Sya’ban sudah di penghujungnya dan Ramadhan hampir nongol ke dunia. Walau pemerintah belum mengumumkan kapan tanggal 1 Ramadhan ditetapkan, tapi Muhammadiyah dengan yakinnya sudah memutuskan, 20 Juli sebagai awal Ramadhan. Tentu hal itu sudah diperhitungkan oleh tim ahli mereka. Silakan bagi yang percaya ikuti! Bagi yang kurang yakin, yuk tunggu saja pengumuman pemerintah.
Tapi saya tidak akan membahas tentang penentuan awal Ramadhan, bukan kapasitas saya. Ingat kalau Rasulullah pernah bilang, “Jika suatu perkara diamanahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran yang akan datang”. Makanya jangan sekali-kali sok tahu! Kalau tidak tahu, ya jujur saja, seperti saya ini, tidak tahu banyak penentuan awal Ramadhan.
Puasa ini wajib dilakukan bagi mukmin, orang yang beriman. Mengapa hanya orang mukmin bukan muslim? Kalau kata guru saya karena puasa ini adalah ibadah hati. Misal, jika anda bertemu sahabat di bulan Ramadhan dan bertanya, “Kamu puasa nggak hari ini?”
Mungkin ia akan menjawab, “Insya Allah puasa!”. Tapi jelas anda tidak pernah tahu sebenarnya ia puasa atau tidak. Inilah maksudnya ibadah hati, hanya orang-orang yang beriman saja yang akan menjalankannya dengan baik karena takut dan harap kepada Allah. Selain itu, puasa itu berat dan hanya orang yang beriman saja yang kuat melaksanakannya dengan sempurna.
Mengingat begitu beratnya puasa ini, maka sepatutnya kita menyiapkan semuanya. Fisik yang baik dan ruhiyah yang mumpuni serta ilmu yang cukup harus disiapkan! Rasulullah bahkan sudah dari dua bulan sebelum puasa sudah menyiapkan kehadiran Ramadhan. Hal ini tercermin dari doanya, Allahumma bariklana fii rajaba wasya’bana wabalighna ramadhona, ya Allah berkahilah aku di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah aku di bulan Ramadhan.
Persiapan Fisik. Persiapan fisik yang baik akan menjaga stamina dan kondisi tubuh selama puasa. Misal dengan rajin berolah raga ringan selama puasa dan menjaga makanan yang bergizi.
Satu hal yang harus diperhatikan adalah kurangi makanan berserat tinggi saat sahur. Mengapa? Makanan berserat akan membuat lambung kita cepat penuh dan merasa kenyang. Padahal ia tidak bisa dimetabolisme dan akan dikeluarkan melalui feses. Akibatnya anda akan kahabisan glukosa lebih awal dan lemas. Makanan yang baik jelas adalah makanan yang bisa menjaga kadar glukosa darah lebih lama.
Persiapan Ruhiyah. Persiapan ruhiyah yang harus disiapkan adalah meningkatkan ibadah kita. Kualitas dan kuantitas shalat, tilawah, dan sedekah ditingkatkan. Sadar ataupun tidak, ibadah kita akan menjadi tameng agar kita terhindar dari maksiat kepada Allah.
Beberapa orang biasanya sudah menetapkan target selama Ramadhan, khatam Quran minimal satu kali, tidak pernah bolong dhuha dan Tahajjud, sedekah minimal 1000 per hari, dan sebagainya. Bagaimana dengan targetan kita? Sudah adakah?
Persiapan Ilmu. Nabi pernah bilang (saya agak sedikit lupa redaksinya), “Jika kamu ingin dunia, maka dengan ilmu. Jika kamu ingin akhirat maka dengan ilmu. Dan jika ingin keduanya (dunia dan akhirat) juga dengan ilmu”. Ilmu adalah kunci segalanya, termasuk puasa. Jangan sampai kita menjadi orang yang dibilang rasulullah, “Banyak orang yang berpuasa, tapi hanya mendapatkan lapar dan haus saja”.
Teringat kalimat dalam sebuah film, The Mechanic, “Victory Love Preparation”, jika kita ingin berhasil maka harus disiapkan jauh-jauh hari. Termasuk ingin menjadi pemenang dalam berpuasa, maka persiapan perlu dilakukan. Rasulullah memang melakukannya jauh hari, tapi tidak terlambat juga menyiapkannya sekarang, dari pada tidak sama sekali.
Kita harus menyiapkan ketiganya, tidak bisa satu-satu dan melupakan yang lainnya. Fisik yang baik tanpa ilmu dan ruhiyah yang prima akan menjadikan puasa hampa dan bahkan mungkin hanya mendapat lapar dan haus saja. Ilmu dan Ruhiyah baik tapi sakit-sakitan juga tidak akan mampu berpuasa. Siapkan ketiganya!
Salam Ukhuwah, SYAIFUL HADI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H