Mohon tunggu...
Bambang Tedjo Sungkono
Bambang Tedjo Sungkono Mohon Tunggu... -

biasa tanpa jabatan\r\n\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Maya, Bukan Penyamun

23 Desember 2011   01:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:52 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di tebing tahun ini legenda kata menyerut nyali kidung kidung debu suci penyair.

Pijahan kata menguak mata jendela yang mungkin disetiap sirat terlafal sarat mengaramkan rasa.

Secantik romannya mengemban santun disetiap gelaran naluri imajinasinya meraba, mengulum magma roh rabbani.

Gema disudut catatan sunyi hati, dendam kerinduan, terjal kasih berbara sarat menyapa asma asmapemabuk yang kehausan renungan tuk memercikan air suci dijiwanya.

~

Maya, tundukkanlah raut muka disetiap lengang parit hati pemuja, dendangkan lekuk ranting jari jari tangan diantara pelataran malam.

Teriakkan sekeras petir, bait bait relung dari dasar laut. Raih dan gelorakan jati diri yang tersembunyi dari sebuah sekian tanya. Dan sembunyikan yang seharusnya kau karamkamn dipijakkan telapak kaki.

~

Maya,,, pastikan disana selalu berkata dan jawab sendiri...

Maya,,,


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun