Mohon tunggu...
BANGUN LUBIS
BANGUN LUBIS Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Bangun Lubis adalah wartawan Satujalan Network dan dosen di Stisipol Candradimuka Palembang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ucapan Assalamu’alaikum Pilot Garuda Meredakan Rasa Takut

28 Oktober 2014   22:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:23 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Oleh: Bangun Lubis

“Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.”Ucapan salam ini biasa diucapkan oleh Umat Islam. Hari itu saya mendengar dari pengeras suara yang ada di kabin penumpang Garudadengan nomor perbangan 116 Jakarta-PalembangPukul 19.05 Senin (20/10).

Ia memberitahu dirinya adalah Kapten Pilot,Herwandi, yang akan menerbangkan pesawat. “Kita akan terbang selama kurang lebih 45 menitdari Bandara Internasional Soekarno-Hatta Cengkareng menuju Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin di Palembang,”ucapnya.

Ucapan salam itu membuat kita terkesima. “Siapa nama pilotnya mbak,” saya coba bertanya kepada pramugari yang ketepatan berada dekat saya. Seorang pramugari lainnya yang mendengar juga pertanyaan saya, menimpali.”Kapten Herwandi,”kata sang pramugari itu sembari melempar senyum menjawab saya.

Seorang penumpang yang berada di samping saya, yang tadinya diam-diam selama hampir 20 menit setelah terbang, berucap.”Pilotnya membuat hati kita tenang ya pak,”katanya. Kalimat yang meluncur itu, seolah mengomentari pertanyaan yang ada di pikiran saya.

Kalimat salam yang disampaikan Pilot Garuda, Herwandi, ternyata bukan hanya menyejukkan hati saya saja, penumpang lain juga merasakan itu. Seorang ibu setengah baya, dari tempat duduk di sebelah saya ikut mengacungkan jempol memberikan apresiasi atas salam sanga pilot.

Naik pesawat memang selalu menjadi kegembiraan, tetapi sekaligus juga menakutkan. Penerbangan singkat antara Jakarta-Palembang, juga tak jarang terjadi goncangan yang membuat pramugari mengingatkan agar tetap di tempat duduk dan memakai sabuk pengaman.

Memang, pada hari-hari selama Oktober 2014, kabut asap menyelimuti Kota Palembang dan juga menganggu penerbangan di Bandara SMB II Palembang.Pesawat bahkan banyak yang tak mampu menembus kabut yang pekat. Tentu itu menjadi salah satu alasan ketidaknayamanan dan khawatir bahkan merasa takut dalam penerbangan itu. Namun, kalimat salam tersebut telah membuat rasa nyaman dan dapat mengurangi bahkan menghilangkan rasa takut. Ucapan itu begitu bermakna dan mendamaikan. Ada rasa yang menyejukkan hati, karena pilot turut mendoakan semua yang berada di dalam pesawat.

Assalamua'laikum, merupakan Sunnah Rasulullah Shallollahi Alaihi Wassallam yang dapat merekatkan Ukhuwah Islamiyah umat Muslim dan sekaligus mendo’akannya. Sedangkan bagi yang mendengarnya, wajib untuk menjawabnya, sebagaimana firman Allah SWT, “Wahai kamum mukmin, bila kalian diberi ucapan salam oleh sesama mukmin, hendaklah kalian membalasnya dengan ucapan salam yang lebih baik atau dengan ucapan salam yang sama. Allah pasti membalas semua perbuatan kalian.”(QS. An Nisa : 86).

Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Hasyr Ayat 23: Dialah Allah, tidak ada ilaah (sesembahan) yang layak kecuali Dia, Maha Rajadiraja, yang Maha Suci, Maha Sejahtera, Maha Mengaruniai rasa aman, Maha Memelihara, Maha Perkasa, Maha Kuasa, Maha Memiliki segala keagungan. Maha Suci Allah dari segala yang mereka persekutukan.

Di dalam ayat ini, As-Salaam (Maha Sejahtera) adalah satu dari Nama-nama Agung Allah SWT. Bila kita mencoba untuk memahami arti, keutamaan dan penggunaan kata Salam.

Sebelum terbitnya fajar Islam, orang Arab biasa menggunakan ungkapan-ungkapan yang lain, seperti Hayakallah yang artinya semoga Allah menjagamu tetap hidup, kemudian Islam memperkenalkan ungkapan Assalamu ‘alaikum. Artinya, semoga kamu terselamatkan dari segala duka, kesulitan dan nestapa. Ibnu Al-Arabi di dalam kitabnya Al-Ahkamul Qur’an mengatakan bahwa Salam adalah salah satu ciri-ciri Allah SWT dan berarti "Semoga Allah menjadi Pelindungmu".

Maka, Salam bukan sekedar ungkapan kasih-sayang, tetapi memberikan juga alasan dan logika kasih-sayang yang di wujudkan dalam bentuk doa pengharapan agar anda selamat dari segala macam duka-derita. Tidak seperti kebiasaan orang Arab yang mendoakan untuk tetap hidup, tetapi Salam mendoakan agar hidup dengan penuh kebaikan.

Salam juga mengingatkan kita bahwa kita semua bergantung kepada Allah SWT. Tak satupun makhluk yang bisa mencelakai atau memberikan manfaat kepada siapapun juga tanpa perkenan Allah SWT.

Perhatikanlah bahwa ketika seseorang mengatakan kepada anda, "Aku berdoa semoga kamu sejahtera." Maka ia menyatakan dan berjanji bahwa anda aman dari tangan(perlakuan)-nya, lidah(lisan)-nya, dan ia akan menghormati hak hidup, kehormatan, dan harga-diri anda.

Ibnu al Rabi, dalam Ahkamul Qur’an sebagaimana dikutif oleh wikipedia, mengemukakan Tahukah kamu arti Salam? Orang yang mengucapkan Salam itu memberikan pernyataan bahwa ‘kamu tidak terancam dan aman sepenuhnya dari diriku.

Salam berarti, mengingat (dzikr) Allah SWT, pengingat diri, ungkapan kasih sayang antar sesama Muslim, Doa yang istimewa, dan pernyataan atau pemberitahuan bahwa ‘anda aman dari bahaya tangan dan lidahku’. Dalam sebuah Hadist dikemukakan,” Muslim sejati adalah bahwa dia tidak membahayakan setiap Muslim yang lain dengan lidahnya dan tangannya

Jika kita memahami Hadits ini saja, sudahlah cukup untuk memperbaiki semua umat Muslim. Karena itu Rasulullah sangat menekankan penyebaran pengucapan Salam antar sesama Muslim dan beliau menyebutnya sebagai perbuatan baik yang paling utama di antara perbuatan-perbuatan baik yang anda kerjakan. Ada beberapa Sabda Muhammad yang menjelaskan pentingnya ucapan salam antar seluruh Muslim.

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Kamu tidak dapat memasuki Surga kecuali bila kamu beriman. Imanmu belumlah lengkap sehingga kamu berkasih-sayang satu sama lain. Maukah kuberitahukan kepadamu sesuatu yang jika kamu kerjakan, kamu akan menanamkan dan memperkuat kasih-sayang di antara kamu sekalian? Tebarkanlah ucapan salam satu sama lain, baik kepada yang kamu kenal maupun yang belum kamu kenal." (HR. Muslim)

Abdullah bin Amr RA mengisahkan bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW, “Apakah amalan terbaik dalam Islam?” Rasulullah SAW menjawab: Berilah makan orang-orang dan tebarkanlah ucapan salam satu sama lain, baik kamu saling mengenal ataupun tidak.” (Sahihain). Abu Umammah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: ”Orang yang lebih dekat kepada Allah SWT adalah yang lebih dahulu memberi Salam.” (Musnad Ahmad, Abu Dawud, dan At Tirmidzi).

Abdullah bin Mas’ud RA meriwayatkan Bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Salam adalah salah satu Asma Allah SWT yang telah Allah turunkan ke bumi, maka tebarkanlah salam. Ketika seseorang memberi salam kepada yang lain, derajatnya ditinggikan dihadapan Allah SWT. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun