malam lelap terlena dipelukkan matahari
degup dada tertahan membisu tanya
ini tah qiamat hati di antara retak ranting
yang memerah mengitari surya purnama
dari beku delapan persimpangan angin
~
tegak beranjak matahari mengejar malam
tuk menyibak jendela akhir senja keemasan
tentang kerontang ranting si tua malam
dari silaunya cahaya dendam purnama gelap
mengurai kompas angin dari kebekuan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!