekerja sama dengan otoritas penerbangan Korea Selatan untuk menjalankan penyelidikan menyeluruh mengenai penyebab kecelakaan.
Pemerintah Korea Selatan juga telah merespons dengan cepat, mengerahkan tim penyelamat dan memastikan keluarga korban mendapatkan bantuan yang dibutuhkan. Presiden sementara Korea Selatan, Choi Sung-mok, menyatakan bahwa keselamatan penumpang adalah prioritas utama dan bahwa semua langkah akan diambil untuk mengidentifikasi penyebab pasti dari kecelakaan ini.
Faktor Penyebab Kecelakaan: Sebuah Misteri yang Menunggu Jawaban
Sementara penyelidikan terus berjalan, dugaan sementara menunjukkan bahwa kegagalan sistem pendaratan atau kemungkinan terjadinya bird strike (tabrakan dengan burung) menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap insiden tersebut. Kondisi cuaca yang buruk di sekitar bandara juga dilaporkan memperburuk keadaan, meskipun hal ini masih harus dibuktikan lebih lanjut oleh tim penyelidik.
Penting untuk dicatat bahwa insiden seperti ini memerlukan analisis mendalam untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Sistem keselamatan penerbangan yang ketat dan modern sangat diperlukan untuk menghindari tragedi semacam ini, dan langkah-langkah perbaikan harus segera diimplementasikan setelah temuan penyelidikan muncul.