Mohon tunggu...
Bambang Tedjo Sungkono
Bambang Tedjo Sungkono Mohon Tunggu... -

biasa tanpa jabatan\r\n\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gadis Cantik di Tengah Padang Pasir

12 Mei 2011   14:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:48 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13107384241955275780

Matahari nampaknya tak bersabat... Gadis Cantik dengan wajah agak kuyu itu bermandi  peluh berjalan ditengah suatu padang pasir yang tandus. Tiada pepohonan bisa untuk berteduh, yang ada satu cakrawala disekeliling seakan dalam tempurung  tengkurap yang membuatnya pengap. . Dengan lembut melangkah gadis itu menatap jauh, tangan melenggang seakan ada yang ia bawa di dua genggaman tangannya untuk segera disampaikan sampai ditempat ia tuju.. Suara gemuruh dari arah belakang  terdengar sepertinya suara dari seseorang yang dicari sepanjang perjalanan yang begitu melelahkan itu. Saat Gadis Cantik itu membalik kearah kebelakang, tanpa disangka topan dengan keras menghempas dengan gumpalan debu-debu hingga menggelapkan matanya. Semakin tak mampu lagi melihat arah tujuan semula dengan jelas karena debu-debu, namun gadis itu tetap jalan menyusuri padang yang seakan menyesatkannya. Dengan arah yang tak tentu, lagi-lagi angin kencang perpusar membentuk lingkaran yang semula kecil semakin lama semakin membesar dan menghempas Gadis Cantik itu, sehingga terbang dan menghilang terbawa angin bercampur debu. Dalam sekejap telah meninggi di angkasa  tanpa wujud, hanya suara samar-samar kadang tak kedengaran karena begitu jauh tinggi. Matahari mulai melenceng ke barat menghadap senja. Suara sayup terdengar, entah darimana sumber suara itu. Suara semakin jelas dengan menyebutkan namanya : "Aku Gadis yang telah engkau hempaskan" Ditujukan kepada siapa, tiada yang tahu.... tak berapa lama datang lagi suara itu. "Hai padang tandus !, ketahuilah Aku Gadis malang itu yang telah kau buang dengan keangkuhanmu" Suara semakin keras dan memekikkan telinga, Gadis Cantik meninggalkan pesan kepada Padang tandus dan debu gersang yang membuatnya malang dan terhempas hilang bersama angin berlumur debu.: " Aku tak dapat mengurai debumu yang telah membuat hancur kehidupan dunia ini. Dunia siapa?, Aku !. Aku memang tak mampu menghitung berapa butir pasir di Padangmu, perlu kau tahu, yang kutahu banyaknya butir pasir itu sebanyak engkau membuat aku menjadi meranggas dan menderita, sadarlah." "Hai Padang tandus, Hai Debu gersang !" Suara Gadis Cantik itu kemudian lenyap bersama senja menemui putri malam.

Khusus yang telah memberi motivasi  saya:

Ini  saya baru bisa berdiri akan melangkahkan kaki kanan untuk maju  berjalan.

Jangan tanya lagi !!!,

DESA RANGKAT  menawarkan kesederhanaan cinta untuk anda,  datang, bergabung  dan berinteraksilah bersama kami (Klik logo kami)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun