Apa kira-kira yang terlintas dipikiran Anda jika membaca judul sebuah artikel seperti di atas ini? Bila Anda menonton berita yang judulnya saya ambil di atas ini maka terlihat ada usaha pemutar balikkan sudut pandang. Pembaca digiring ke arah lain sehingga si anak terlihat mendapatkan perlakuan tidak adil dan polisi jadi bad guy nya. Well di negara ini polisi selalu cenderung ditempatkan pada sisi antagonis. Ya memang saya tidak pungkiri bahwa korps mereka memang punya pekerjaan rumah yang cukup besar yaitu mengembalikan citra mereka yang tercoreng selama berpuluh-puluh tahun karena perilaku mereka juga. Kali ini saya tidak ingin menyoroti polisi, namun justru ingin mengangkat betapa mudahnya media membolak-balik sudut pandang demi kepentingan banyaknya viewer/klik/traffic tanpa memikirkan akibat kerugian yang diderita semua orang karena salah dalam memandang sebuah permasalahan. Kembali ke video tersebut, jika Anda tonton dengan seksama maka ada hal-hal mendasar yang membuat si anak yang berumur 13 tahun ini jadi tersangka, terlepas dari yang menabraknya adalah mobil polisi, yaitu: Anak ini mengendarai motor dibawah umur, sehingga ia tidak memiliki SIM, yang kedua ia mengendarai motor dengan melawan arus, dan yang ketiga, ia pun tidak mengenakan helm. Bahwa ia tertabrak dan kemudian sekarang ia tidak bisa jalan, itu adalah hal yang harusnya dibahas terpisah. Kita harus mulai bisa mengidentifikasi mana hal-hal yang masuk ranah hukum dan mana hal-hal yang sifatnya kemanusiaan. Saya pribadi berpendapat bahwa anak ini harus dirawat dan dijamin kesembuhannya, namun masalah pelanggaran yang dilakukannya tidak serta merta bisa di konversikan menjadi pemaafan karena penderitaannya. Seharusnya media ikut mendidik bangsa kita agar bisa lebih dewasa dalam memandang hal-hal seperti ini ketimbang mentweak beritanya agar bisa mendapatkan keuntungan pribadi berupa viewer, klik maupun traffic bagi media mereka. Menurut saya jika media melakukan hal-hal seperti pada video ini maka media tersebut sengaja maupun tidak disengaja sudah melakukan pembodohan publik. Bagaimana menurut Anda? Foto: Detik.com Tulisan ini juga bisa Anda baca di blog saya, bangwin.net
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H