Mohon tunggu...
Bambang Tedjo Sungkono
Bambang Tedjo Sungkono Mohon Tunggu... -

biasa tanpa jabatan\r\n\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Cerita dari Sang Penjual Balon Keliling

9 Mei 2011   15:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:54 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_108241" align="aligncenter" width="300" caption="gbr dr google"][/caption]

"Jangan nangis, adik”

“adik jangan menangis..”

“mama mau pergi keluar negeri”, anak kecil itu sambil memainkan robot bekas yang sudah tidak ada batteraynya, dan tangan robot itu tinggal sebelah

“adik tinggal sama kakak saja”

“tunggu papa pulang…”, belum selesai cerita tentang ibunya yang akan pergi keluar negeri, anak itu diam sesaat, dan…

“ya, mama sebentar lagi datang”

“itu papa datang sama mama, dik”

“eh mama sudah mati”

“adik jangan nangis”, kemudian anak kecil menirukan suara tangis adiknya

Huh hu huuuuuuu… “mama jangan tinggalkan kita, ..eh jangan tinggalkan kami”

“mama, jagalah hatimu ya?”

“mama, jangan jaga hati orang lain..”

“mama, doakan kami berempat ya…karena saya tidak bisa kuliah, harus menjaga adik”

Adik saya ada tiga, namanya wajan, gelas dan tas. Itulah yang dia sebut sambil dia menangis…..

“adik, ayo berdoa untuk mama..”

.

“amiiiiiiiiiiiin……”

“selesai, yuk pulang”

“besuk liahat mama lagi, ya?”

“di kuburan….”

Setelah cerita anak kecil lalu membanting robot bekasnya sehingga hancur berantakan.

Entah apa yang dipikirkan anak saat itu, saya tak bisa membayangkannya kenapa anak itu.

Kemudian saya bertanya kepadanya:

“adik, kelas berapa?”

“sa…tu “

“mamanya kemana?

“mati, dari luar negeri”

“luar negeri mana, Malaysia?, Amerika?, Korea, atau Saudi Arabia?

“ itu bukan luar negeri..”

“trus…dimana/”

“Belanda..”

Tak berapa lama datang seorang ibu memanggil anaknya Liaaaaaaaa….!!

.

Saya nggak tahu siapa nama anak kecil itu Lia atau bukan, dengan sok tahu langsung saya bilang sama anak itu.

“ eh…itu dipanggil mama”

“bukan….., itu bukan mamaku, mamaku sudah mati”

Dalam hati ooo…berati bukan anak ini yang sedang dipanggil.

Tak berapa lama anak itu bangkit dari duduknya, yang dari tadi duduk di tanah dengan keras dia memanggil orang yang pangil-pangil nama Lia. tadi.

“ibuuuuuu……”

“eh kenapa kamu main disitu?”

“ibu…, belikan balon….”

Begitu anak itu minta dibelikan balon langsung saya mengelus dada…kenapa dia sebut mamanya sudah mati….kenapa dia mengatakn orang perempuan yang datang itu bukan mamanya…tapi saat minta balon dia menyebutnya “IBU”

..

Aku hanya bisa diam, yah apa yang sedang terjadi ini……….

Itulah pengalaman saya, hari ini sebagai penjual balon keliling.

Tapi saya bisa menangkap bahwa apa yang dikatakan, diceritakan anak itu tetap mengingat akan sosok seorang ibu, atau mama yang dia cintai, seperti yang disebut-sebut dalam cerita tadi.

.

Salam Green Borne, ini pengalaman yg tak terlupakan dan iniah yang bisa saya tuliskan.

.

Baru belajar menulis, salahkan bukan salahkah karena tulisan ini tanpa edit….yg jelas apa adanya kata anak itu saya tulis sesuai yang saya dengar dan ingat.

SALAM KOPASIANA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun