Hari ini Minggu. Dan barangkali, ini adalah Minggu paling tidak mengenakkan dalam hidup saya. Why? Karena sejak pagi hingga Maghrib, mesin air di rumah kontrakan ngambek, tidak mau hidup karena dinamonya terbakar. Jadilah sepanjang hari, dari pagi hingga petang, saya tidak membersihkan diri (baca: mandi)
Ih, jorki!
Baru ketika sudah nyaris pukul 19.00 WIB, mesin air yang sejak siang saya kirimkan ke bengkel, datang. Sudah sehat dan bisa dihidupkan.
Air langsung bisa mengalir deras ke kamar mandi. Tapi saya tidak bisa langsung mandi karena air masih keruh. Efek ketika memasang mesin air, pipanya di goyang-goyang. Sehingga sumur di rumah menjadi tidak jernih. Harus didiamkan beberapa saat hingga tanah dan lumpur kembali ke bawah, mengendap.
Dan sekarang, ketika saya mengetik postingan ini, saya baru saja mandi dan segar sekali rasanya. Selain itu, tubuh juga menjadi lebih wangi dibandingkan sebelumnya. Percaya deh, nggak mandi selama 12 jam itu nggak mengasikkan.
Apalagi sepanjang hari ini, suhu di Bogor sepertinya agak tinggi dan membuat saya selalu berkeringat.
Tadinya, karena nggak bisa mandi dan tentu saja saya tidak mungkin jalan-jalan dengan tubuh begini, saya ingin menghabiskan waktu di rumah saja. Menghidupkan televisi sejak pagi, bernostalgia pada tayangan masa kanak-kanak yang mengasikkan.
Di masa saya, setiap hari Minggu, secara beruntun, saya pasti menyaksikan kartun, mulai dari Doraemon, Detective Conan, Dragon Ball, Inuyasha, Ninja Hatori, dan sebagainya.
Dan dari kesemuanya itu, Dragon Ball adalah satu yang paling saya sukai. Filmnya menarik dan menegangkan. Selain itu, banyak sekali moral yang bisa diambil. Semisal persahabatan, pantang menyerah, gemar berbuat kebaikan, dan sebagainya.
Di serial Dragon Ball, saya ingat betul akan sosok Son Goku. Dia adalah manusia dari kalangan biasa, kasta paling rendah. Tapi karena kerja keras dan kemauannya yang tinggi, dia justru bisa melebihi kekuatannya Bezita –yang konon adalah pangeran dari golongan Saiyya, bangsa petarung.
Son Goku adalah tokoh yang memandang kehadiran musuh kuat sebagai kesempatannya belajar dan meningkatkan diri. Ia tidak takut ketika bumi kedatang Cell, Piccolo (yang kemudian malah menjadi teman), Manusia Iblis Boo, Frieza, Andorid, dan musuh-musuh lain yang lebih tangguh.