oleh : Bangun Lubis
Tanpa terasa hari raya Idul Fitri 1436 H telah berlalu dan warga masyarakat berangsur-angsur mulai kembali ke rutinitas kehidupan sehari-hari, setelah melakukan ritual silahturami dengan keluarga dan handai taulan, termasuk melakukan perjalanan mudik Lebaran ke kampung halaman tercinta.
Untuk mendukung kelancaran arus mudik dan arus balik Lebaran tersebut, maka jajaran Pemerintah khususnya Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPera, Kementerian Kesehatan, POLRI, TNI, Basarnas beserta operator-operator usaha sektor perhubungan dan para pemangku kepentingan terkait, seluruhnya bahu membahu bekerjasama untuk mengupayakan kelancaran arus mudik dan arus balik Lebaran 2015 ini.
Operasi angkutan Lebaran memang bukan merupakan pekerjaan yang sederhana, karena melibatkan lintas sektoral yang harus bekerja sama dalam pengelolaan perpindahan puluhan juta orang pemudik dalam waktu yang relatif singkat. Sehingga tak kurang, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan pun turun secara langsung dalam memimpin posko angkutan Lebaran 2015 ini. Menhub Jonan juga melakukan terobosan dengan memulai posko angkutan Lebaran lebih awal yaitu sejak H-15, dengan menerjunkan para pejabat dari Kementerian Perhubungan ke posko-posko yang terletak di bandara, pelabuhan, penyeberangan, stasiun kereta api, terminal bus dan lokasi-lokasi lainnya, untuk bertugas melakukan pemantauan dan pengawasan secara langsung terhadap kegiatan penyelenggaraan angkutan Lebaran 2015, yang diikuti juga oleh sejumlah jajaran BUMN transportasi.
Alhasil berdasarkan data yang dihimpun Kementerian Perhubungan, selama periode H-7 sampai H+7 diketahui bahwa jumlah penumpang angkutan umum Lebaran tahun 2015 ini adalah sebesar 17.457.889 penumpang (turun sebesar 1,56% dari tahun 2014 lalu, namun belum termasuk data ratusan ribu penumpang mudik gratis) dengan perincian sebagai berikut:
a. Bus : 4.697.945 orang (turun 10,20% dari tahun 2014 lalu)
b. Ferry penyeberangan : 3.660.110 orang (turun 0,01% dari tahun 2014 lalu)
c. Kereta Api : 3.910.467 orang (naik 0,34% dari tahun 2014 lalu)
d. Kapal Laut : 869.176 orang (turun 4,57% dari tahun 2014 lalu)
e. Penerbangan domestik : 3.776.139 orang (naik 8,82% dari tahun 2014 lalu)
f. Penerbangan internasional : 554.052 orang (turun 3,29% dari tahun 2014 lalu)
Berdasarkan data dari Korlantas Kepolisian Republik Indonesia, jumlah kecelakaan lalu lintas yang terjadi sejak H-7 sampai dengan H+7 pada angkutan Lebaran 2015 ini mencapai 3.049 kejadian (turun sebesar 21,5% dari 3.888 kejadian pada tahun 2014 lalu), suatu penurunan yang sangat signifikan dan patut disyukuri oleh kita.
Melihat fakta-fakta yang ada, dapat disimpulkan bahwa program pengawasan angkutan Lebaran yang dipimpin oleh Menhub Ignasius Jonan dan didukung oleh institusi terkait lainnya, telah berhasil menekan angka kecelakaan di sektor transportasi umum. Sebut saja untuk sektor kereta api, penyeberangan, angkutan laut dan angkutan udara dapat dikatakan zero accident. Sedangkan untuk bus, memang masih ditemukan kecelakaan, namun tidak sebesar jumlah kecelakaan tahun-tahun sebelumnya.
Kebijakan Menhub Jonan yang secara tegas dan konsisten dalam memprioritaskan aspek keselamatan (safety), kenyamanan (customer friendly) dan efisien (affordable), ternyata berhasil menaikkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan transportasi umum. Langkah Menteri Perhubungan Ignasius Jonan yang melakukan tutup/buka beberapa bandara yang terkena dampak letusan gunung Raung dan gunung Gamalama atas pertimbangan faktor keselamatan penerbangan, justru mendapatkan banyak pujian dari masyarakat pemakai jasa penerbangan.
Selanjutnya dengan adanya ketentuan pengetatan 1 penumpang 1 tiket yang dapat dibeli sejak jauh-jauh hari, maka pelayanan dari para operator menjadi lebih tertata. Hal ini dapat dibuktikan dengan berkurangnya “kegaduhan” pemberitaan mengenai panjangnya antrian tiket seperti tahun-tahun sebelumnya.
Berdasarkan data yang dirangkum oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia menyoroti bahwa jumlah kecelakaan terbesar itu sekitar 75% jumlah kecelakaan tersebut didominasi oleh kecelakaan sepeda motor (26/7/15). YLKI bahkan menyoroti bahwa sebaiknya pemerintah melakukan upaya dalam mengurangi jumlah sepeda motor sebagai sarana transportasi untuk melakukan mudik di tahun-tahun mendatang. Lebih lanjut YLKI juga meminta agar Pemerintah menambah akses angkutan umum di sektor darat, khususnya perkeretaapian.
Walaupun jumlah kecelakaan menurun tajam pada angkutan Lebaran tahun 2015 ini, namun Pemerintah tetap harus berusaha keras untuk meminimalkan jumlah kecelakaan yang terjadi pada angkutan Lebaran di tahun-tahun mendatang. Cara-cara pengawasan melekat secara langsung yang dilakukan oleh Menhub Jonan beserta jajaran Kemenhub, merupakan salah satu contoh yang dapat diterapkan juga oleh pihak-pihak lainnya yang terlibat dalam pengaturan angkutan Lebaran ini.
Dan yang tidak kalah pentingnya untuk menjamin keamanan dan kenyamanan arus mudik di tahun-tahun mendatang, maka Kepolisian Republik Indonesia selaku institusi yang memiliki kewenangan “law enforcement” juga harus bertindak tegas dalam melakukan penegakan hukum dan peraturan terhadap para pemakai jalan.(*)