Mohon tunggu...
Bang Syaiha
Bang Syaiha Mohon Tunggu... Guru | Penulis | Blogger | Writer | Trainer -

www.bangsyaiha.com | https://www.facebook.com/bangsyaiha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hey Suami, Belajarlah Menjadi Romantis!

25 Mei 2015   11:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:38 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Boleh jadi benar, bahwa setelah menikah, biasanya hilanglah keromantisan dari seorang lelaki kepada pasangannya. Dia yang dulu –sebelum menikah sering bertanya sudah makan belum? atau hati-hati ya! atau setidaknya pernah bilang have a great day di pagi hari, setelah menikah justeru semuanya hilang. Laki-laki menjadi –seakan, dingin dan tak hangat sama sekali.

Setidaknya, demikianlah yang sering saya dengar dari beberapa teman dan saudara yang sempat curhat. Mereka mengeluhkan suaminya yang berubah sikap. Mengapa bisa demikian?

Bagi seorang lelaki, secara umum berpikiran, adalah hal yang sia-sia mengutarakan itu semua: bilang I love you, kamu cantik, masakanmu enak sekali, atau apalah. Baginya, ia cukup bekerja di luar, mendapatkan uang banyak dan mencukupi kebutuhan keluarga, maka selesai. Di pikirannya, ia harus mencari nafkah. Tidak perlu manis-manis dan romantis, toh mereka sudah menikah, bukti bahwa mereka saling cinta. Jadi buat apa diungkapkan terus-menerus?

Benar, bahwa uang itu penting. Toh, kita nggak akan bisa hidup tanpa uang, bukan? Benar juga, bahwa kita pun tak akan kenyang hanya mendengar ucapan-ucapan manis belaka.

Tapi mengertilah perempuan, ia makhluk ‘halus’ yang butuh kasih sayang. Batin dan perasaannya haus akan kalimat-kalimat manis. Maka dari sekarang, belajarlah berkata:

“Kamu cantik sekali hari ini, sayang.” Untuk ia yang baru saja berdandan setelah mandi di sore hari.

Atau bilang seperti ini, “Masakanmu enak, sungguh, ini hidangan terbaik yang pernah aku makan.” Selepas menghabiskan makan malam berdua.

Setidaknya, belajarlah menggombalinya, ketika ia bilang, “Maaf ya, mas. Malam ini kita cuma makan ini saja.”

Walau di meja makan cuma ada tempe goreng, tumis kangkung, dan sambal, berucaplah, “Orang lain mungkin butuh susu agar hidangannya menjadi empat sehat lima sempurna, tapi buat mas, penyempurna makanan mas cuma kamu. Ini sudah lebih dari cukup kok.”

Amboi, bukankah itu manis sekali?

Bahkan boleh jadi, adegan itu bakal menjadi adegan paling romantis sepanjang dua ribu lima belas ini. Jika ada penghargaannya seperti award-award yang sering ada di televisi, saya yakin adegan tadi bisa masuk nominasi. Dilakukan oleh suami istri, berselimut cinta, berpeluk berkah yang menggelora.

Mencari uang memang penting –pakai banget malah, tapi jangan lupakan sisi lain, bahwa istri kita butuh kalimat cinta yang memanjakan telinganya. Simpel kok, jika dilakukan juga tak butuh waktu lama, hanya beberapa detik saja.

Demikian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun